9 Fakta Keluarga Nino RAN, Istrinya Dokter Gigi

Nino RAN terlahir dengan nama asli Anindyo Baskoro pada 21 November 1987. Ia adalah putra sulung dari pasangan Agung Setyo Wicaksono dan Sita Ari Purnama. 

Nino memang anak pertama dari empat bersaudara. Nino memiliki adik perempuan bernama Nurani Pertiwi serta adik kembar laki-laki bernama Sunjoyo Jatmiko dan Sanjoyo Waskito. 

Dua di antara adik Nino merupakan sosok anak kembar yang sering disapa Tito dan Kiko. Lahir pada 28 Juli 1998, kini Tito dan Kiko telah beranjak dewasa serta telah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi di sebuah universitas ternama. 

Pasca lulus SMA, adik kembar Nino Kayam melanjutkan pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan. Tito menempuh jurusan Manajemen, sedangkan Kiko kuliah jurusan Hubungan Internasional.

Meskipun tak terjun ke industri entertainment seperti sang kakak, Tito dan Kiko tetap sukses dengan pilihan karier mereka. 

Nino Kayam bukan berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia musik. Tapi, orangtuanya adalah sosok penikmat musik yang sering mendengarkan single-single musisi tanah air. 

Mamanya Nino Kayam sering mendengarkan lagu grup musik Kahitna saat melakukan perjalanan menggunakan mobil. Saat duduk di bangku SMA, Nino dihadapkan dengan dua pilihan antara seni musik dan seni rupa. 

Meskipun awalnya lebih giat pada seni rupa, namun minat Nino berubah menjadi seni musik karena melihat keseruan ujian seni musik yang berlangsung di sekolahnya. Dengan sigap, Nino langsung meminta izin dari seni rupa ke seni musik. 

Nino RAN sempat bercerita bahwa ia sering bolos dan sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran sekolah. Hingga kemudian papanya berusaha mencari tahu bakat putranya tersebut. 

Untuk memancing jiwa seni anaknya, sang papa tiba-tiba mengikuti les gitar, belajar menjadi disjoki, hingga kursus drum. Semua hal itu dilakukan papanya Nino dengan harapan anaknya bisa tertarik untuk mencoba juga. 

Terbukti, Nino kemudian penasaran juga untuk mengikuti apa yang dilakukan papanya. 

Nino Kayam menyampaikan kabar duka atas kepergian sang papa melalui akun Instagram miliknya. Ia mengunggah video hitam-putih sang papa yang sedang bermain biola.

Agung Setyo Wicaksono meninggal dunia pada Minggu, (4/10/2020) dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Sebagai penghormatan terakhir pada papanya, kala itu Nino ikut turun ke liang lahat dan mengazaninya. 

Sebelum mengembuskan napas terakhir, Agung Setya Wicaksono sempat mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Meskipun tak diketahui secara detail, kompilkasi penyakit menjadi salah satu penyebab meninggalnya papanya Nino. 

Asta dan Rayi sempat mengenang kepergian Agung Setyo Wicaksono selaku papanya Nino yang berjasa dalam pembentukan grup musik RAN. Hobi Rayi, Asta, dan Nino dalam membuat lagu itu didukung oleh mendiang Agung Setyo. 

Suatu ketika, papanya Nino membawa demo lagu mereka ke perusahaan rekaman. Momen ini menjadi awal karier RAN di industri musik. 

Asta sendiri merasakan bahwa papanya Nino adalah sosok yang membuatnya yakin dan bersemangat untuk menjalani karier di industri musik. Ia mengaku bahwa Agung Setyo adalah sosok yang senang merangkul orang-orang dan memiliki aura positif. 

Setahun setelah kepergian papanya, Nino RAN merilis lagu terbaru berjudul 'Nikmati Rindunya'. Lagu tersebut ia ciptakan untuk mengenang papanya, Agung Setyo Wicaksono. 

Kepergian sang papa meninggalkan banyak kesedihan dan kerinduan yang mendalam bagi Nino. Untuk itu, 'Nikmati Rindunya' jadi ekspresi kerinduan Nino pada sang papa. 

Lagu ini terinspirasi dari banyaknya kabar duka teman-teman dekat Nino yang kehilangan orang tercinta saat pandemi, termasuk dirinya yang akhirnya menjadi sebuah karya musik. 

Nino RAN adalah cucu dari budayawan ternama, Umar Kayam. Selain dikenal sebagai akademisi dan penulis novel, Umar Kayam sempat menjadi bintang film dan terlibat di sejumlah layar lebar. 

Ia pernah memerankan Presiden Soekarno pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI. Umar Kayam juga berperan menjadi pemeran pembantu dalam Karmila (1974) dan Kugapai Cintamu (1976). 

Kakek Nino Kayam ini juga pernah menulis skenario film berjudul Yang Muda Yang Bercinta. Skenario tersebut difilmkan oleh Sjumandjaja pada 1977. Lebih lanjut, Umar Kayam menulis skenario Jalur Penang dan Bulu-Bulu Cendrawasih. 

Umar Kayam mengembuskan napas terakhir pada 16 Maret 2002 karena sakit pendarahan usus besar. Ia dirawat di MMC sejak 1 Maret 2002. Empat hari berikutnya, kondisi Umar semakin menurun. 

Nino Kayam resmi mempersunting sang kekasih, Dhabitannisa Auni pada Jumat, (20/9/2024). Ia mengunggah potret dirinya mengenakan beskap putih dengan blankon, busana pengantin adat Jawa. 

Acara pernikahan Nino Kayam dikabarkan berlangsung di Hotel Westin, Jakarta Selatan. Kabar pernikahan ini cukup mengejutkan banyak penggemar. Sebab, selama ini Nino nyaris tak pernah mengumbar kemesraan dengan Dhabitannisa. 

Istri Nino Kayam bukan berasal dari kalangan selebriti. Perempuan tersebut berprofesi sebagai dokter gigi. 

Itulah sederet fakta keluarga Nino RAN yang telah dirangkum. Kini anggota keluarga Nino bertambah sejak ia resmi mempersunting sang kekasih, Dhabitannisa.

Kita doakan semoga keluarga Nino RAN senantiasa diberikan kebahagiaan dan keharmonisan, ya..