Pelajaran yang Bisa Diambil untuk Keluarga Mama dari Film Joker

Hidup Joker yang penuh kekacauan ternyata ada hubungannya dengan masa kecilnya

9 Oktober 2019

Pelajaran Bisa Diambil Keluarga Mama dari Film Joker
imdb.com/Joker/Niko Tavernise

Film Hollywood yang sedang diperbincangkan banyak orang, Joker, memang ikin penasaran. FIlm dengan rate 17 tahun ke atas ini tidak bida ditonton sambil membawa anak ya, Ma. Namun, jika Mama dan Papa menontonnya, ada nilai-nilai pelajaran yang bisa dibawa pulang dan diterapkan untuk kebaikan hidup anak-anak mama.

Yuk, lihat lebih dalam pengamatan Popmama.com tentang film ini. Hati-hati ya, ada spoiler disini. 

1. Apa yang ditanamkan sejak kecil, akan masuk selamanya di pikiran anak

1. Apa ditanamkan sejak kecil, akan masuk selama pikiran anak
imdb.com/Joker/Niko Tavernise

Ada beberapa kali adegan dimana Arthur Fleck (Joaquin Phoenix), nama asli Joker, mengungkapkan masa kecilnya. Ada satu kalimat yang selalu ia sebutkan, “My mother always tells me to smile and put on a happy face. She told me I had a purpose: to bring laughter and joy to the world.” 

Arthur, punya nama panggilan Happy dari ibunya, Penny Fleck (Frances Conroy). Kata-kata yang ditanamkan sejak kecil itu, untuk selalu menciptakan tawa dan kebahagiaan, membuat Arthur memilih cita-cita menjadi komedian. Ia juga memilih bekerja sebagai badut panggilan dan berusaha membuat anak-anak tertawa. 

Sugesti yang diberikan Penny bisa begitu melekat di benak Arthur karena dibicarakan setiap hari. Dalam ilmu hipnoparenting, hal ini bisa dilakukan dengan mudah. 

“Jika Mama ingin memasukan pikiran positif ke dalam pikiran anak, lakukan saat menjelang tidur, di saat tubuh anak rileks atau berada di zona beta. Ucapkan perlahan kata-kata positif sambil mengusap lembut tubuh anak. Lakukan berulang-ulang sehingga masuk ke alam bawah sadar anak,” kata Dr. Dewi Puspaningtyas Faeni, MBA, M.Ht, psikolog yang ahli hipnoterapi. 

Hipnoterapi ini bisa membuat alam bawah sadar anak mendorongnya melakukan sebuah perilaku. Saran Popmama.com, beri sugesti positif seperti, “Anak baik, suka menolong, rajin, sayang keluarga, atau pikiran positif apa pun yang ingin Mama tuju. Setiap hari, menjelang anak tidur malam.” 

Editors' Pick

2. Anak yang menerima kekerasan bisa tampak baik-baik saja tapi mudah di-bully

2. Anak menerima kekerasan bisa tampak baik-baik saja tapi mudah di-bully
imdb.com/Joker/Niko Tavernise

Film Joker adalah film dengan plot yang tidak terduga. Arthur adalah anak yang sangat menyayangi ibunya dan polos di pergaulan. Di adegan awal, Arthur tidak marah saat di-bully sekumpulan anak remaja, ia juga membantu ibunya yang renta makan bahkan memandikannya dan menemaninya tidur.

Arthur adalah anak idaman yang tampak baik dan santun. Namun, ketika masa lalu Arthur terungkap, Mama pasti bingung kenapa Arthur bisa begitu baik meski telah mendapat kekerasan sewaktu kecil. 

Dalam teori psikologi, seperti yang dikutip dari laman Psychology Today, trauma mengubah cara kerja otak. Artikel yang ditulis oleh Darlene Lancer, psikolog keluarga ini menguraikan bahwa trauma mengubah kerja otak kanan manusia, bagian yang menangani emosi.

Saat mendapat trauma, otak kanan manusia berupaya melindungi dengan emosi tertentu yang melindungi jiwa manusia. Anak yang mengalami kekerasan sewaktu kecil, otaknya akan melindungi dengan mengeluarkan emosi bahwa perilaku kekerasan adalah bentuk kasih sayang. Akibatnya anak yang menerima kekerasan di masa kecil kerap menjadi korban bully karena otaknya menganggap perilaku kekerasan yang diterimanya adalah ungkapan kasih sayang.

3. Anak bisa melupakan trauma namun jiwanya berubah

3. Anak bisa melupakan trauma namun jiwa berubah
imdb.com/Joker/Niko Tavernise

Seperti yang diungkapkan di atas, trauma bisa mengubah jiwa seseorang. Sepanjang awal film, Mama akan disuguhkan adegan Arthur sebagai orang yang teraniaya. Ia di-bully, diperdaya teman, diejek, dan mengalami kekerasan mental dari lingkungannya. Ia telah mengalami gangguan kejiwaan dan mengalami ketergantungan obat untuk mengendalikan emosinya. 

Seiring film berlangsung, diketahui bahwa Arthur mengalami trauma masa kecil, yang telah ia lupakan. Namun, jiwa Arthur berubah, ia kadang tidak mengerti mengapa ia melakukan hal-hal yang tidak umum dilakukan orang normal. 

Laman Psychology Today membahas mekanisme perlindungan otak manusia terhadap trauma. Peristiwa traumatis bisa hilang dari ingatan yang tersimpan di otak kiri. Namun, tanpa disadari peristiwa trauma menyebabkan perubahan kejiwaan. Ini adalah mekanisme pertahanan manusia untuk tetap hidup. Mekanisme pertahanan ini kadang membuat perilaku berubah dan tidak bisa dikendalikan otak. Orang dengan trauma, kadang melakukan hal-hal di luar pikirannya.

Ini dituliskan Arthur di buku hariannya, “Bagian terburuk dari sakit mental adalah ketika orang berharap kita melakukan sesuatu, tetapi itu tidak dilakukan.”

4. Perubahan emosi akibat trauma bisa muncul lagi pada anak bisa terpicu suatu peristiwa

4. Perubahan emosi akibat trauma bisa muncul lagi anak bisa terpicu suatu peristiwa
imdb.com/Joker/Niko Tavernise

Dalam artikel yang ditulis laman psychologytoday, orang yang mengalami post traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan kejiwaan paskatrauma, bisa mengalami pengulangan trauma jika terpicu oleh suatu kenangan. Di film, Arthur menjadi kejam, ia bahkan bisa membunuh dengan darah dingin setelah membaca riwayat sakit jiwa Penny. Ia kemudian teringat masa lalunya yang kelam dan kemudian peristiwa itu memicunya berbuat kejam. 

Kejadian lain: ditertawakan, diragukan, dan dibully, juga memicu sisi gelap kepribadian Arthur. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya, apalagi ketika ia tidak mendapat obat-obatan yang seharusnya diminum. Obat antidrepresi membuat orang dengan gangguan jiwa dilemahkan sehingga bisa “berprilaku nomral”. Stres atau depresi menyebabkan mimpi buruk, perasaan terisolir, kesal, rasa bersalah, sulit tidur, dan sulit konsentrasi. 

Kabar baiknya, tidak semua orang yang mengalami trauma terkena PTSD, hanya 30 persen orang yang terkena PTSD dan Arthur salah satunya.

5. Dunia penuh biang stres, keluarga bisa melindungi anak dari paparannya

5. Dunia penuh biang stres, keluarga bisa melindungi anak dari paparannya
imdb.com/Joker/Niko Tavernise

Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan stres. Dunia tidak kekurangan itu, bahkan di lingkungan keluarga mama. Stres bisa muncul dari kejadian kecil seperti kemacetan, penyakit, atau masa ujian. Orang yang sehat mental, bisa mengendalikan stresnya dengan baik.

Disini juga diperlukan dukungan dari lingkungan, terutama keluarga untuk menangani stres. Keluarga yang sehat mental bakal membuat anggotanya terjaga mentalnya. Arthur adalah anak yang berada di lingkungan penuh stres dan trauma, ia tidak dilindungi orang dewasa di sekitarnya. Ketika dewasa sisi gelap jiwanya muncul sebagai Joker.

Jangan sampai ini terjadi ya Ma! Peluk erat si Kecil sekarang!

Baca juga: 

The Latest