5 Perilaku Nabi Muhammad kepada Istrinya yang Bisa Jadi Teladan

Mari sama-sama meniru sikap baik Rasulullah kepada istrinya

25 September 2022

5 Perilaku Nabi Muhammad kepada Istri Bisa Jadi Teladan
Unsplash/Abdul Muizz

Kita semua, terkhusus bagi umat Islam mengakui keesaan Allah serta bersaksi Nabi Muhammad adalah utusannya, untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar.

Figur Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan suri teladan yang baik. Rasulullah SAW pun mengenalkan Islam tidak serta merta melalui jalur kekerasan, melainkan kelembutan dan kesabaran.

Banyak sikap yang bisa kita petik dari perlakuan nabi, termasuk bagaimana kita selaku umatnya memetik contoh yang baik terutama masalah rumah tangga yang tentram.

Apakah Mama tahu bagaimana Rasulullah SAW memperlakukan istrinya? Jika belum, mari sama-sama lihat lebih jauh, Popmama.com sudah merangkum nya di bawah ini agar kita bisa mencontoh sikap baiknya.

1. Menghibur istri yang sedang sedih

1. Menghibur istri sedang sedih
Freepik/tirachardz

Seperti dilansir dari NU Online, Nabi Muhammad SAW adalah sosok suami yang tahu apa yang mesti dilakukan saat istrinya bersedih.

Beliau selalu mendengarkan curhatan istrinya, menghibur jika istrinya tersakiti, menghapus air matanya dan menggantinya dengan senyuman.

Ada cerita menarik tentang hal ini. Pada suatu hari, Hafshah binti Umar bin Khattab seorang istri Nabi Muhammad SAW melontarkan kalimat ‘anak Yahudi’ kepada Shafiyyah, salah satu istri nabi juga.

Shafiyyah memang anak dari pimpinan Yahudi terpandang di Bani Nadhir, ketika ia menangis, Shafiyyah mengadu kepada nabi.

Untuk menenangkannya, nabi mengatakan “Engkau adalah putri seorang nabi, paman nabi, engkau juga di bawah naungan nabi. Apa yang bisa ia (Hafshah) banggakan atas dirimu?”

Editors' Pick

2. Sosok yang romantis

2. Sosok romantis
Freepik/gpointstudio

Nabi juga bukan hanya orang yang pengertian, ia pun termasuk sosok romantis agar menjaga cintanya tetap bersemi dalam hari.

Suatu ketika Rasulullah pernah menggigit daging bekas gigitan Aisyah, minum dari gelas bekas Aisyah dan pada malam tiba, ia mengajak Aisyah jalan-jalan sambil berbincang.

Sikap romantis itu ditunjukkan nabi kepada istrinya, bahkan saat ia menjadi nabi dan rasul, tidak menghalangi perbuatannya untuk berlaku romantis.

3. Tidak pernah membebani istrinya

3. Tidak pernah membebani istrinya
Unsplash/Aditya Anzaroktavian

Sosok Nabi Muhammad sebagai suami selalu mengerjakan pekerjaannya sendiri, ia tidak membebani istrinya jika pekerjaan itu bisa dilakukan sendiri.

Contohnya ketika Rasulullah menjahit bajunya yang robek, serta membantu istrinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Dalam sebuah riwayat, Aisyah bahkan mengatakan “Rasulullah senantiasa melakukan pekerjaan rumah tangga, apabila waktu salat tiba, maka beliau pun keluar untuk salat terlebih dahulu,”

4. Melibatkan istri dalam kondisi penting

4. Melibatkan istri dalam kondisi penting
Freepik/tirachardz

Ketika tengah mengalami fase genting pun, Rasulullah kerap curhat kepada istrinya, serta bercerita semata-mata mendapatkan solusi.

Salah satu istri nabi, Ummu Salamah yang memang terkenal kecerdasannya kerap menjadi teman berbincangnya.

Salah satu momen penting keduanya ketika Rasulullah menandatangani Perjanjian Hudaibiyah, perjanjian itu bagi kalangan sahabat dinilai merugikan umat Islam.

Alasannya karena umat Islam hendak menjalankan umrah, namun diperbolehkan tahun depan. Setelah nabi menandatangi perjanian itu, kemudian mengajak sahabat mencukur rambut sebelum kembali ke Madinah, dalam rangka bertahalul, atau telah bebas dari larangan ibadah umrah.

Para sahabat pun tidak mendengarkan ajakan Rasulullah, dan membuat Nabi Muhammad kesal, lalu menceritakannya kepada Ummu Salamah.

Setelah bercerita kekesalannya, nabi kemudian keluar dari tenda, tidak bicara kepada siapapun, kemudian menyembelih unta dan mencukur rambutnya sesuai usulan Ummu Salah.

Tak berselang lama, sahabat yang lain ikut melaksanakan apa yang Rasulullah kerjakan.

5. Tidak memukul dan menyakiti istri

5. Tidak memukul menyakiti istri
Freepik/yanalya

Suatu ketika, Sayyidah Aisyah pernah berbicara dengan nada tinggi kepada Nabi Muhammad, ayahnya, Abu Bakar kebtulan sedang di rumah nabi.

Mendengar hal tersebut, Abu Bakar tidak terima Nabi Muhammad diperlakukan seperti itu, dan berusaha memukul Aisyah.

Tetapi, Rasulullah mencegahnya, dan tidak ingin istrinya tersakiti, meskipun oleh orang tua kandungnya sendiri, ataupun oleh nabi.

Nah, ternyata perlakuan nabi kepada istrinya pun bisa menjadi renungan dan contoh baik untuk ditiru. Semoga kita semua bisa diberi kekuatan untuk tetap berlaku adil dan selalu menghormati pasangan.

Baca juga:

The Latest