Apa itu toxic relationship?
Dilansir dari Time.com, seorang ahli komunikasi dan psikologi yang berbasis di California mengatakan toxic relationship adalah hubungan antara dua orang yang tidak saling mendukung, di mana ada konflik, di mana ada persaingan, di mana ada rasa tidak hormat dan kurangnya kekompakan.
Ketika suatu hubungan menjadi toxic, setiap interaksi dalam hubungan itu bisa jadi terasa salah atau tidak pada tempatnya, serta dipenuhi dengan energi negatif yang membuat kedua pasangan tidak nyaman, marah, dan kecewa.
Mengapa hubungan yang sehat bisa menjadi toxic?
Hubungan yang sehat dipenuhi dengan cinta. Baik itu hubungan dengan teman baik, orang tua, atau pasangan. Hubungan seperti itu adalah sumber kebahagiaan.
Hubungan yang sehat juga dapat menghasilkan emosi yang membuat kamu merasa senang serta seakan siap menaklukkan dunia.
Jadi masuk akal jika semua orang yang memiliki hubungan sehat ingin melakukan apa saja semampu mereka, untuk menjaga hubungannya. Namun, dari waktu ke waktu, hubungan yang sehat bisa berubah menjadi berantakan.
Pasangan yang tampak seperti akan menghabiskan sisa hidupnya bersama-sama, akhirnya dapat berakhir dengan pertengkaran dan saling menyalahkan sehingga mengubah situasi yang sedang baik-baik saja menjadi sumber kebencian dan kepahitan.
Orang yang secara konsisten merusak atau membahayakan pasangannya baik sengaja maupun tidak, sering memiliki alasan untuk perilakunya, bahkan jika itu tidak ia sadari.
Alasan-alasan tersebut bisa berada dalam hubungan antar pasangan, antar orangtua dan anak maupun antar teman. Mungkin saja penyebabnya karena ia tidak memiliki pola asuh yang mendukung dan penuh kasih sayang.
Penyebab lainnya bisa saja diintimidasi saat masih berada di sekolah atau ia mungkin menderita gangguan kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan makan, segala bentuk trauma.
Adakah tanda-tanda dari sebuah toxic relationship?
Berikut ini telah Popmama.com rangkum tanda-tanda dari suatu hubungan yang toxic.
