Apakah Marah kepada Pasangan Akan Membatalkan Puasa?

Jangan marah-marah nanti pahalanya berkurang!

5 April 2022

Apakah Marah kepada Pasangan Akan Membatalkan Puasa
Freepik/freepik

Saat menjalani ibadah puasa, umat Muslim di seluruh dunia tentu akan menyambutnya dengan gembira dan penuh sukacita.

Namun, saat menjalani ibadah puasa diperlukannya kesadaran untuk senantiasa menahan hawa nafsu, termasuk makan dan minum serta menahan amarah.

Bicara soal menahan marah, mungkin banyak yang mengatakan bahwa tak terkendalinya amarah bisa membatalkan puasa. Ada juga yang mengatakan bahwa hal tersebut dapat mengurangi pahala puasa. Jadi kira-kira yang mana yang benar ya?

Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan yang apakah marah membatalkan puasa atau tidak. Kali ini Popmama.com sudah merangkum jawabannya dari berbagai sumber.

1. Marah tidak termasuk membatalkan puasa

1. Marah tidak termasuk membatalkan puasa
Freepik/freepik

Seperti dilansir dari Bincang Syariah, Imam Abu Syuja’ di kitab Taqrib menyatakan terdapat 10 perkara yang dapat membatalkan puasa.

Hal hal yang membatalkan puasa di antaranya: memasukkan sesuatu secara sengaja hingga menjurus ke perut, masuknya sesuatu lewat lubang luka, menuangkan obat pada salah satu jalan antara qubul dan dubur.

Selain itu, muntah dengan cara disengaja, bersetubuh secara sengaja, keluarnya air mani dengan sengaja, haid, nifas, gila dan terakhir murtad.

Dari kesepuluh hal di atas, marah terhadap pasangan saat berpuasa itu tidak membatalkan puasa. Oleh karena itu menurut syariat, orang yang marah puasanya tetap dinyatakan sah.

Editors' Pick

2. Tetap harus bersikap tenang dan mengendalikan diri selama berpuasa

2. Tetap harus bersikap tenang mengendalikan diri selama berpuasa
Pexels/alex-green

Marah ketika berpuasa adalah makruh untuk dilakukan, seperti sabda Rasulullah SAW untuk menahan diri agar tidak marah dan meluapkannya secara berlebihan.

Puasa adalah banteng, maka hendaknya tidak berkata kotor dan bodoh. Jika ada orang yang mengajaknya bertengkar atau mencacinya maka hendaknya ia katakan: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sebanyak dua kali.”

Begitulah sabda dari Rasulullah SAW. Potongan hadis di atas seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab shahih yang mengajarkan untuk bersikap tenang, mengendalikan diri dari berkata kotor dan tidak pantas untuk diucapkan.

3. Dikhawatikan puasa yang sudah dijalani tidak berarti apa-apa

3. Dikhawatikan puasa sudah dijalani tidak berarti apa-apa
Pexel/August de Richelieu

Ketika marah kepada pasangan ketika sedang berpuasa, dikhawatirkan kalau puasa yang kita jalani pun tidak berarti apa-apa di mata Allah SWT. Seperti Imam Ibnu Majah di kitab sunan juga telah meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah.

“Banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan apapun kecuali rasa lapar. Banyak orang yang beribadah di malam hari, namun yang didapatkannya hanyalah keletihan akibat tidak tidur malam.”

Waduh, jangan sampai kita termasuk golongan orang yang merugi karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu termasuk marah kepada pasangan selama sedang berpuasa. 

4. Menahan amarah ciri orang yang bertakwa

4. Menahan amarah ciri orang bertakwa
Pexels/Gabby K

Setelah mengetahui hukumnya marah tidak membatalkan puasa, ternyata menahan amarah merupakan ciri-ciri orang yang bertakwa menurut Pakar Tafsir Alquran, Muhammad Quraish Shihab.

Seperti dilansir dari NU Online, jika manusia sedang menahan amarah usahakan jangan sampai menampakkan di mukanya. Kalau memang terpaksa terlihat, lanjut Quraish Shihab, maka jangan lidah ikut berucap. Kalau itu terpaksa juga, maka ucapkanlah yang baik.

“Kalau terpaksa berucap tidak baik, maka jangan melampaui batas apalagi menggunakan tangan,” katanya.

Menurutnya, secara umum ibdah puasa bertujuan meraih ketakwaan. Hal tersebut sesuai dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183.

Terkait konteks ketakwaan, Quraish Shihab menjelaskan bahwa dalam konteks ibadah, puasa bertujuan meningkatkan dua hakikat yang harus dihayati dalam kehidupan di dunia ini.

Pertama manusia adalah makhluk yang memiliki ruh dan jasad. Ibadah puasa yang kita jalani hendaknya sebagai pengingat bahwa perlu memberi perhatian jasmani dan mengasah rohani.

Kedua, yakni manusia tidak selamanya hidup di dunia, melainkkan akan berlanjut hidupnya ke akhirat nanti. Puasa pun punya makna yang dalam dan mendapatkan banyak perhatian.

Perlu diingat bahwa puasa merupakan salah satu ibadah yang berusaha mewujudkan sifat-sifat Allah sesuai kadar kemampuan makhluk. Begitulah penjelasan dari ayahanda dari Najwa Shihab.

5. Pembelajaran yang bisa diambil

5. Pembelajaran bisa diambil
Pexels/Faseeh Fawaz

Dapat disimpulkan bahwa marah tidak membatalkan puasa, tetapi akan mengurangi pahala puasa kita. Jika pahala puasa kita sampai habis sedikit demi sedikit, maka kita akan masuk pada golongan yang akan mendapatkan “lelahnya” puasa saja.

Marilah sama-sama untuk menahan hawa nafsu, yakni marah agar melatih lisan dan hati kita untuk diterapkan pada bulan setelah puasa dan menjadi pribadi yang lebih arif serta budiman.

Itulah informasi terkait pertanyaan, "apakah marah membatalkan puasa?" yang bisa menjadi pengetahuan baru. Selamat menjalankan ibadah puasa untuk mama sekeluarga!

Baca juga:

The Latest