5 Pelajaran tentang Cinta dari Drakor Was It Love

Hubungan cinta tak selalu mulus, tetapi selalu ada pelajaran bisa dipetik

5 September 2020

5 Pelajaran tentang Cinta dari Drakor Was It Love
hancinema.net

Episode terakhir drama Korea “Was It Love” baru saja rilis di Netflix.

Setelah 16 episode, drama yang dibintangi Song Ji-hyo dan Son Ho-jun ini cukup populer di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia.

Lantas, apa yang membuat drakor ini menarik?

Cek informasinya di Popmama.com berikut ini! 

Sinopsis Was It Love:

Berangkat dari kisah Noh Ae-jeong, seorang single mother yang membesarkan Noh Ha-nee, remaja putri 14 tahun bersama ibunya. Mereka bertiga tinggal di rumah milik Kang Sook-hee, pemilik Suki Bar yang kemudian menjadi sahabat Ae-jeong.

Ae-jeong sejak muda bermimpi menjadi seorang produser film hebat. Namun, perusahaan film tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan setelah CEO Wang kabur meninggalkan setumpuk utang.

Ia pun bertekad membuat film yang diangkat dari novel terlaris milik Cheon Eok-man. Namun, syarat yang dibebankan oleh Goo Pa-do, sang investor, terasa terlalu berat bagi Ae-jeong.

Ia harus membujuk Ryoo Jin, aktor terkenal sekaligus ‘the nation’s boyfriend’ dan Joo Ah-rin, aktris yang dikenal sebagai ‘Asia’s First Love’ sebagai bintang utama.

Di sisi lain, upaya Ae-jeong memproduksi film itu mempertemukannya kembali dengan Oh Dae-oh, nama asli Cheon Eok-man, pacarnya semasa kuliah.

Sementara, Ae-jeong juga berjumpa lagi dengan Oh Yeon-woo, pemuda yang jatuh hati padanya. Ia bekerja sebagai guru olahraga di sekolah Ha-nee.

Mendadak kehidupan Ae-jeong sebagai single mother terasa ‘ramai’ berkat kehadiran empat pria yang berusaha mencuri perhatiannya: Dae-oh, Jin, Pa-do, dan Yeon-woo. Kira-kira siapa yang bakal mendampingi Ae-jeong?

Pelajaran tentang cinta

Menarik untuk disimak, berikut 5 pelajaran tentang cinta dari drakor Was It Love versi  Popmama.com.

Editors' Pick

1. Sibuk berprasangka tak membuat masalah selesai

1. Sibuk berprasangka tak membuat masalah selesai
hancinema.net

Semasa kuliah, hubungan Ae-jeong dan Dae-oh menjadi rumit karena keduanya tidak terbuka satu sama lain.Hasilnya, baik Ae-jeong maupun Dae-oh sama-sama punya prasangka satu sama lain.

Bertindak berdasarkan prasangka maupun asumsi justru tak menyelesaikan masalah yang muncul. Daripada terus berasumsi, lebih baik tanyakan langsung ada apa.

Bagaimanapun juga, kita dan pasangan bukanlah mind reader. Sulit mengetahui apa yang sebenarnya ia pikirkan tanpa bertanya sekaligus mau mendengarkan apa yang akan disampaikan.

2. Cinta perlu diungkapkan, bukan dipendam saja

2. Cinta perlu diungkapkan, bukan dipendam saja
hancinema.net

Jika Yeon-woo terang-terangan menunjukkan perhatian, rasa peduli, sampai perasaan kepada Ae-jeong, hal sebaliknya terjadi pada Ryuu Jin.

Sejak kuliah ia menyukai Ae-jeong. Ia merasa dirinyalah yang lebih dulu bertemu, kenal, dan jatuh hati pada Ae-jeong, bukan Dae-oh.

Sayangnya, Jin tidak berani mengungkapkan perasaannya. Malah Dae-oh yang menjadi pacar Ae-jeong.

Butuh waktu lama bagi Jin untuk menyadari ia perlu menyatakan perasaan kepada Ae-jeong. Meskipun jawabannya tak sesuai harapan Jin.

Dari Jin kita belajar, cinta tak berbalas kadang karena kita melewatkan kesempatan untuk menyatakannya.

Seperti kata pepatah lama, kesempatan emas tak datang dua kali. Tinggal kita berani atau tidak mengambil kesempatan itu.

3. Biasakan diri berbagi perasaan dengan orang dekat

3. Biasakan diri berbagi perasaan orang dekat
hancinema.net

Meski berpacaran, baik Ae-jeong maupun Dae-oh jarang sekali berbagi duka satu sama lain.

Saat orang tua Dae-oh mengalami kesulitan di kampung, ia malah memendam masalahnya sendiri. Bahkan, masalah tersebut membuat ia menghindar dari Ae-jeong.

Begitu pula dengan Ae-jeong. Mengetahui dirinya mengandung tak membuatnya segera memberi tahu Dae-oh.

Sekalipun situasi mereka berdua ketika itu sulit, keduanya malah merahasiakan perasaan dan masalah masing-masing.

Padahal, membiasakan diri berbagi perasaan dengan orang dekat akan justru membuat kondisi psikologis lebih baik.

Pasangan, keluarga, atau sahabat tentu siap mendengarkan curhat kita kapan saja. Perasaan lega, pikiran pun lebih ringan.

4. Mencintai diri sendiri itu perlu

4. Mencintai diri sendiri itu perlu
hancinema.net

Ae-jeong fokus membesarkan Ha-nee. Ia menjalankan peran sebagai ibu sekaligus ayah untuk putri tunggalnya.

Sampai ia lupa untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri: dicintai dan mencintai seseorang yang spesial.

Sang ibu merasa kini waktunya Ae-jeong memperhatikan diri sendiri, termasuk membangun kembali hubungan cinta. Hal serupa juga dikatakan Ha-nee pada ibunya.

Memang menjadi single parent itu tidak mudah ya, Ma. Terbayang perjuangan Ae-jeong bekerja keras membesarkan Ha-nee.

Namun, peduli pada diri sendiri bukanlah suatu kesalahan, justru sebuah keharusan.

5. Jujur sejak awal lebih baik, meski terasa pahit

5. Jujur sejak awal lebih baik, meski terasa pahit
hancinema.net

Keputusan Ae-jeong untuk tetap diam, menyimpan fakta siapa ayah Ha-nee, dan memendamnya sendiri bertahun-tahun ternyata malah membuat Ha-nee sedih.

Ha-nee sempat salah mengira siapa ayahnya. Namun, mengetahui sosok ayah kandungnya tak lantas membuat ia bisa menerima kehadiran sang ayah.

Menutupi sesuatu demi kebaikan diri dan orang lain dengan kebohongan tak selalu berjalan sesuai yang kita kira. Apalagi, jika berkaitan dengan orang terdekat seperti pasangan dan keluarga.

Kejujuran terasa pahit awalnya. Namun, ketika kebenaran terungkap, justru kita bisa bersama-sama mencari solusi terbaik.

Itu versi Popmama. Bagaimana dengan versi Mama? Ditunggu komentarnya ya!

Baca juga: 

The Latest