Masih ada yang bertanya-tanya terkait perselingkuh dan zina dalam sebuah hubungan. Berikut permbahasan terkait perspektif mengenai selingkuh dari beberapa agama, antara lain:
Islam
Dalam Islam, zina dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap aturan agama. Al-Qur'an mengatur tentang zina dan hukumannya, seperti yang terdapat dalam Surat Al-Isra [17:32] dan Surat An-Nur [24:2] yang berbunyi.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." - Al-Isra [17:32]
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman." - An-Nur [24:2]
Selingkuh dalam Islam dianggap sebagai bentuk zina dan dapat dikenai hukuman sesuai dengan ketentuan agama.
Kristen
Dalam agama Kristen, pernikahan dianggap sebagai ikatan suci antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Selingkuh dianggap sebagai pelanggaran terhadap janji pernikahan dan nilai-nilai moral Kristen.
Meskipun istilah "zina" tidak sering digunakan secara langsung, konsep pengkhianatan dan pelanggaran moral tetap relevan dalam konteks ini.
Hindu, Buddha, dan agama-agama lainnya
Terdapat variasi pandangan terhadap selingkuh dan zina. Dalam beberapa agama lainnya, pernikahan dianggap sebagai hal yang dianggap sakral, sementara selingkuh dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip etika.