Sejak kejadian-kejadian sebelumnya, Ali sempat mengurungkan niatnya untuk menikah dengan Fatimah. Ia pun becerita pada Abu Bakar.
"Wahai Abu Bakar, Anda telah membuat hatiku goyah. Padahal sebelumnya sangat tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah SWT, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku adalah karena aku tidak mempunyai apa-apa."
"Wahai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah SWT. dan Rasul-Nya, dunia dan seisinya hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka," jawab Abu Bakar.
Mendengar jawaban dari Abu Bakar, Ali seakan tersadar dan mendapatkan semangat baru. Akhirnya Ali memberanikan diri menemui Rasulullah untuk melamar Fatimah.
Sesampai di rumah Rasulullah, Ali ditanya perihal dari maksud kedatangannya dan Ali tidak berani menjawab. Rasul pun mengulangi pertanyaannya dengan tegas, "Apakah kedatanganmu untuk melamar Fatimah?" dan Ali pun mengiyakannya.
Rasul pun melanjutkan pertanyannya, "Apakah engkau memiliki suatu bekal mas kawin?" Dengan penuh ketulusan Ali pun menjawab, "Demi Allah, engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku ya Rasulullah. Tak ada sesuatu tentang diriku yang tak engkau ketahui. Aku tidak memiliki apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta."
Rasulullah pun tersenyum setelah mendengar jawaban tersebut lalu menerima lamaran Ali.
"Tentang pedangmu, engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu, engkau tetap memerlukannya untuk mengambil air bagi keluargamu juga bagi dirimu sendiri. Engkau tentunya memerlukannya untuk melakukan perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkanmu dengan mas kawin baju besi milikmu. Aku bahagia menerima barang itu darimu Ali. Engkau wajib bergembira sebab Allah lah sebenarnya yang Maha Tahu lebih dulu. Allah lah yang telah menikahkanmu di langit lebih dulu sebelum aku menikahkanmu di bumi." (HR. Ummu Salamah)