Tahlilan adalah salah satu tradisi yang berkembang di kalangan umat Islam di Indonesia. Hal ini sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk orang yang telah meninggal.
Berdasarkan buku Bimbingan Praktikum Ibadah oleh Prof. Dr. H. Abuddin Nata, keluarga yang ditinggalkan akan membuat jadwal penentuan hari, bulan, tempat, dan tamu yang diundang.
Saat tahlilan, nama-nama almarhum atau almarhumah sudah ditetapkan oleh keluarga yang ditinggalkan. Setelah itu, pihak keluarga almarhum atau almarhumah akan menyiapkan hidangan-hidangan untuk para tamu. Setelah persiapan tersebut sudah selesai, pihak keluarga akan mengundang ustadz untuk memimpin tahlil.
Bacaan bacaan doa yang ada saat tahlilan dimulai dengan surat pendek Al-Falaq dan Surat An-Nas, lalu dilanjutkan dengan bacaan-bacaan sebagai berikut.
“Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh... Astaghfirullahal 'adzim (3×)”
“Ila hadratin nabiyyina Muhammadin syai'un lillāhi lahumud fâtihah”
“Tsumma ila arwahi abi bakrim, wa 'imar, wa 'utsman, wa 'ali, syain lillahi lahumul fatihah”
“Tsumma ila arwahi wa arwahi .... (disebutkan nama-nama almarhum dan almarhumah), syai'un lillähi laharal fatihah”
“La ilaha illallahu wallahu akbar ... gulhurullah ahad ... allahush shamad, lam yalid wa lam yalad, walam yakun lahu kufuwan ahad... (2x)”
“La ilaha illallahu wallahu akbar... qul 'audzu birabbil falaq, min syarri ma khalaq wa min syarri ghasiqin idza waqab, wa min syarrin naffâtsäti fil uqadi, wa min syarri hasidin idza hasad (2x)”
“La ilaha illallahu wallahu akbar... qul 'aūdzu birabbinnâs malikinnnås ilahinnas min syarril waswasil khannas, alladzi yuwaswisu fi sudurinnas minal jinnati wannās... (2x)”
“La ilaha illallahu wallahu akbar”