Instagram.com/iparadalahmautmovie
Selain itu, Deva juga berpendapat bahwa kesalahan yang ada di kasus ini tidak sepenuhnya salah istri, tetapi juga salah suami dan ipar yang terus memiliki momen berdua.
"Kalau di Ipar Adalah Maut, ketika Rani dan Aris itu bersama, tidak ada salah satu yang ngebet banget sehingga bikin kejadian yang tidak diinginkan itu menjadi terjadi. Itu dibikin secara tidak sengaja," katanya.
"Nah, secara tidak sengaja ini tidak akan pernah terjadi kalau tidak ada pembiaran momen mereka berdua terus. Salah istri dan salah dua manusia ini yang tidak bisa mengendalikan dirinya masing-masing," sambung Deva.
Menurut Deva, semua karakter yang diceritakan dalam film Ipar Adalah Maut awalnya merupakan orang yang taat dalam beragama. Namun, ketaatan mereka pada akhirnya goyah karena adanya momen yang membuat mereka bisa lupa pada dirinya sendiri.
"Di sketsanya Eliza, itu memang terang-terangan (yang salah) Rani. Kalau di Ipar Adalah Maut the Movie, nggak gitu. Ini memang dua manusia yang terus-terusan diuji saja, dikasih momen berdua, dan yang bahaya adalah bagaimana kalau si laki-laki ini ketika di momen berdua itu ternyata dia lagi berada di titik terendahnya rumah tangga?" ucap Deva.
"Dia lupa kalau dia itu adalah imam, dia lupa kalau dia adalah pemimpin dalam rumah tangga karena bisa jadi Nisa terlalu dominan, Nisa bisa mandiri, Nisa bisa punya usahanya, gajinya lebih besar daripada suaminya. Akhirnya mungkin Aris tidak mendapatkan porsi kepala rumah tangga yang bisa menuntun karena Nisa bisa membawa dirinya sendiri," sambungnya.