Viral Kisah Perempuan di Surabaya Suaminya Ternyata Seorang Perempuan

Demi dapat menyelesaikan kasus yang dihadapi, Ida Susanti beberapa kali membuat video di akun TikTok @susantinyoo. Dalam video tersebut, dia menceritakan tentang kejadian tak menyenangkan yang dialaminya.

Di akun TikTok @yolayola8040, kisah awal perjumpaan Ida Susanti dengan orang tersebut terungkap. Dari unggahan foto yang ada di akun tersebut, kisah ini berawal saat Ida berkenalan dengan 'suaminya' yang mengaku sebagai laki-laki melalui SMS pada Juni 2000.

"Lalu pada 26 Juni tahun 2000, ia bersama kakaknya bernama Yohanes datang menjemput saya untuk makan di restoran, lalu ia mengenalkan diri sebagai Nardinata Marshioni Suhaimi dengan memperlihatkan KTP dan akte yang ia miliki," tulisnya.

Dalam video di akun TikTok @susantinyoo, Ida mengaku mendapatkan nomor telepon lelaki tersebut dari temannya yang bernama Michelle. Setelah itu, Ida kemudian menghubungi lelaki tersebut melalui SMS untuk berkenalan.

"Berawal dari temanku yang bernama Michelle ngasih aku nomor telepon seorang cowok dan akhirnya berapa hari kemudian, aku SMS dan waktu itu tahun 2000 bulan Juni dan WA pun masih belum ada," katanya.

"Aku SMS untuk kenalan, tapi ternyata langsung dijawab. Dan dia cerita kalau waktu itu dia lagi liburan di Eropa," sambungnya.

Cerita itu kemudian berlanjut pada tiga minggu setelah perjumpaan itu, Nardinata yang mengaku sebagai laki-laki datang ke kakaknya Ida untuk melamar. Hingga akhirnya pada bulan Juli diadakan pesta tukar cincin di Surabaya.

"3 minggu setelah itu, dia pun datang ke kakak saya untuk melamar, sehingga pada akhir Juli diadakanlah pesta tukar cincin kecil-kecilan di Surabaya," tulisnya.

Setelah itu, pada tanggal 30 Juli mereka berangkat ke Jakarta karena berencana untuk bulan madu. Kala itu, Ida ditemani kakaknya karena akan melakukan penandatanganan surat nikah yang dikeluarkan oleh catatan sipil Jakarta.

Mereka kemudian berangkat ke Bandara untuk memulai perjalanan bulan madu tiga negara. Dalam unggahan itu, mereka pergi ke Bangkok dan menginap di salah satu hotel.

Mengejutkannya, di saat itulah Nardinata yang kala itu mengaku sebagai laki-laki mengatakan kepada Ida bahwa dirinya tidak membutuhkan istri dan hanya membutuhkan pendamping yang bisa menemani.

"Perjalanan pertama kami, yaitu ke Bangkok, kami menginap di hotel Asia. Pada saat itulah dia mengatakan bahwa dia tidak butuh istri dan hanya butuh pendamping yang bisa menemaninya ke mana-mana," tulisnya.

Setelah peristiwa itu, Nardinata barulah membuat pengakuan kepada Ida Susanti. Nardinata mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perempuan. Hal itu jelas membuat Ida sangat terkejut dan menangis.

Ida dan Nardinata kemudian terlibat dalam pertengkaran hebat. Ida mengaku dirinya dipukuli hingga diancam mau dibunuh oleh Nardinata.

"Lalu ia mengaku bahwa dia adalah seorang PEREMPUAN! Saya pun syok, kaget dan menangis, lalu kami berantem hebat saya dipukuli dan diancam mau dibunuh, dia juga meminta saya untuk mengurus abu orangtua serta 3 orang anak angkatnya," tulisnya.

Ida yang dalam keadaan ketakutan dan terdesak karena takut mau dibunuh akhirnya menyerah dan meminta waktu sampai kapan dia harus menemani Nardinata. Pasalnya, Ida yang merupakan perempuan normal tentu tak sanggup menjalani hidup seperti itu.

"Dia pun akhirnya menyepakati bahwa akan memenuhi setiap kebutuhan saya dan membelikan saya rumah untuk ditinggali," sambungnya.

Setelah 3 bulan menikah, Nardinata disebut Ida membelikannya sebuah rumah yang berlokasi di Pakuwon City. Ida kemudian membuka usaha toko spareparts mobil Eropa karena sudah memiliki pengalaman kerja selama 15 tahun di sebuah bengkel.

Mengejutkannya, seorang perempuan bernama Emiliana yang berasal dari Balikpapan dan mengaku sebagai istri dari Nardinata datang menemui Ida. Akan tetapi, Ida kemudian menyadari bahwa perempuan tersebut adalah suruhan dari Nardinata.

"Ia datang merampas mobil-mobil dan baju-baju Nardinata, karena saya takut, saya pun menelepon Nardinata dan menanyakan perihal ini, namun saya akhirnya menyadari bahwa perempuan ini memang disuruh oleh Nardinata," tulisnya.

Setelah kejadian itu, Nardinata dan Ida Susanti selalu bertengkar. Tragedi pemukulan kabarnya sering terjadi karena Nardinata disebut suka bermain tangan.

Ida Susanti ternyata tidak hanya ditipu oleh Nardinata melalui identitas palsu saja. Nardinata disebut pernah menyuruh Ida untuk mengirimkan sparepart mobil ke Jakarta dan akan diganti Rp 50 juta. Namun, uang itu disebut tak pernah diberikan.

Lantaran sudah merasa dirugikan, Ida Susanti akhirnya memilih untuk menyudahi semua yang telah terjadi. Dia juga menuntut haknya serta meminta keadilan atas penipuan dan kekerasan yang telah terjadi selama ini.

"Saya sangat mengalami kerugian baik materil maupun imateril, akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi semua ini dan menuntut hak saya serta meminta keadilan atas penipuan yang dilakukan kepada saya," tulisnya.

"Telah terjadi kekerasan fisik baik pemukulan maupun kejahatan seksual kepada saya, karena keperawanan saya dirusak dengan alat dari karet, serta kerugian materi dari usaha saya," tambahnya.

Akhirnya pada tahun 2002, Ida kemudian melaporkan Nardinata ke Polda Jawa Timur. Hal itu dilakukan setelah tidak ada itikad baik dari Nardinata.

"Laporan ini saya buat karena saya selalu diteror dan diancam akan dibunuh, namun pada saat bersamaan pula dia melaporkan bahwa sertifikat rumah yang saya tinggali hilang dan rumah tersebut telah dijual ke keponakannya. Sejak saat itu pula laporan saya berhenti dan tidak berjalan lagi," imbuhnya.

Setelah melaporkan ke polisi, surat daftar pencarian orang (DPO) atas nama Nardinata Marshioni Suhaimi akhirnya dikeluarkan pada tanggal 29 Juli 2007 silam. Sayangnya, dikeluarkannya DPO itu ternyata tidak membuahkan hasil apa pun.

Rumah yang ditempati Ida berlokasi di Pakuwon City akhirnya juga telah dieksekusi pada tanggal 8 Juli 2023 lalu.

Kasus yang belum tuntas hingga saat ini jelas membuat Ida sangat sedih dan kecewa. Dia bahkan merasa janggal mengapa perjuangan yang dilakukan tidak menghasilkan apa pun.

"Yang membuat saya merasa sedih, janggal, dan capek adalah mengapa perjuangan saya selama 21 tahun memperjuangkan keadilan dengan mengikuti proses hukum, 9 tahun menunggu peninjauan kembali, namun tidak menghasilkan apa-apa, sudah lebih dari 6 pengacara, uang serta energi yang saya habiskan," tulisnya.

Selain kecewa kasusnya belum tuntas hingga saat ini, Ida Susanti juga kecewa karena Nardinata masih dapat hidup bebas. Ida lantas mempertanyakan hal tersebut. Mengejutkannya, Nardinata disebut masih bagian dari keluarga Jusuf Hamka.

"Namun Nardinata Marshioni Suhaimi, atau Oni Yusuf, atau Nera Maria Suhaimi Joseph yang telah jelas-jelas melakukan penipuan, pemalsuan dokumen, kekerasan seksual, masih dapat hidup bebas dan melakukan pemalsuan sertifikat rumah," katanya.

"Apakah karena dia merupakan keluarga dari sosok konglomerat dan terkenal Jusuf Hamka? Sehingga dia sangat kuat dan sulit diadili," sambungnya.

Sekadar informasi, identitas Nardinata turut diungkap dalam unggahan tersebut. Tampak dari unggahan itu, ada 3 KTP dengan atas nama yang berbeda-beda.

"Ini merupakan kartu identitas palsu yang ia miliki, yang pertama atas nama ONI YUSUF, yang kedua atas nama NARDINATA MARSHIONI SUHAIMI, serta yang ketiga, yaitu NERA MARIA SUHAIMI JOSEPH dengan jenis kelamin perempuan," katanya.

Kini, kisah tersebut sudah tidak bisa lagi ditemukan di akun TikTok @yolayola8040. Pasalnya, berdasarkan pantauan pada Sabtu (30/9/2023) pagi, akun tersebut sudah tidak bisa ditemukan. Akan tetapi, kisah tersebut masih bisa dibaca di media sosial Twitter.

Itulah fakta dari kisah perempuan di Surabaya suaminya ternyata seorang perempuan yang sudah dirangkum secara detail. Melalui rangkuman ini, Mama bisa mengetahui betapa sedihnya kisah yang dialami oleh Ida Susanti.

Ida sendiri masih berjuang untuk mendapatkan keadilan dari kasus yang kini dihadapinya itu. Semoga, kasus ini bisa segera terselesaikan dengan cara yang terbaik.