Aman atau Tidak: Melahirkan Normal Setelah Operasi Caesar
Metode VBAC ini banyak ingin dicoba, tapi aman tidak ya?
20 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melakukan operasi caesar untuk anak pertama, tak sedikit para Mama yang ingin mencoba melahirkan normal pada persalinan anak keduanya. Tidak bisa langsung lho, Ma, ada yang perlu dicek terlebih dahulu.
Metode yang dikenal sebagai VBAC alias Vaginal Birth After Cesarean Section ini memerlukan pertimbangan dari dokter.
Selain itu, kondisi tubuh Mama pasca operasi caesar juga menjadi perhatian.
Jika Mama terlalu memaksakan diri ingin melakukan persalinan normal pasca operasi caesar padahal tidak dianjurkan dokter, risikonya bisa mengancam nyawa Mama dan si Kecil.
Nah, seperti apa sebenarnya tingkat keamanan metode VBAC ini? Apa saja daftar risiko yang mungkin terjadi?
Berikut Popmama.com rangkum informasinya dari perbincangan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Hari Nugroho, SpOG:
1. Apa itu VBAC?
VBAC alias Vaginal Birth After Cesarean Section, memiliki nama lain yakni TOLAC alias Trial Of Labor After Cesarean. Ini merupakan upaya untuk melahirkan melalui vagina atau persalinan normal, pasca persalinan secara operasi caesar sebelumnya.
Menurut dr Hari, anak ke berapapun selama sebelumnya pernah operasi caesar akan masuk dalam kategori VBAC.
Tindakan ini biasanya dilakukan di rumah sakit dengan pemeriksaan dan pengawasan ketat dari tim medis, termasuk dokter kandungan dan dokter anak.
Editors' Pick
2. Apa syarat utama seorang ibu boleh menjalani VBAC?
dr Hari menuturkan, seorang ibu diperbolehkan menjalani metode VBAC dengan beberapa syarat. Salah satunya perhatikan dulu luka irisan operasi caesar sebelumnya, VBAC aman dilakukan apabila luka irisan tersebut berada di rahim melintang di segmen bawah.
Dilihat juga ukuran janin terlebih dahulu, untuk melakukan VBAC, ukuran relatif janin harus disesuai dengan ukuran panggul Mama. Jika janin terlalu besar, maka risikonya terlalu tinggi untuk melakukan VBAC.
Perhatikan juga letak kepala janin, untuk VBAC sebaiknya tidak didapatkan adanya kelainan letak. Dengan kata lain, letak kepala harus normal yakni sudah di bawah jalan lahir, Ma.
Yang tak kalah penting, perhatikan juga di mana lokasi Mama hendak bersalin. VBAC dianjurkan oleh dr Hari dilakukan di rumah sakit yang dokter kandungannya siap siaga selalu ada selama 24 jam.
“Hal ini wajib hukumnya, karena apapun itu perlu disadari bahwa angka kejadian ruptur (robek spontan) rahim pada rahim yang pernah melahirkan caesar sebelumnya lebih tinggi dibanding yang belum pernah caesar,” ujar dr Hari.
Sehingga apabila pada proses persalinan terdeteksi tanda ruptur, dapat langsung dilakukan persalinan caesar dengan waktu kurang dari 30 menit.
Jadi apabila rumah sakit pilihan Mama tim kamar ooperasinya tidak siap 24 jam, maka terlalu berisiko untuk menjalani VBAC. Apalagi jika Mama memutuskan untuk bersalin di rumah atau rumah bersalin tanpa fasilitas kamar operasi. Berbahaya, Ma.
Bagaimana dengan informasi yang menyebutkan syarat utama adalah jarak antara operasi caesar dengan persalinan normal minimal 2 tahun? Dr Hari menyebutkan jarak operasi sebelumnya saat ini tidak lagi dipertimbangkan dalam upaya melakukan VBAC.
Dulu dipercaya 2 tahun adalah batas aman, namun penelitian terbaru menunjukkan tidak ada bukti ilmiah bahwa dalam periode waktu tersebut meningkatkan risiko ruptur.