Puber kedua dikenal juga dengan istilah midlife crisis umumnya dialami ketika memasuki usia 45 tahun atau setelah 50 tahun. Puber kedua umumnya dipicu masalah besar dalam kehidupan seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau mungkin kehilangan orang yang dicintai.
Puber kedua membuat seseorang mempertanyakan banyak hal dalam hidup, bahkan terkadang menyesali karier di masa lalu atau kehidupan yang sedang mereka jalani. Puber kedua juga bisa menyebabkan masalah kesehatan karena pola tidur yang berubah drastis dan perubahan suasana hati yang tidak bisa diprediksi.
Oleh karena itu, puber kedua bisa merusak keharmonisan rumah tangga. Seseorang yang mengalami puber kedua umumnya tidak sadar gejala yang sedang dirasakan. Gejala puber kedua biasanya mudah diamati oleh pasangan atau kerabat terdekat.
Kali ini Popmama.com merangkum ulasan seputar tips menghadapi puber kedua agar pernikahan tetap langgeng.
Meski Mama terkadang tidak menyadari gejala puber kedua, tidak ada salahnya untuk menjaga keharmonisan keluarga dengan melakukan beberapa tips di bawah ini.
