Apakah Berhubungan Seks dengan Pasangan saat Sakit Membantu Sembuh?

Mitos berikut akan dibantah nih, Ma!

18 April 2021

Apakah Berhubungan Seks Pasangan saat Sakit Membantu Sembuh
Pexels/Karolina Grabowska

Akhir-akhir ini cuaca memang sulit ditebak, kadang panas kadang hujan. Ini berarti kalau cuaca sedang tidak menentu, sehingga perlunya waspada terhadap penyakit yang menyerang.

Namun jika sudah terlanjut sakit dan hasrat seks kian memuncak, apakah tetap harus melakukan seks dengan pasangan?

Pertanyaan itu acap kali sering terlintas di benak, bahkan ada beberapa yang menganggap seks saat sedang sakit akan meredakan nyeri. Benarkah demikian?

Dilansir dari Bustle, Popmama.com telah merangkum jawaban dan Jeffrey Walden sebagai seorang dokter. 

1. Pilek dan flu tidak menular melalui cairan seksual

1. Pilek flu tidak menular melalui cairan seksual
Freepik/diana.grytsku

Pilek, influenza atau flu diketahui tidak dapat ditularkan melalui air mani serta cairan vagina. Hanya saja apabila memang pasangan memiliki infeksi menular seksual khusus.

Kemungkinan besar penyakit tersebut tidak ditularkan melalui cara itu. Namun, bukan berarti bahwa seks saat sedang sakit bebas risiko dari semua virus lho.

Dengan mengetahui kondisi kesehatan diri sendiri, maka berarti kita bisa tahu sejauh mana hal tersebut tidak serta merta untuk dilakukan. 

Editors' Pick

2. Ketika sakit, bisa jadi saat berhubungan seks itulah proses penularan penyakit

2. Ketika sakit, bisa jadi saat berhubungan seks itulah proses penularan penyakit
Pexels/Polina Tankilevitch

Lagi pula, seks merupakan aktivitas yang melibatkan banyak cairan tubuh, termasuk air liur dan partikel saat bernapas.

Jika berada dalam fase penularan, tidak bijaksana untuk berhubungan seks. Namun, bukan karena alat kelamin tiba-tiba menjadi radioaktif, melainkan karena interaksi apa saja dengan seseorang dalam fase virus aktif berisiko penularan. Ini bisa terjadi apabila batuk atau bersin.

"Gejala seperti batuk, nyeri otot serta terutama demam lebih berisiko bagi diri sendiri dan pasangan," kata dr. Walden.

Sebaiknya hindari aktivitas seksual jika mengalami demam lebih dari 101 derajat Fahrenheit. Mama tidak ingin mengambil risiko memberi pasangan sesuatu yang berpotensi berbahaya seperti flu, bukan?

3. Berhubungan seks tidak akan mengurangi demam

3. Berhubungan seks tidak akan mengurangi demam
Pixabay/nastya_gepp

Keringat yang dihasilkan oleh seks aktif seharusnya mengeluarkan keringat dari demam, berkontribusi pada pemulihan yang sehat. Masalahnya Itu adalah mitos belaka.

Alasan bisa mengeluarkan keringat karena demam adalah kesalahpahaman yang umum, hal ini bertujuan untuk mengeluarkan keringat dengan aktivitas berlebihan atau menghangatkan tubuh dengan terlalu banyak selimut bukanlah cara untuk memutus siklus demam.

Kenaikan suhu tubuh saat demam adalah reaksi tubuh terhadap infeksi, saat tubuh berupaya melawan penyakit jahat melalui peningkatan aktivitas sistem kekebalan.

Mama tidak boleh mengeluarkan keringat demam saat berhubungan seks sama seperti saat melakukan olahraga berat saat sedang demam.

Ini sebenarnya dapat menghalangi untuk menjadi lebih baik. Tubuh yang demam sudah berada di bawah banyak tekanan, yang mana berusaha sebaik mungkin untuk melawannya.

"Pada saat kamu demam, kamu jelas sudah sakit, dan istirahat adalah hal terbaik untuk memungkinkan sistem kekebalan pulih," kata dr.Walden.

Selain itu, sering kali ketika demam, merasa terlalu buruk untuk bergerak, apalagi berguling-guling di seprai.

4. Masturbasi saat sakit aman dilakukan

4. Masturbasi saat sakit aman dilakukan
Freepik/Jcomp

Ada mitos bahwa masturbasi menghabiskan cairan tubuh dan mineral penting dan harus dihindari saat sakit.

Jika memiliki kebiasaan bermasturbasi dengan sangat berat sehingga perlu tidur siang selama lima jam setelahnya, seseorang harus menghindarinya karena alasan yang sama saat menghindari olahraga yang berlebihan.

Pastikan tetap terhidrasi dan mengonsumsi suplemen yang seharusnya membantu sistem kekebalan, seperti seng, jika khawatir tetapi ingin merasakan masturbasi dengan pasangan kemungkinan besar akan dibatasi secara serius saat terkena infeksi atau virus.

5. Saat sakit, berhubungan seks tidak akan meningkatkan kekebalan tubuh kita

5. Saat sakit, berhubungan seks tidak akan meningkatkan kekebalan tubuh kita
Pexels

Pada saat sedang sakit, istirahat dan pemulihan adalah hal yang paling penting. Dengan cara ini, sayangnya seks harus dikesampingkan terlebih dahulu.

Dua studi terpisah dari tahun 2015 menegaskan bahwa seks secara teratur baik untuk fungsi kekebalan pada wanita, kemungkinan karena ini merupakan keuntungan evolusioner untuk kesuburan.

Sistem kekebalan harus sehat agar dapat hamil dengan baik, ditambah tentu saja, sistem kekebalan yang lebih baik berarti lebih sedikit risiko infeksi yang dapat menghalangi kesuksesan kehamilan dan kelahiran.

Istirahat adalah salah satu pertimbangan terpenting saat sedang sakit. Meskipun seks seharusnya tidak membuat merasa lebih buruk kecuali jika demam atau flu, mungkin yang terbaik adalah menghentikannya semalam dan menebusnya setelah sembuh 100 persen.

Jangan mengambil risiko memperburuk keadaan dan berpotensi membuat pasangan sakit juga.

Nah, sudah tahu kan bahwa sakit ternyata tidak membantu mengurangi rasa sakit atau bahkan meningkatkan kekebalan tubuh manusia.

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, ketika sakit lebih baik istirahat dengan cukup. Setelah sudah sembuh total dari sakit, maka barulah bisa melakukan hubungan seks bersama pasangan.

Baca juga:

The Latest