5 Kunci Pernikahan Bahagia ala Mayangsari, Berusaha Tak Mengekang

Menurut Mayangsari bahagia bisa diciptakan oleh diri kita sendiri. Ia tidak memegang prinsip bahwa pernikahan bisa berakhir karena tidak cocok. Pada dasarnya setiap pasangan harus saling mencocokkan satu sama lain. 

"Ini pernikahan, tapi di tengah jalan dia bercerai. Pas ditanya kenapa, 'nggak ada kecocokkan' yang namanya pernikahan itu yang ada dicocok-cocokkin," katanya. 

Saat memutuskan untuk menikah dipastikan terdapat perbedaan satu sama lain dengan pasangan, termasuk perbedaan kepribadian, kebiasaan, dan yang lainnya. Sepasang suami istri bisa kompak sejalan dengan cara saling toleransi. 

"Karena kita menikah dengan orang lain, beda personality, kita perempuan dia laki-laki, pasti kan ada banyak perbedaan di sana. Justru kenapa pernikahan itu bisa sejalan, kita harus bisa toleransi. Basic-nya adalah kalau kita menyadari kekurangan kita ya mungkin semuanya akan aman," kata Mayangsari dalam obrolannya bersama Melaney Ricardo.

Hidup bersama suami, Bambang Trihatmodjo, selama 23 tahun bukan waktu yang sebentar. Untuk sebagian orang mungkin akan merasa bosan, namun tidak bagi Mayangsari yang punya cara tersendiri untuk menyiasati rasa bosan dengan suaminya. 

Caranya dengan tidak saling mengekang satu sama lain. Mayangsari dan Bambang sepakat untuk tidak membuka ponsel masing-masing pasangan serta saling memiliki rasa percaya yang cukup tinggi. 

Tak ingin dilanda overthinking, Mayangsari lebih memilih tak melihat ponsel sang suami. Ia tak ingin hal tersebut menjadi pemikiran dan asumsi negatif yang menyiksa pikiran dan batinnya sendiri. 

"Kita ngecek misalnya, ada sesuatu yang membuat kita nggak nyaman. Terus abis itu kita cross check 'nggak-nggak'. Terus kita mau maksain apa? jadi iya? Kan kayaknya kita jadi stupid," tegasnya. 

Jauh dari isu miring, pernikahan Mayangsari seakan memang tak pernah diguncang dengan perselisihan. Ia mengakui cinta kepada sang suami masih sama seperti di awal pernikahan, hanya saja kebiasaan dan waktu yang berubah. 

"Kita bisa tahu ya setahun pertama pernikahan itu akan seperti apa, lima tahun, sepuluh tahun, lima belas tahun, jadi menurut aku yang berubah ya waktu dan kebiasaannya," jelas Mayangsari. 

Kemudian Melaney Ricardo menanyakan perbedaan perasaan Mayangsari terhadap suaminya dari 23 tahun lalu hingga saat ini. Dengan lugas Mayangsari menjawab tak ada yang berubah, perasaan cintanya masih sama seperti di awal pernikahan mereka. 

"Mungkin beliau pun merasakan hal yang sama," kata Mayangsari merasa yakin.

Itulah beberapa kunci pernikahan bahagia ala Mayangsari yang bisa menjadi inspirasi untuk Mama dan Papa. Semoga kehidupan pernikahan mereka selalu bahagia dan awet sampai maut memisahkan, ya.