Jangan Dulu Emosi, Ini 7 Cara Kendalikan Marah Terhadap Anak

Apapun kenakalannya, coba kendalikan dulu rasa marah Mama

25 November 2020

Jangan Dulu Emosi, Ini 7 Cara Kendalikan Marah Terhadap Anak
Freepik/Fwstudio

Menghadapi anak yang bertumbuh semakin besar, tentu makin ada-ada saja ya, Ma, perilakunya. Sebagian dari perubahan perilaku ini seringkali juga membuat Mama emosi.

Terlebih jika kata-kata rasanya sudah tidak mempan dan kesalahan yang sama terus dilakukan oleh anak. Saat Mama juga sedang lelah, emosi pun seperti tak bisa lagi ditahan.

Akibatnya, Mama jadi hilang kendali dan marah besar. Namun sesudahnya, tersirat rasa menyesal dan hubungan dengan anak kadang-kadang juga ikut terpengaruh.

Tahan dulu, Ma. Simak cara-cara mengendalikan marah terhadap anak berikut ini dari Popmama.com, supaya Mama bisa lebih tahan terhadap emosi yang datang:

1. Perhatikan nada bicara dan pemilihan kata

1. Perhatikan nada bicara pemilihan kata
Freepik

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tenang Mama berbicara, maka semakin tenang juga perasaan Mama. Selain itu, semakin tenang juga orang yang Mama ajak bicara untuk menanggapinya.

Begitu juga sebaliknya, apabila Mama meninggikan nada bicara dan mengeluarkan kata-kata kasar, situasi pun akan menjadi lebih tegang.

Hal ini berlaku pula saat Mama bicara dengan anak. Apabila Mama tetap tenang dan mampu mengendalikan marah, anak pun akan bisa lebih tenang dan terkendali, dibandingkan jika Mama berteriak-teriak.

Ingat, Ma. Mama memiliki kekuatan untuk menenangkan atau membuat marah diri sendiri, terutama mengontrol nada suara dan memilih kata-kata.

2. Tarik napas dalam

2. Tarik napas dalam
Freepik/Yanalya

Cara ampuh lainnya untuk mengendalikan amarah adalah dengan menarik napas dalam, terutama saat emosi Mama sudah mulai semakin tinggi. Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan semuanya.

Di momen ini, Mama juga memanfaatkan waktu untuk memikirkan secara detail apa yang ingin dikatakan atau dilakukan.

Tarik napas dalam, kemudian tahan selama 5 detik baru kemudian hembuskan. Lakukan sampai Mama benar-benar merasa tenang dan tak lagi diselimuti emosi.

Editors' Pick

3. Buat slogan antimarah di pikiran Mama

3. Buat slogan antimarah pikiran Mama
Freepik/Nensuria

Apa kalimat yang paling bisa mengetuk hati Mama agar tak meluapkan emosi secara menggebu-gebu? Simpan slogan tersebut dalam pikiran Mama dan ingatlah saat rasa marah mulai datang.

Misalnya ‘marah tak membuat anak menjadi mengerti’ atau ‘tetap tenang dan kendalikan situasi. Apapun kata-kata apa yang Mama pahami, simpan selalu menjadi prioritas Mama.

4. Pikirkan tentang efek marah pada anak

4. Pikirkan tentang efek marah anak
Freepik/PeopleCreations

Marah dan berteriak sesaat sampai si Kecil terdiam mungkin rasanya melegakan ya, Ma? Tapi ingat, ini hanya berefek sesaat. Bisa jadi ada rasa sedih atau kecewa yang tersimpan dalam diri anak, lho.

Apabila anak terus mengingatnya, bukan tidak mungkin ini menjadi trauma dan mengubah hubungan Mama dengannya di kemudian hari.

Anak juga bisa jadi tertutup dan tidak percaya diri apabila terus mendapatkan perlakuan kasar dan dimarahi terus-menerus. Jadi, coba tahan dulu amarah Mama dan ingat kembali tentang efek emosi berlebihan pada anak, ya.

5. Menjauh sesaat

5. Menjauh sesaat
Freepik/PeopleCreations

Saat amarah benar-benar sulit dikendalikan sementara anak terus melawan, cobalah untuk menjauh sesaat, Ma. Salah satunya Mama bisa ke kamar mandi dan mencuci muka sejenak, baru kemudian menghadapi anak lagi.

Ini adalah cara yang bisa Mama lakukan untuk tetap mengendalikan amarah dan tetap tenang. Ya, menenangkan diri sejenak penting dilakukan supaya emosi Mama tidak semakin meluap-luap menghadapi anak.

6. Pelajari lagi penyebab anak melakukan kesalahan

6. Pelajari lagi penyebab anak melakukan kesalahan
Pexels/Pixabay

Anak terus-menerus mengganggu adiknya, bahkan sampai menangis? Sebelum memarahi dan menuduh anak yang tidak-tidak, coba pikirkan dulu apa sebenarnya yang menjadi pemicu hal itu terjadi.

Mungkin saja anak hanya ingin mencari perhatian Mama atau tidak lagi merasa disayang sejak kehadiran adik dalam hidupnya.

Setidaknya luangkan waktu selama 10 menit untuk mencari tahu penyebab anak melakukan kesalahan tersebut. Dengan begitu, Mama bisa menempatkan diri di posisi anak dan tidak menuduh macam-macam. Ingat, kata-kata tuduhan juga bisa membuat anak merasa sakit hati lho, Ma.

7. Hindari hukuman fisik

7. Hindari hukuman fisik
Pexels/Austin Guevara

Apapun kesalahan yang dilakukan anak dan seberapa besar pun rasa marah Mama, hindari melakukan hukuman fisik pada anak. Termasuk di antaranya memukul, mencubit atau bahkan melempar benda.

Journal of Psychopathology menyebutkan bahwa memukul dan semua hukuman fisik lainnya memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. Dampak ini bahkan bisa berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, American Academy of Pediatrics sangat menganjurkan Mama untuk tidak melakukannya.

Nah, semoga cara-cara ini bisa membuat Mama lebih tenang menghadapi anak dan bisa mengendalikan emosi lebih baik, ya.

Baca juga:

The Latest