Pexels/RDNE Stock project
Selama ini, tidak sedikit orang yang masih menganggap kalau silent treatment dan cooling off adalah sama. Nyatanya, kedua hal tersebut sangat berbeda lho, Ma.
dr. Santi menjelaskan, cooling off dilakukan tidak bertujuan untuk mengabaikan atau menghukum, tetapi untuk mencegah konflik yang lebih buruk. Sementara itu, silent treatment sering digunakan sebagai strategi untuk mendapatkan kontrol atau membuat orang lain merasa bersalah.
"Orang yang mengambil jeda biasanya mengatakan, 'Aku butuh waktu sebentar untuk menenangkan diri sebelum kita lanjut bicara'," kata Santi mencontohkan orang yang melakukan cooling off.
Selain itu, cooling off tidak dilakukan dengan mengabaikan sepenuhnya, tetapi memberi tahu alasan jeda. Itu tidak seperti silent treatment yang secara sengaja tidak merespons atau mengabaikan orang lain sebagai bentuk hukuman, penarikan diri, atau cara untuk mendapatkan kekuasaan dalam hubungan.
Lebih lanjut, dr. Santi juga menjelaskan bahwa ketika cooling off usai, ada usaha yang dilakukan untuk mendengarkan satu sama lain dengan lebih baik. Hal ini tentu dapat membantu mengurangi kesalahpahaman.
"Jika dilakukan dengan sehat, cooling off bisa menjadi strategi yang efektif dalam menjaga hubungan tetap kondusif, terutama saat menghadapi konflik emosional," pungkas Santi.
Jadi, itulah rangkuman singkat tentang perbedaan silent treatment dengan cooling off. Semoga informasi kali ini bisa menambah wawasanmu dan pasangan, ya.