5 Dampak Buruk Komunikasi Satu Arah dalam Pernikahan

Komunikasi satu arah bisa memperuncing konflik dalam rumah tangga

13 Februari 2024

5 Dampak Buruk Komunikasi Satu Arah dalam Pernikahan
Pexels/Cottonbro

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada pernikahan yang berjalan sempurna atau tanpa adanya masalah. Dalam pernikahan, pasangan harus saling mengenal satu sama lain untuk mengurangi risiko terjadinya konflik. 

Konflik dalam suatu pernikahan hanya bisa diselesaikan melalui komunikasi. Maka tak heran apabila semua orang meyakini bahwa komunikasi menjadi fondasi utama dalam sebuah pernikahan. Namun, tidak semua komunikasi bisa berjalan mulus. Ada beberapa pasangan suami istri yang menerapkan prinsip komunikasi satu arah. 

Padahal, komunikasi seharusnya berjalan dua orang yang melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi satu arah hanya melibatkan satu pihak saja, sedangkan pihak lainnya hanya berstatus penerima. Komunikasi jenis ini nyatanya tidak cocok untuk diterapkan dalam hubungan rumah tangga. 

Komunikasi satu arah bisa memperuncing konflik dan menyebabkan pertengkaran antara pasangan suami istri. Untuk memberikan pemahaman lebih detail, Popmama.com telah merangkum beberapa dampak buruk dari komunikasi satu arah dalam pernikahan.

1. Timbul kesalahpahaman

1. Timbul kesalahpahaman
Pexels/Ketut-subiyanto

Komunikasi satu arah menyebabkan komunikasi pasangan suami istri tidak berjalan efektif. Komunikasi jenis ini justru bisa menimbulkan kesalahpahaman dan memunculkan konflik baru. 

Pasalnya, salah satu pihak terus menyampaikan pendapat, sedangkan pihak lainnya hanya menerima pendapat tanpa bisa mengutarakan pendapatnya sendiri.

Apabila komunikasi satu arah terus dilakukan, bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi bom waktu yang membahayakan kelanjutan hubungan rumah tangga. 

Editors' Pick

2. Merendahkan pasangan

2. Merendahkan pasangan
Pexels/Cottonbro

Komunikasi satu arah secara tidak langsung merendahkan salah satu pihak yang ditempatkan sebagai penerima pesan. Akibatnya, pihak yang menyampaikan pesan tidak mau menerima kritik dari orang lain dan selalu ingin dihargai. 

Salah satu pihak yang merendahkan pasangannya akan selalu merasa superior dan lebih baik daripada pasangan. Hal ini tentu merusak harga diri pasangan dan membuatnya merasa tidak percaya diri. 

3. Salah satu pihak akan mendominasi hubungan

3. Salah satu pihak akan mendominasi hubungan
Pexels/Ketut-subiyanto

Dampak negatif lainnya dari komunikasi satu arah ialah salah satu pihak akan mendominasi hubungan rumah tangga. Hal ini membuat pihak lainnya merasa tidak percaya diri dan selalu bergantung pada pasangannya. 

Apabila terus-menerus terjadi, komunikasi satu arah ini dapat membuat seseorang sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Pasalnya, orang tersebut tidak terbiasa menyampaikan pendapat, sehingga takut pendapatnya tidak diterima oleh orang lain. Selain itu, komunikasi satu arah juga dapat meninggalkan trauma ketika berhubungan dengan orang baru. 

4. Tidak ada timbal balik

4. Tidak ada timbal balik
Unsplash/Icons8

Prinsip utama dari komunikasi satu arah ialah salah satu pihak hanya ingin didengarkan dan dimengerti tanpa perlu memikirkan perasaan pasangannya. Akibatnya, komunikasi tidak berjalan efektif dan tidak ada timbal balik dari dua belah pihak. 

Komunikasi satu arah tidak memberikan kepuasan dalam hubungan rumah tangga. Pihak yang menerima pesan tidak memiliki kesempatan untuk memberikan respons atau tanggapan atas pemikiran atau pendapat pasangannya.

Hubungan rumah tangga pun terasa hambar dan menyiksa apabila komunikasi satu arah terus menerus terjadi. 

5. Meningkatkan risiko perceraian

5. Meningkatkan risiko perceraian
Pexels/Katerina-holmes

Dampak terburuk dari komunikasi satu arah ialah terjadinya perceraian. Seperti disinggung sebelumnya bahwa komunikasi satu arah dapat menjadi bom waktu dalam hubungan pernikahan.

Pihak yang tidak dapat menyampaikan pendapatnya akan merasa tersiksa dan menyimpan amarah dalam waktu lama. Amarah tersebut bisa membahayakan kelanjutan hubungan rumah tangga.

Padahal, setiap masalah atau kesalahpahaman dalam rumah tangga harus diselesaikan berdua. Pasangan suami istri sama-sama memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan dimengerti.

Komunikasi satu arah bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik dalam rumah tangga. Komunikasi jenis ini hanya membuat salah satu pihak mendominasi hubungan, sedangkan pihak lainnya menjadi korban dan tidak bisa berbuat apa pun.

Apabila terus dilakukan, komunikasi satu arah bisa memunculkan konflik-konflik baru yang berujung pada perceraian. 

Baca juga:

The Latest