Peristiwa terbakarnya Bukit Teletubbies Bromo, Jawa Timur, memang sempat menghebohkan publik. Peristiwa itu diketahui terjadi saat calon pasangan pengantin tengah melakukan pemotretan pre-wedding dengan menggunakan flare.
Terbaru, peristiwa yang menjadi sorotan publik hingga artikel ini ditulis itu kemudian dikaitkan dengan seorang perempuan bernama Pratiwi Mandala Putri. Tidak sedikit orang yang kemudian bertanya-tanya dengan sosoknya.
Berikut Popmama.com telah merangkum fakta Pratiwi Mandala Putri dari berbagai sumber secara lebih detail.
Lantas, siapa Pratiwi Mandala Putri?
1. Pratiwi Mandala Putri diduga calon pengantin perempuan yang melakukan foto pre-wedding hingga memicu kebakaran di Bromo
Instagram.com/opposite6890.zulu
Beberapa hari setelah peristiwa itu viral, kini identitas dari calon pengantin yang melakukan foto pre-wedding hingga memicu terbakarnya Bukit Teletubbies Bromo itu terungkap. Nama itu diungkap oleh akun Instagram @opposite6890.zulu, pada Minggu (10/9/2023).
Dari informasi yang ada di akun tersebut, Hendra Purnama adalah sosok yang diduga sebagai calon pengantin lelaki, sementara Pratiwi Mandala Putri adalah sosok yang diduga calon pengantin perempuan yang melakukan foto pre-wedding tersebut.
"Saat sesi tersebut HENDRA dan PRATIWI memegang sebuah flare asap. Pada saat dinyalakan, flare asap yang dipegang PRATIWI meletus dan jatuh ke bawah. Akibatnya rumput kering yang ada di sekitarnya terbakar dan meluas," tulis akun tersebut dalam unggahan di Instagram.
2. Pratiwi Mandala Putri lahir pada tahun 1997
Instagram.com/opposite6890.zulu
Tidak hanya sekadar membuka identitas yang diduga calon pengantin yang melakukan pre-wedding, akun tersebut bahkan turut mengunggah foto seseorang yang diduga Pratiwi Mandala Putri bersama informasi lainnya.
Dari unggahan tersebut, sosok Pratiwi Mandala Putri, diduga calon pengantin perempuan yang ada di foto pre-wedding tersebut, diketahui lahir di Palembang pada tanggal 3 November 1997 silam.
Editors' Pick
3. Pratiwi Mandala Putri diketahui lulusan dari Fakultas Bisnis dan Akuntansi
Instagram.com/jakarta.keras
Selain soal nama lengkap dan tanggal lahir, informasi yang diungkap oleh akun tersebut ialah mengenai latar belakang pendidikan, alamat rumah, hingga nomor telepon.
Berdasarkan informasi yang ditulis akun tersebut, sosok Pratiwi Mandala Putri ternyata merupakan seorang lulusan Fakultas Bisnis dan Akuntansi dari salah satu universitas Katolik yang berada di daerah Palembang.
4. Pratiwi Mandala Putri juga dikenal sebagai supplier seafood di Tangerang
Instagram.com/jakarta.keras/opposite6890.zulu
Informasi seputar Pratiwi Mandala Putri tidak hanya dibongkar sebatas nama hingga latar belakang pendidikan saja.
Informasi lain yang bisa diketahui dari akun tersebut adalah soal bisnis yang dijalankan oleh Pratiwi Mandala Putri. Dari unggahan itu, Pratiwi Mandala Putri diketahui memiliki bisnis sebagai supplier seafood yang berada di kawasan Tangerang.
5. Akun media sosial Pratiwi Mandala Putri kini sudah dinonaktifkan
Dok. Internet
Saat menyebarkan informasi itu melalui sebuah unggahan di Instagram, akun tersebut ternyata juga turut menyebut akun media sosial yang diduga milik Pratiwi Mandala Putri.
Akan tetapi, media sosial tersebut kini tidak bisa diakses publik. Besar kemungkinan, media sosial milik Pratiwi Mandala Putri sudah dinonaktifkan olehnya sendiri. Pasalnya, saat coba diakses, halaman menunjukkan bahwa akun tersebut tak dapat ditemukan.
Terungkapnya dugaan identitas calon pengantin yang diduga melakukan foto pre-wedding hingga memicu kebakaran di Bromo pun membuat warganet geram. Mereka bahkan kesal karena tidak ada permintaan maaf ke pihak yang dirugikan atas peristiwa itu.
Kebakaran Lahan Bromo Meluas, Biaya Denda yang Dikenakan Kepada Pelaku Dinilai Masih Kurang
Instagram.com/bbtnbromotenggersemeru
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru (BB TNBTS), Hendro Wijarnako, menjelaskan setidaknya ada 500 hektare (ha) lahan dan hutan di kawasan Gunung Bromo yang terdampak kebakaran, berdasarkan data hingga 11 September 2023.
Kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau yang dikenal sebagai Bukit Teletubbies itu diduga terjadi akibat flare yang dinyalakan pada saat sesi foto pre-wedding. Diketahui, para pelaku diminta untuk membayar denda sebesar Rp 1,5 miliar.
Akan tetapi, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menilai bahwa denda tersebut masih kurang apabila dibandingkan dengan biaya operasional heli water bombing.
"Saya cuma akan berbicara Rp 1,5 miliar. Biaya operasional water bombing itu satu sorti. Satu jam sudah lebih dari Rp 200 juta dan belum tuntas saat ini mungkin (masih) kurang karena seperti yang kita lihat di (Gunung) Arjuna saja itu operasi water bombing kita sudah lebih dari empat hari," katanya kepada wartawan.
Abdul menerangkan bahwa hal tersebut bisa menjadi evaluasi bagi masyarakat akan betapa pentingnya mencegah dan menghindari keteledoran yang menyebabkan terjadinya kebakaran.
Terlebih lagi, 90 persen kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) disebabkan oleh perbuatan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
"Kerugian ekonomi mungkin bisa kita bayar. Tapi kerugian ekologi mungkin butuh waktu untuk merestorasi," ujarnya.
Semoga kejadian ini bisa dijadikan pelajaran dan tidak kembali terulang, ya.