A Normal Woman bukanlah kolaborasi pertama antara Marissa Anita dan Lucky Kuswandi. Sebelumnya, mereka telah bekerja sama dalam film Selamat Pagi, Malam (2014), di mana Marissa memerankan seorang perempuan urban yang tersesat dalam hiruk-pikuk malam Jakarta, dan dalam Ali & Ratu Ratu Queens (2021), yang membawa tema keluarga lintas budaya di New York.
Dalam A Normal Woman, chemistry keduanya semakin matang. Lucky memberi ruang bagi Marissa untuk mengekspresikan emosi secara subtil, dan Marissa pun tampil sangat mendalam, memainkan karakter yang perlahan-lahan kehilangan kontrol atas tubuh dan pikirannya.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa keduanya memiliki visi yang selaras dalam menciptakan karakter perempuan yang kompleks, kuat, dan emosional.
Itulah deretan fakta Dion Wiyoko dan Marissa Anita dalam film A Normal Woman. Disutradarai oleh Lucky Kuswandi, film ini menyuguhkan drama psikologis yang penuh simbol, emosi, dan kritik sosial. Penampilan Marissa Anita sebagai Milla yang rapuh namun kuat, serta Dion Wiyoko sebagai suami yang pasif namun menyimpan konflik batin, menjadi kekuatan utama film ini.
Lewat visual yang estetis dan narasi yang intens, A Normal Woman mengajak penonton menyelami sisi gelap dari tekanan sosial yang sering kali disembunyikan di balik kehidupan yang tampak “normal”.
Film ini bukan sekadar kisah rumah tangga, tetapi juga cermin dari perjuangan batin perempuan dalam mencari kebebasan diri.