5 Ciri Istri Terbaik Menurut Rasul, Ganjaran Surga Telah Menanti

Rasulullah SAW pernah bersabda tentang ciri perempuan yang paling baik, apakah kamu termasuk?

3 Januari 2024

5 Ciri Istri Terbaik Menurut Rasul, Ganjaran Surga Telah Menanti
Pixabay/Harmoniapictura

Kamu mungkin pernah bertanya-tanya apakah kamu sudah menjadi istri yang baik bagi suami. Hal ini dilakukan semata-mata karena kamu mencintai suamimu dan ingin memberikan yang terbaik baginya.

Akan tetapi, kamu mungkin tidak menemukan indikator yang menentukan apakah kamu sudah menjadi istri yang baik atau belum. Dalam pandangan Islam, Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai kriteria istri terbaik.

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata:

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah saw., “Siapakah perempuan yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (HR An-Nasai dan Ahmad)

Jika melihat hadis di atas, kamu sudah bisa menemukan tiga kriteria yang harus dimiliki seorang istri. Kemudian, bagaimana dengan penjelasannya?

Nah, kali ini Popmama.com akan membahas tentang ciri istri terbaik menurut rasul secara lebih detail. 

1. Menyenangkan jika dipandang suami

1. Menyenangkan jika dipandang suami
Pexels/Yan Krukau

Sudah sepantasnya seorang istri menjadi penyejuk pandangan suami. Hal ini bukan hanya semata soal kecantikan fisik, tetapi juga lebih kepada kecantikan yang bersumber dari dalam diri istri.

Namun, bukan berarti berhias diri itu tidak perlu. Berhias diri sangat diperlukan, apalagi pada saat tertentu. Tujuannya agar suami senang dan semakin sayang. 

Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Umar bin Khathab

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR Abu Dawud)

Islam tidak hanya memerintahkan istri untuk menghiasi diri dengan akhlak yang baik, tetapi juga memerintahkan istri untuk merawat diri dan berpenampilan baik di hadapan suaminya. Hal ini harus ditunaikan seorang istri karena merupakan bagian dari hak suami.

Oleh karena itu, berhias dan merawat diri bagi seorang istri untuk suaminya bernilai ibadah. Istri pun mewujudkan kasih sayang dengan menjalankannya.

Dari Jabir bin Abdillah ra., Nabi mengingatkan, “Apabila kalian pulang dari bepergian di malam hari, maka janganlah engkau menemui istrimu hingga dia sempat mencukur bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya yang kusut.” (HR Bukhari)

An-Nawawi mengatakan,

Dalam hadis ini terdapat dalil bahwa istri tidak boleh membuat suaminya lari darinya atau melihat sesuatu yang tidak nyaman pada istrinya sehingga menyebabkan permusuhan di antara keduanya. Hadis ini juga dalil bahwa selama suami ada di rumah, perempuan harus selalu berpenampilan baik dan tidak meninggalkan berhias, kecuali jika suaminya tidak ada (Syarh Shahih Muslim).

Editors' Pick

2. Menaati jika diperintah

2. Menaati jika diperintah
Freepik/freepik

Perintah istri untuk taat pada suami banyak terdapat dalam hadis. Perlu diingat kalau taat pada suami merupakan salah satu kewajiban istri. Bahkan, ditegaskan dalam salah satu hadis, akan dibukakan pintu surga dan bisa masuk dari pintu mana pun ketika istri taat pada suami. 

Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah Swt., maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya selain istri yang salihah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, rida bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah)

Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu mempunyai istri yang salihah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, dan jika diperintah, maka ia menaatimu.” (HR Hakim)

Allah SWT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 34:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوۡنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعۡضَهُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ وَّبِمَاۤ اَنۡفَقُوۡا مِنۡ اَمۡوَالِهِمۡ​ ؕ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ​ ؕ وَالّٰتِىۡ تَخَافُوۡنَ نُشُوۡزَهُنَّ فَعِظُوۡهُنَّ وَاهۡجُرُوۡهُنَّ فِى الۡمَضَاجِعِ وَاضۡرِبُوۡهُنَّ​ ۚ فَاِنۡ اَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُوۡا عَلَيۡهِنَّ سَبِيۡلًا​ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيۡرًا‏  ٣٤

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar." (QS An-Nisa: 34)

Perlu dipahami bahwa cinta dan taat kepada suami tidak boleh melebihi cinta serta ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya karena sudah berada dalam ranah keimanan. Ketaatan kepada suami tidak bersifat mutlak, sehingga tak boleh taat kepada suami dalam hal kemaksiatan.

“Tidak ada kewajiban taat jika diperintahkan untuk durhaka kepada Allah. Kewajiban taat hanya ada dalam kebajikan.” (HR Bukhari dan Muslim)

“Janganlah kalian (para suami) melarang para perempuan bagiannya (istri-istrinya) ke masjid kalau mereka meminta izin kepadamu.” (HR Muslim)

Selain ganjaran surga apabila menaati suami, terdapat pula ancaman jika istri tidak menaati suami. Di zaman modern ini, sering sekali seorang istri tidak lagi mau menaati suaminya. Apalagi ketika penghasilan, pendidikan, atau kedudukan istri lebih tinggi.

“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Menjaga dirinya dan harta suaminya

3. Menjaga diri harta suaminya
Freepik/Freepik

Saat sedang tdidak bersama suami, seorang isttri wajib menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak diperkenankan (khalwat) berduaan dan (ikhtilath) berbaur antara perempuan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.

Ia pun senantiasa menutup aurat, menjaga cara berjalan, dan tidak memakai parfum yang dapat tercium laki-laki lain. Selain itu, ia juga menjaga suara dan cara bicaranya.

Saat keluar rumah, ia juga tidak perlu berhias secara berlebihan. Lebih baik lagi jika ia tidak keluar rumah jika memang tujuannya tidak terlalu penting, terutama pada malam hari.

Selain menjaga kehormatan dirinya, istri juga wajib menjaga amanah suami berupa harta yang dititipkan kepadanya ketika sedang ditinggal suami. Seorang istri sepatutnya menggunakan harta suami dengan makruf dan tidak berlebihan kecuali dengan seizin suami.

Amanah ini jika dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan rasa cinta suami dan memberikan kebahagiaan hati. Sebaliknya, suami pun telah memenuhi hak istri secara sempurna.

Dengan demikian, suami akan merasa tenteram dan aman ketika harus meninggalkan istrinya karena ia tahu istrinya tidak mungkin berlaku nista di belakangnya. Namun, jika suami sangat pelit, terdapat pengecualian bagi istri untuk mencukupi kebutuhan pokok dirinya dan anak-anaknya.

4. Dapat memberikan keturunan

4. Dapat memberikan keturunan
Pexels/Monstera

Terdapat ciri lain yang dapat menjadikan kamu sebagai istri yang baik menurut Islam, yakni fertil. Meski begitu, apabila terdapat penyakit yang menyebabkan istri sulit atau tidak bisa memiliki anak, hal itu bukanlah sebuah kekurangan.

Akan tetapi, jika seorang istri yang subur tidak mau memiliki anak dan tidak mau berusaha memiliki anak, bisa jadi itu adalah sifat yang tercela. Oleh sebab itu, seorang istri sepatutnya berusaha untuk memiliki keturunan dan berupaya mewujudkannya. 

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Nikahilah perempuan yang sangat penyayang dan subur (mudah memiliki banyak anak). Karena aku akan berbangga-bangga dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.” (HR. Ahmad no. 12613, shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 1784)

5. Tidak kufur kepada suami

5. Tidak kufur kepada suami
Pexels/Mikhail Nilov

Istri bisa masuk surga atau neraka akibat perilakunya terhadap suami. Seorang istri hendaknya selalu mensyukuri segala pemberian suami dan menyenangkan hatinya. Ada berbagai cara yang telah disebutkan sebelumnya.

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para perempuan.” Mereka bertanya, “Kenapa para perempuan menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.”

Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para perempuan itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’,” (HR. Bukhari)

Sebaiknya, kamu selalu bersyukur apabila suami kamu telah menjalankan kewajibannya dengan baik dan selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ingatlah, jika dengan berbakti kepada suami, kamu bisa mendapatkan jalan menuju surga.

Nah, itu dia pembahasan ciri istri terbaik menurut rasul. Semoga pembahasan kali ini bisa menjadi refleksi agar kita bisa menjadi individu yang lebih baik lagi bagi pasangan.

Baca juga:

The Latest