Sudah Siap? Jawab 9 Pertanyaan Ini Sebelum Memutuskan untuk Punya Anak

Apakah ini waktu yang tepat untukmu dan pasangan untuk memiliki momongan?

3 Maret 2021

Sudah Siap Jawab 9 Pertanyaan Ini Sebelum Memutuskan Pu Anak
Freepik/master1305

Banyak pasangan yang ingin segera memiliki keturunan. Dikaruniai dan membesarkan anak adalah kebahagiaan yang tak bisa digantikan dengan apapun bagi sebagian orang.

Lantas, bagaimana denganmu? Apakah kamu dan pasangan juga mengharapkan saat-saat indah menjadi orangtua? Kalau iya, kalian harus mempertimbangkan dengan baik apakah kalian benar-benar siap dipanggil Mama dan Papa?

Ingat, memiliki anak bukanlah suatu keputusan yang bisa kalian batalkan begitu saja saat kalian menyesal.

Oleh karena itu, berikut Popmama.com telah merangkum 9 pertanyaan untuk mengetahui apakah kamu dan pasangan sudah benar-benar siap memikul tanggung jawab mulia tersebut ataukah belum.

1. Kenapa kamu dan pasangan menginginkan anak?

1. Kenapa kamu pasangan menginginkan anak
Pexels/Ketut Subiyanto

Kamu harus memastikan terlebih dulu apa yang mendorongmu dan suami untuk memiliki anak. Apakah kamu mendapat tekanan dari orangtua dan lingkungan sekitar?

Apakah kamu merasa tertinggal dari teman-teman yang sudah lebih dulu dikaruniai momongan? Atau sejak dulu kamu memang punya keinginan besar untuk menjadi seorang Mama? Apakah pasanganmu memiliki alasan yang sama denganmu untuk memilki anak?

Hati-hati kalau jawabannya adalah karena kamu dituntut oleh orangtuamu untuk segera memberikan cucu bagi mereka, karena kamu dan suamilah yang akan menanggung segala konsekuensi dan tanggung jawabnya nanti.

Pastikan kamu dan suami menginginkan anak karena dorongan dari dalam hati, bukan karena tuntutan dari orang lain. 

2. Apakah kamu dan suami bisa mengatasi masalah bersama?

2. Apakah kamu suami bisa mengatasi masalah bersama
Freepik/free picture

Kalau selama ini kalian masih suka ribut dalam urusan kecil seperti pekerjaan rumah tangga atau jadwal kalian yang sama-sama sibuk, pertimbangkan lagi keputusan kalian untuk menjadi orangtua.

Tunggulah sampai kalian berdua siap bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim dalam berkeluarga.

Tapi kalau selama ini kalian selalu saling membantu dan mendukung dalam situasi yang sesulit apapun, sudah saatnya kalian menambah jumlah pasukan dalam keluarga kecil kalian. 

3. Apakah kalian sudah melewati masa bulan madu?

3. Apakah kalian sudah melewati masa bulan madu
Freepik/free picture

Joyce Marter, seorang psikoterapis dan konselor keluarga menyarankan para pasangan untuk menunggu sampai hubungan rumah tangga kalian stabil. Di awal pernikahan, biasanya kalian memasuki tahap bulan madu atau sedang cinta-cintanya.

Segalanya terlihat sempurna sampai momen tersebut berlalu dan kalian harus menghadapi realitas dan tantangan dalam berumah tangga. Jangan sampai kamu dan suami mengambil keputusan berdasarkan emosi sesaat yang menggebu-gebu. 

Editors' Pick

4. Apakah menurutmu mengasuh anak merupakan hal yang menyenangkan?

4. Apakah menurutmu mengasuh anak merupakan hal menyenangkan
Freepik/free picture

Berada di dekat anak kecil membuatmu dan pasangan merasa seperti apa? Gugup? Bahagia? Terganggu? Memang ada yang bilang bahwa segalanya akan berbeda ketika kamu bersama anakmu sendiri, tentu saja kamu akan mencintainya sepenuh hati.

Tapi banyak juga orangtua yang menderita depresi karena tak bisa menikmati proses menjadi orangtua. Jadi, paling tidak kamu sudah harus bisa mengukur seberapa jauh kamu menikmati setiap langkah dalam mengasuh anak.

5. Adakah misi atau ambisi yang belum tercapai?

5. Adakah misi atau ambisi belum tercapai
Freepik

Sebagai pasangan, kamu dan suami harus saling tahu apa saja prioritas dalam hidup kalian. Mungkin masih ada cita-cita seperti membuka bisnis sendiri, backpacking keliling dunia, atau mengejar karier yang ingin kalian capai.

Nah, kalau sudah punya anak, tentu kamu nggak punya pilihan selain memberi perhatian yang penuh pada pertumbuhan anak dan keluargamu, kan? Jadi nggak apa-apa kok, kalau kamu dan suami masih ingin mewujudkan cita-cita kalian.

6. Sudahkah kalian menyiapkan biaya yang dibutuhkan?

6. Sudahkah kalian menyiapkan biaya dibutuhkan
Freepik/free picture

Membesarkan seorang anak itu membutuhkan perencanaan dana yang matang.

Kamu sudah harus menghitung berapa yang dibutuhkan untuk menyekolahkan anak kalian lima tahun lagi, berapa banyak yang masih bisa kalian sisihkan untuk menabung, dan biayamu melahirkan di rumah sakit. 

7. Apakah kamu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orangtua dalam membesarkanmu?

7. Apakah kamu belajar dari keberhasilan kegagalan orangtua dalam membesarkanmu
Pixabay/jcall

Untuk menjadi orangtua, minimal kamu sudah harus tahu nilai-nilai apa saja yang akan kamu tanamkan pada anakmu kelak.

Kamu juga sudah harus bisa mengira-ngira konsekuensi dari segala ajaran yang kamu wariskan pada anakmu dari pengalamanmu sendiri dibesarkan oleh orangtuamu.

Misalnya waktu kecil kamu sangat dimanja sehingga sekarang kamu memiliki mental harus selalu mendapatkan apa yang kamu mau. 

8. Apakah kamu akan mencintai anakmu apa adanya?

8. Apakah kamu akan mencintai anakmu apa adanya
Freepik/free picture

Bila anak lelakimu tak suka main bola bersama teman laki-lakinya tapi lebih sering merancang baju dan berkumpul bersama teman-teman perempuannya, apakah kamu akan tetap mendukungnya?

Kalau anak perempuanmu hobi bertualang dan mendaki gunung yang terjal tetapi benci kalau harus ke dapur, apakah kamu akan menuntutnya untuk berubah? Intinya, pasti ada berbagai faktor yang membentuk kepribadian anakmu kelak.

Mungkin saja ia tak tumbuh sesuai dengan harapanmu dan suami. Jika hal tersebut terjadi, apakah kamu akan menutup mata dan memintanya untuk menjadi seseorang yang kamu dan suami inginkan atau kamu akan membiarkan mereka menjadi diri mereka sendiri?

9. Bagaimana prinsipmu dan suami dalam mengasuh anak?

9. Bagaimana prinsipmu suami dalam mengasuh anak
Freepik/free picture

Inilah yang penting untuk kamu diskusikan dengan suami sebelum memiliki anak. Bagaimana pandangan kalian soal menggunakan kekerasan dalam mendisiplinkan anak?

Apakah kamu dan suami sama-sama setuju untuk menyekolahkan anak kalian di sekolah swasta? Kalau ternyata prinsip kalian bertolak belakang, bersiap-siaplah untuk menghadapi konflik dan pertentangan di masa depan. 

Setelah menjawab sembilan pertanyaan di atas, apakah kamu dan suami semakin mantap dalam memulai perjalanan kalian menjadi sepasang orangtua?

Atau kalian merasa bahwa masih ada waktu untuk mewujudkan keluarga kecil kalian? Apapun keputusanmu, pastikan bahwa kamu mendengarkan suara hatimu dengan baik, ya!

Baca juga:

The Latest