Apa yang Bayi Rasakan Saat Proses Persalinan Terjadi?
Penasaran kan, Ma, tentang perjalanan bayi sampai akhirnya dilahirkan
5 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat menghadapi proses persalinan, bukan hanya Mama yang ‘berjuang’ untuk melewatinya. Faktanya, si Kecil juga turut berusaha keras lho, Ma.
Mulai dari tahap awal persalinan sampai akhirnya dilahirkan, bayi juga melewati berbagai hal yang tak mudah.
Seperti apa proses yang ditempuh bayi, ya? Nah, berikut rangkuman informasinya untuk Mama:
1. Fase awal
Pada fase-fase awal ini, bayi akan mulai menekankan kepalanya ke jalan lahir untuk memulai pelebaran serviks. Pelebaran ini yang kemudian akan disebut sebagai pembukaan.
Dalam proses ini, rahim dan bayi akan memproduksi banyak hormon oksitosin. Keberadaan hormon ini akan membuatnya berada dalam suasana hati yang tenang.
Namun apabila kemudian ketuban pecah dan cairan di dalamnya berwarna kehijauan, ini bisa menjadi pertanda bahwa bayi telah mengeluarkan feses atau mekonium.
Pakar kebidanan Amanda Gwynne menyebutkan bahwa pengeluaran mekonium bisa menjadi pertanda bahwa bayi sedang stres dan kesulitan menuju jalan lahir.
Dokter atau bidan pun akan mengawasi dengan ketat setiap pergerakan bayi pada masa ini, karena bisa berakibat fatal. Bayi akan terus aktif bergerak selama persalinan dan mungkin akan tidur siang selama 40 menit.
Pada masa ini, cobalah untuk mengendalikan kecemasan Mama, ya. Saat Mama stres dan cemas berlebih, bayi bisa merasakannya melalui fluktuasi hormon kortisol dan adrenalin yang melewati plasenta.
Editors' Pick
2. Fase aktif
Pada fase berikutnya yang lebih aktif, posisi bayi akan semakin turun dan mungkin ia akan merasa semakin sempit.
Selama tiap kontraksi yang Mama rasakan, bayi tengah berada dalam situasi sempit di dalam rahim, yang kemudian akan memengaruhi suplai darahnya.
Seperti diketahui, bayi menerima oksigen dari plasenta. Ini berarti selama tali pusat teremas selama kontraksi, bayi akan menerima lebih sedikit oksigen. Seringkali kondisi ini ditandai dengan detak jantung bayi yang sedikit turun setelah kontraksi.
Pada masa ini, tetap tenang dan rileks bisa menjadi pilihan Mama dalam merespons pergerakan bayi. Fase berikutnya Mama akan memerlukan banyak tenaga untuk mulai mengatur napas dan mengejan.