3 Fakta Ending Novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur

Kiran tumbuh dewasa dengan keyakinan terhadap agamanya sudah begitu rusak. Karena keyakinannya, Kiran seolah merasa selalu mendapatkan feedback yang selalu negatif dari Sang Pencipta. Ia bahkan diperlakukan dan dipandang oleh orang di sekitarnya secara tidak manusiawi.

Setelah melewati fase-fase yang mengguncang keimanan, Kiran melewatinya dengan kembali bertaubat. Taubat yang membawanya kembali, namun tidak sepenuhnya suci. Kiran kembali dengan sedikit masa lalu yang masih melekat.

Kiran diceritakan sebagai sosok anak yang disayangi papanya. Meskipun kondisinya sakit-sakitan, sang papa tetap memberikan yang terbaik untuk Kiran. Namun, Kiran memilih jalan yang menyimpang dan membuat sang papa meninggal dunia.

Kiran begitu merasa kehilangan setelah kejadian itu. Rasa kehilangan tersebut membuat Kiran hampa dan ditambah sudah melalui fase-fase yang menyakitkan.

Bisa dikatakan bahwa dari momen kehilangan orang tersayang ini menjadi titik balik untuk sosok Kiran. Keputusan Kiran untuk kembali ke jalan yang lebih baik untuk kehidupannya.

Setelah Kiran menekuni profesi barunya sebagai pelacur, Kiran selalu merasa dirinya munafik. Ia merasa dengan keyakinannya bertentangan dengan apa yang dilakukan sejauh ini. Kiran merasa semua orang telah berbuat jahat kepadanya, seolah hanya untuk memenuhi kepuasan nafsunya.

Kiran akhirnya memutuskan untuk membalaskan semua perlakuan tersebut kepada sosok-sosok yang pernah menyakitinya. Seperti salah satu pejabat yang pernah menjadi pelanggan Kiran. Kiran menyebarkan dan membuka aibnya dengan menyebarkan video yang tak senonoh, sehingga menjadi viral.

Nah, kira-kira seperti itulah rangkuman terkait fakta ending novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Semoga Mama dan Papa bisa mengambil hikmah dari novel yang satu ini setelah membacanya, ya.