Viral Aisha Weddings, Ketahui 5 Dampak Buruk Pernikahan Dini

Viralnya promosi pernikahan dini dari Aisha Wedding membuat masyarakat resah dan geram

11 Februari 2021

Viral Aisha Weddings, Ketahui 5 Dampak Buruk Pernikahan Dini
Pexels/Deden Dicky Ramdhani

Baru-baru berita tentang promosi pernikahan dini dari salah satu wedding organizer, yaitu Aisha Weddings sedang viral. Salah satu vendor pernikahan ini melayani jasa pernikahan siri dan anak-anak.

Jasa pernikahan ini secara terang-terangan menyebarkan pesan pernikahan muda bisa dilakukan oleh anak berusia 12 tahun, hingga mempromosikan pernikahan siri dan poligami ke masyarakat. Kasus ini membuat masyarakat khususnya yang mempunyai anak di bawah umur merasa resah. 

Target dari Aisha Weddings merupakan orang-orang yang ingin menikah muda, bahkan menjanjikan memiliki kehidupan yang lebih baik. Layanan dari Aisha Weddings jelas melanggar undang-undangan pernikahan anak ya, Ma. 

Padahal batas untuk menikah di Indonesia minimal 19 tahun. Umur tersebut pun sudah terbilang muda untuk memasuki jenjang pernikahan. Terkait dengan pernikahan dini yang terjadi pada beberapa pasangan di Indonesia, kali ini Popmama.com telah merangkum dampak buruknya. 

Simak selengkapnya yuk, Ma!

1. Aspek pendidikan dan pengembangan diri menjadi terhambat

1. Aspek pendidikan pengembangan diri menjadi terhambat
Pexels/Danu Hidayatur Rahman

Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Pasa 26 tertuang bahwa "orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak", namun masih saja ada banyak orangtua yang tidak peduli dengan ini. 

Di beberapa kasus, orangtua justru menganggap bahwa anak yang nikah muda dapat menjadi penyelamat keluarganya. Padahal, pernikahan dini pada anak bisa menghambat pendidikan dan pengembangan diri. 

Selain itu, anak-anak yang tidak melakukan pernikahan dini bisa mempunyai kesempatan lebih besar untuk menempuh pendidikan dan mengembangkan potensi, minat, bakat, kemampuan yang dimiliki oleh dirinya. Namun, apabila melakukan pernikahan dini bisa membuat anak-anak putus sekolah dan tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya.

Alasan inilah yang akan membuat kehidupan anak menjadi berantakan dan tidak teratur. Jadi, pernikahan dini bisa berdampak pada kehilangan masa depan terutama untuk yang diinginkan dan kesempatan meraih pendidikan tinggi.

Editors' Pick

2. Memicu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

2. Memicu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Pexels/Jonathan Borba

Pernikahan dini pada anak-anak bisa berdampak buruk untuk kehidupan rumah tangganya kelak, salah satunya terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

Apalagi apabila pihak laki-laki merasa posisinya lebih tinggi dan tidak dapat mengontrol emosinya saat ada masalah rumah tangga. Bukan tidak mungkin kalau pernikahan dini dapat menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga, apalagi jika tidak ada kematangan emosi yang baik. 

Jika kekerasan terus dibiarkan dalam sebuah keluarga, maka kondisi korban terkait mental dan fisik bisa berakibat fatal.

Selain itu, umumnya seorang remaja masih memiliki emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan inilah yang bisa membuat pasangan suami istri saling cekcok, bahkan dapat terjadi kekerasan. 

KDRT ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti faktor ekonomo, keuangan atau tuntutan hidup dapat menyebabkan suami istri bertengkar.  

3. Meningkatkan risiko terjadinya penelantaran

3. Meningkatkan risiko terjadi penelantaran
Pexels/Emma Bauso

Selain kekerasan dalam rumah tangga, ada kemungkinan bahwa pernikahan dini bisa berdampak buruk pada hubungan suami istri. Ketidakstabilan emosi dan finansial yang baik, bahkan bisa menyebabkan seorang istri terlantar. 

Jika pernikahan dini dibiarkan, anak yang seharusnya bisa mendapatkan perhatian dan pendidikan dari orangtua kandungan justru malah terlantar. Untuk itu, sebagai orangtua harus mencegah adanya pernikahan dini agar anak mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang lebih baik.

4. Masalah kesehatan seksual dan reproduksi

4. Masalah kesehatan seksual reproduksi
Pexels/Alexander Kolomin

Kesehatan reproduksi pada anak bisa mengakibatkan kematian janin atau saat proses persalinan dari berbagai alasan. Pasalnya, usia muda 12-20 tahun, organ reproduksi masih dalam tahap perkembanga.

Jadi, kemungkinan adanya kematian pada janin dan saat proses persalinan bisa terjadi. Selain itu, kesehatan bayi yang lahir bisa tidak memenuhi syarat karena ketidakpahaman mengurus anak, serta ekonomi yang rendah menghambat kehidupan rumah tangga.

5. Kesehatan psikologis yang bisa berujung kematian usia dini

5. Kesehatan psikologis bisa berujung kematian usia dini
Pexels/Dimitri Kuliuk

Pernikahan dini bisa memengaruhi kesehatan mental. Mulai dari emosi yang tiak stabil, tidak bisa mengurus diri sendiri, harus menjalani peranan orangtua, masalah keuangan dalam keluarga, dan lainnya. Tekanan-tekanan ini akan menyebabkan stress, depresi, bahkan berujung bunuh diri.

Maka dari itulah, kesehatan mental perlu dijaga dengan menghindari pernikahan dini. Masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja. Namun, pernikahan dini mempunyai akibat yang akhirnya berdampak pada kesehatan mental anak.

Apalagi, di usia yang masih belum dewasa. Pikiran belum dewasa dan masih labil. Pasti bisa adanya peluang untuk melakukan tindakan ekstrem seperti bunuh diri.

Itulah beberapa dampak dari pernikahan dini yang sedang marak di sosial media karena promo salah satu jasa pernikahan, yaitu Aisha Wedding. Semoga informasi ini bisa membantu Mama mengetahui apa saja yang dampak yang ditimbulkan ketika pernikahan dini terjadi dan dapat menghindarinya.

Nyatanya, pernikahan dini bukanlah salah satu jalan untuk menyelamatkan ekonomi keluarga. Tetapi malah membuat anak terkena salah satu dampak dari pernikahan dini.

Baca juga:

The Latest