9 Fakta Perjuangan Orangtua Bayi yang Tertukar, Penuh Haru

Sebagai informasi, Siti dan Dian melahirkan pada hari yang berdekatan. Diketahui Siti melahirkan lebih dulu pada 18 Juli 2022 lalu. Kemudian, Dian melahirkan keesokan harinya pada 19 Juli 2022.

Bayi laki-laki yang dilahirkan Siti merupakan anak keempatnya. Sementara itu, Dian melahirkan bayi laki-laki pertamanya.

Atas viralnya kasus bayi yang tertukar, kedua orangtua diundang ke podcast milik Deddy Corbuzier untuk mengungkap perjalanan kasus tersebut dari awal hingga akhirnya bayi keduanya benar tertukar.

Rupanya, Siti menyadari jika ada yang salah saat ia beranjak pulang dari rumah sakit. Ketika menggendong bayinya, Siti merasa janggal karena melihat fisiknya yang tidak sama seperti saat setelah ia melahirkan.

Menurut penuturan Siti, ia baru bertemu dengan bayinya pada 19 Juli. Ia sempat menyusui dan mengganti popok bayinya sebelum akhirnya dikembalikan lagi ke ruang rawat bayi.

"Jadi awalnya pas saya mau pulang setelah bayi dikasih ke saya itu berbeda dari yang semalam saya gendong (setelah lahiran)," jelas Siti dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (5/9/2023).

Merasa janggal setelah melihat bayinya, Siti protes dengan suaminya karena menggendong bayi yang salah. Namun, suaminya justru bersikukuh jika itu tak benar dan percaya rumah sakit telah memberikan pelayanan yang terbaik.

Akhirnya, Siti menerima begitu saja dan pulang bersama suaminya. Meski begitu, ada perasaan gelisah dalam diri Siti walau telah membawa anaknya pulang.

"Tapi hati tetap merasa janggal bahwa bayi itu anak saya atau bukan, merasa gelisah," ucapnya.

Di sisi lain, Dian yang melahirkan sehari setelah Siti tak memiliki kekhawatiran. Namun, ia heran lantaran tak diberi kesempatan untuk skin to skin dengan bayinya.

"Pas tanggal 19 emang cuma dikasih lihat aja 'ibu ini bayinya ya'. Tapi nggak dikasih buat menyusui juga, nggk skin to skin," ungkap Dian.

Selang sehari, Dian kembali dipertemukan oleh bayinya. Saat itu, ia tak tahu jika bayi yang ia lihat merupakan anak dari Siti.

"Karena tanggal lahirnya beda, bu Siti 18 saya 19, pas tanggal 20 itu emang udah bayinya bu Siti yang dikasih," terangnya.

Rasa gelisah yang dialami Siti semakin terbukti saat melihat nama gelang di bayinya. Rupanya, nama di gelang bayinya tak sesuai dengan nama dirinya. Diakui Siti, nama pada gelang bayinya tertulis dengan nama Dian, bukan Siti.

"Soalnya itu saudara sama suami yang dengar bahwa saat bahas gelang itu bukan ibu Siti, tapi ibu Dian Hartono," urainya.

"Tapi herannya kenapa tetap dikasih. Harusnya ada kesalahpahaman atau gimana," sambungnya.

Untuk memastikan kebenarannya, Siti meminta lakukan tes DNA di rumah sakit tempat ia melahirkan. Namun, Siti menyebut pihak rumah sakit seakan menutupi dan mempersulit saat memaksa tes DNA.

Tak kunjung datang mendapat kepastian, Siti meminta bantuan saudaranya yang merupakan seorang pengacara. Akhirnya, saudaranya berhasil memaksa pihak rumah sakit untuk melakukan tes DNA terhadap Siti.

Kasus yang dipermasalahkan Siti ternyata sampai ke telinga Dian. Padahal Dian tak menaruh rasa curiga karena gelang pada bayinya tertulis atas nama dirinya.

Kasus ini semakin rumit lantaran ada dua gelang bayi dengan nama Dian. Siti yang meminta gelang bayi atas namanya tak digubris oleh perawat rumah sakit, sehingga membuatnya kesal.

Kasus bayi tertukar ini baru terungkap usai satu tahun Siti melahirkan. Ia awalnya memang curiga karena bayi yang dibawa dari rumah sakit bukanlah anak kandungnya.

Siti mengaku baru berani speak up setelah satu tahun karena bingung untuk melakukan proses hukum. Apalagi ia kesulitan memprotes rumah sakit karena laporannya selalu tak ditanggapi.

"Karena kita rakyat kecil jadi nggak tau cara menempuh rumah sakit, kita juga nggak ditanggapi pas di rumah sakit, jadi takut," pungkas Siti.

Dikarenakan ada rasa kekhawatiran yang semakin memuncak, akhirnya tes DNA dilakukan terhadap Siti, Dian dan bayi mereka.

Setelah dilakukan tes DNA secara menyilang, disimpulkan jika bayi tersebut memang tertukar dari orangtua biologisnya. Hal ini membuat Siti dan Dian merasa syok karena satu tahun bayi mereka tertukar.

Tahu bayinya tertukar, Siti dan Dian harus melalui proses yang tak mudah untuk kembali bonding dengan anak-anak mereka. Dibutuhkan serangkaian proses supaya bayi tersebut mengenal orangtuanya.

"Itu ada proses asesmen. Jadi sekarang itu kita pertemuan dulu di Polres, lalu kita bonding dulu sama anak dan keluarga. Kemudian ada pertemuan-pertemuan," tandas Dian.

Nah, itu tadi sejumlah fakta perjuangan orangtua bayi yang tertukar. Usai setahun bersama, Siti dan Dian harus menerima jika anak yang mereka asuh telah tertukar.

Berkaca kasus di atas, semoga tak ada lagi peristiwa bayi tertukar di kemudian hari, ya.