Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Unsplash/Kevin Wolf
Unsplash/Kevin Wolf

Sebagai makhluk sosial, manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjalin suatu ikatan dengan makhluk hidup lainnya. Ikatan yang dibentuk manusia kerap kali dilandasi oleh sikap untuk saling peduli dan perhatian, sehingga dapat terbangun suatu koneksi yang terkondisikan menjadi sebuah hubungan atau relasi.

Terdapat berbagai bentuk hubungan yang dapat dibangun oleh manusia dengan lingkungan sosialnya. Jika dalam konteks hubungan yang intim dengan lawan jenis, beberapa pasangan dapat melandasinya dengan komitmen yang kuat ataupun hanya membangun hubungan sesaat saja.

Di samping itu, ada yang membangun relasi dengan mencoba berbagai tipe hubungan sekaligus dan ada pula yang menjalaninya secara bertahap. Hubungan intim tidak selalu berorientasi pada perilaku seksual. Jika dilihat dari perspektif disiplin ilmu psikologi sosial, hubungan intim dibahas sebagai relasi yang melibatkan suami atau istri, orang dewasa, pasangan kencan, dan kekasih.

Kini ada rumor yang menyebutkan bahwasanya rasa cinta dan 'suka' pada seseorang atau pasangan itu hanya bertahan pada 12 bulan.

Nah, berikut ini Popmama.com rangkum penjelasan detail tentang rasa cinta pada pasangan hanya bertahan 12 bulan. Kira-kira benar apa nggak, ya? 

Yuk, disimak detailnya!

Rasa Cinta pada Pasangan Hanya Bertahan 12 Bulan

Unsplash/Mary Sill

Dilansir dari Daily Mail, peneliti menemukan temuannya kalau senyawa dalam otak yang memproduksi rasa bernama cinta itu hanya bertahan selama 12 bulan.

Penelitian tersebut dilakukan di University of Pavia, Italia. Mereka melakukan pengamatan pada tiga kelompok, pasangan yang baru menjalani hubungan selama enam bulan, pasangan yang sudah berjalan selama setahun atau lebih, dan seorang single.

Hasilnya, mereka yang berada di fase awal penuh gairah itu memiliki level protein bernama Nerve Growth Factor (NGF) melonjak drastis. Sementara itu, pada pasangan yang sudah menjalin hubungan dalam jangka waktu lama, level NFG itu justru kembali seperti semula, seperti orang-orang yang memiliki status single.

Awal yang Romantis karena Ketergantungan Terhadap Euforia

Unsplash/Dhaya Eddine Bentaleb

Pemimpin penelitian, Enzo Emanuele mengatakan bahwa terdapat peningkatan level NGF saat jatuh cinta.

Ini dapat berkaitan dengan perasaan spesifik seperti di fase awal romantis yang intens, seperti ketergantungan secara emosional dan eforia berlebihan, atau disebut dengan kegembiraan.

Tahap Cinta Romantik Terjadi pada Kurun Waktu 12-18 Bulan

Unsplash/Nick Fewings

Hal senada dilayangkan melalui penelitian Indonesian Journal of Veterinary Science and Medicine, Institut Pertanian Bogor menjelaskan bahwa pada manusia tahap awal dari cinta romantik berkurun waktu 12-18 bulan saja.

Penelitian tersebut diungkap sebab pilihan jatuh cinta pada manusia diargumentasikan bahwa cinta berkaitan dengan proses neurobiologi. Selain itu, dapat dilihat dengan menggunakan neuroimagting. Dengan begitu, memungkinkan untuk melihat perubahan-perubahan pada otak selama proses cinta berlangsung.

"Karena pada manusia cinta romantik adalah karakteristik dari pasangan yang disukai dan jatuh cintaa juga ditunjukan oleh beberapa perilaku, maka cinta romantik pada manusia mengikuti mekanisme neurobiologi," kata penelitian yang diungkap secara tertulis.

Nah, itulah beberapa fakta terkait penelitian rasa cinta pada pasangan hanya bertahan 12 bulan. Sudah terjawab ya, Ma. Maka dari itu, setiap pasangan harus memiliki usaha yang lebih untuk mempertahankan dan memperjuangkan rasa cinta masing-masing.

Editorial Team