Cara Menjaga Amanah Orangtua yang Meninggal Menurut Islam

Mempersiapkan dengan adil adalah kunci menjaga amanah dari orangtua

30 November 2021

Cara Menjaga Amanah Orangtua Meninggal Menurut Islam
Unsplash/Imad Alassiry

Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan meninggal, hal ini pun berlaku bagi kita semua sebagai manusia yang hidup di dunia.

Namun, jika orangtua kita wafat, sebagai anak harus selalu mendoakan selalu, karena salah satu amal yang tidak akan pernah putus adalah doa anak kepada orangtuanya.

Setelah wafat, sang anak mesti menjaga amanah yang sudah ditinggalkan orangtua serta menjaganya sebagai bentuk tanggung jawab.

Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menjaga amanah dari orangtua atau keluarga. Popmama.com sudah merangkum informasinya di bawah ini. 

Yuk, disimak!

1. Melaksanakan janji dan wasiat keluarga

1. Melaksanakan janji wasiat keluarga
freepik.com/jannoon028

Ketika orangtua wafat, ada yang meninggalkan sebuah wasiat atau janji kepada sang anak. Dan wasiat tidak selalu soal harta benda saja.

Dalam Al-Qur'an, Allah Swt sendiri telah mengingatkan agar orang-orang beriman senantiasa berwasiat kebajikan dan kesabaran dalam keseharian.

Hal ini sesuai firman Allah Surat AL-Ashr ayat 3 yang berbunyi:

Illallazina amanu wa 'amilus-salihati wa tawasau bil-haqqi wa tawasau bis-sabr

Artinya:

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

2. Tetap menyambung silaturahmi dengan kerabat almarhum

2. Tetap menyambung silaturahmi kerabat almarhum
umma.id

Menyambung silaturahmi adalah ajaran dan kebiasaan yang Rasulullah SAW lakukan, dengan silaturahmi, bisa memperpanjang rezeki juga.

Pun ketika salah satu keluarga kita wafat, jangan sampai meninggalkan atau melupakan saudara jauh atau kerabat.

Hal ini sesuai dengan perkataan Rasulullah SAW dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ibnu Umar Ra pernah mendengar Nabi Saw bersabda:

“Sesungguhnya termasuk katagori berbakti yang paling baik adalah seseorang menyambung tali silaturahim dengan keluarga teman bapaknya setelah dia meninggal dunia."

Editors' Pick

3. Memastikan masalah utang piutang almarhum terselesaikan

3. Memastikan masalah utang piutang almarhum terselesaikan
Pexels/Ahsanjaya

Setelah orangtua wafat, kita sebagai anak atau keluarganya berhak memastikan apakah hutang keluarga sudah lunas atau belum.

Jika belum, menjadi kewajiban itu jatuh kepada sang anak atau keluarga untuk melunasinya. Hal ini sesuai hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, Rasulullah SAW pernah berkata:

"Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham."

4. Membagikan warisan dengan adil tanpa konflik

4. Membagikan warisan adil tanpa konflik
Pexels/Pixabay

Sepeninggalan orangtua, Mama mesti menyiapkan beberapa persiapan seperti membicarakan pembagian warisan dengan saudara kandung lainnya.

Warisan adalah berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli waris yang masih hidup.

Warisan juga bisa berupa harta, yang, tanah atau apa saja yang berupa hak milik. Warisan juga jadi salah satu perpecahan keluarga, maka Mama mesti bijak dan adil dalam membaginya.

5. Menyelesaikan masalah almarhum

5. Menyelesaikan masalah almarhum
Unsplash/Visual Karsa

Masalah disini bukan berarti hak waris saja ya, bisa jadi orang yang wafat memiliki kesalahan kepada orang lain atau kerabatnya.

Jika ada, pihak keluarga mesti minta maaf atas apa yang sudah almarhum perbuat semasa hidup. Dengan demikian, ini akan meringankan beban selama sudah meninggal.

Setelah itu, sang anak mesti memohon ampun kepada Allah. Hal ini seperti perkataan Rasulullah Saw yang artinya:

"Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajat bagi seorang hamba yang saleh di surga. Dia bertanya," Tuhanku, dari mana ini? "Allah menjawab," permohonan ampunan anakmu untukmu."

6. Tidak menyebarkan perilaku buruk almarhum semasa hidup

6. Tidak menyebarkan perilaku buruk almarhum semasa hidup
Unsplash/Masjid Pogung Dalanang

Sebagai anak juga, dilarang mengumbar aib masalah keluarganya kepada orang lain. Baik masih hidup atau sudah meninggal, mengumbar aib tidak baik dilakukan oleh seorang muslim.

Walaupun sudah meninggal, Mama harus menjaga nama baik almarhum, dan jangan mengumpat bahkan menceritakan keburukan semasa hidupnya.

Hal ini akan menjadi amalan baik untuk keluarga atau orang lain yang saling menutup aib seseorang semasa hidupnya.

7. Selalu mendoakan almarhum yang sudah mendahului

7. Selalu mendoakan almarhum sudah mendahului
Pexels/Thirdman

Dalam menjaga amanah keluarga, sebagai anak mesti senantiasa berdoa untuk orang tua. Dengan inilah bentuk bakti orang-orang yang masih hidup kepada keluarganya.

Dalam Al-Qur'an juga ditegaskan untuk setiap muslim membaca doa orang yang sudah meninggal, hal tersebut tertuang dalam Firman Allah Surat AL-Hasyr ayat 10 yang berbunyi:

Wallazina ja'u mim ba'dihim yaquluna rabbanagfir lana wa li'ikhwaninallazina sabaquna bil-imani wa la taj'al fi qulubina gillal lillazina amanu rabbana innaka ra`ufur rahim

Artinya:

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

Nah, itu tadi beberapa cara agar menjaga amanah keluarga tetap berjalan, walaupun ia sudah meninggalkan dunia ini.

Sebagai anak mesti senantiasa berdoa yang terbaik, juga selalu silaturahmi kepada kerabat almarhum semasa hidup dan jangan dilupakan.

Baca juga:

The Latest