Pexels/Saddam Umar Husain
Setelah menjawab pertanyaan terakhir istri keduanya tersebut, Nabi Ibrahim AS pun terus pergi sampai di tsaniyah yang tak bisa dilihat orang-orang. Di tempat itu beliau menghadapkan wajahnya ke Baitullah dan berdoa.
ربنا اني اسكنت من ذريتي بواد غير ذي زرع عند بيتك المحرم ربنا ليقيموا الصلاة فاجعل افيدة من الناس تهوي اليهم وارزقهم من الثمرات لعلهم يشكرون
Artinya:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur,"
Sementara itu, di tempat yang tandus Siti Hajar terus menyusui Ismail hingga tak terasa perbekalan air dan kurmanya habis. Hal tersebut membuat Siti Hajar tidak bisa menyusui anaknya.
Ketika air susunya kering, Ismail mulai kehausan dan terus menangis dengan keras. Siti Hajar langsung kebingungan dan berlari kecil ke bukti Shafa, dan ke bukit Marwah untuk mencari pertolongan. Namun, sayangnya tak ada seroang pun yang ia temui di tanah tandus itu.
Pasrah dengan keadaan, akhirnya Siti Hajar berdoa agar pertolongan dari Allah SWT segera datang untuk menyelamatkan bayinya. Tiba-tiba ia mendengar ada suara dan munculah sebuah mata air, Siti Hajar pun mendekatinya dan membuat gundukan di sekitar air agar tak mengalir ke mana-mana.
Air tersebut langsung diberikan kepada Ismail yang dari tadi menangis kehausan. Mereka berdua berhasil melewai ujian tersebut dengan selamat, dan faktanya mata air yang muncul tersebut ialah air zamzam.
Itulah, kisah cinta Nabi Ibrahim AS dengan Siti Hajar. Dengan berbagai lika-liku cobaan yang terjadi keluarga tersebut, banyak nilai kehidupan yang dapat dipetik.