Setelah berhasil melewati proses persalinan yang panjang dan melelahkan, wajar jika Mama kemudian akan merasa sangat bahagia.
Namun setelah itu, seringkali muncul berbagai perasaan lainnya yang mungkin terasa aneh. Mulai dari panik hingga marah.
Apa yang sebenarnya terjadi pada momen pasca persalinan bagi Mama? Apakah hal tersebut wajar?
Ya, selain perubahan fisik, ibu baru juga mengalami segudang permasalahan terkait mental dan emosional. Semua pun bisa mengubah perasaan Mama secara cepat pasca persalinan.
Berikut rangkuman informasinya untuk Mama dari Popmama.com:
1. Mood mudah berubah
Freepik
Rasa lelah saat beradaptasi dengan berbagai perubahan pasca persalinan bisa membuat Mama menjadi moody. Emosi mudah berubah-ubah dan jadi tak karuan.
Selain karena faktor lelah, perubahan emosi ini juga bisa terjadi karena adanya faktor hormonal, Ma.
Hormon tubuh yang terkait dengan periode kehamilan sudah berkurang dan digantikan dengan hormon menyusui. Perubahan ini pun kerap mengubah kondisi tubuh Mama secara emosional.
Mama jadi mudah bahagia, menangis, sedih, murung dan bahkan gelisah dalam waktu yang singkat.
Selama menghadapi masa ini, Mama perlu mengajak bicara orang-orang di sekitar agar lebih memahami, terutama Papa. Ini supaya perubahan mood tak kemudian menimbulkan masalah baru.
2. Rasa tak nyaman
Pexels/Min An
Tidak diragukan lagi bahwa proses persalinan menimbulkan rasa nyeri dan trauma bagi ibu. Sebagian perempuan mengalami perasaan ini hanya saat persalinan, namun sebagian lainnya tetap terbayang-bayang hingga beberapa minggu sesudahnya.
Penting dicatat bahwa ini juga berkaitan dengan kemampuan toleransi masing-masing fisik Mama terhadap rasa nyeri.
Oleh sebab itu, periode pemulihan pun juga bisa berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan, Ma.
Sangat umum Mama untuk mengalami sakit punggung pasca persalinan. Selain itu, rasa nyeri bekas jahitan juga masih mungkin terasa di organ intim. Berbagai hal ini pun kemudian akan memicu rasa tak nyaman.
Editors' Pick
3. Tidak bisa menahan urine
Pexels/Hafidz Alifuddin
Salah satu tantangan yang banyak dialami oleh Mama pasca persalinan adalah inkontinensia urine alias tidak bisa menahan urine seperti biasanya.
Bisa dibilang, ini adalah kondisi yang sering dianggap mengganggu dan membuat tidak percaya diri.
Beberapa tanda yang ditunjukkan dari inkontinensia urine yakni perasaan kandung kemih penuh, namun tidak ada urine yang keluar. Sebaliknya, bisa juga kandung kemih tidak terasa tiba-tiba penuh dan pembuangannya tidak terkontrol.
Akibatnya, Mama pun tampak seperti mengompol. Tenang, Ma. Meski membuat tak nyaman, namun inkontinensia urine umumnya bersifat sementara.
Kondisi ini terjadi karena proses persalinan melemahkan otot-otot dasar panggul yang menyebabkan kandung kemih menjadi terlalu aktif. Untuk membantu mempercepat pemulihannya, rutin lakukan latihan dasar panggul atau senam Kegel ya, Ma.
4. Kelelahan
Pixabay/RobinHiggins
Hal lain yang kerap menghantui para ibu baru pasca persalinan adalah kelelahan dan diiringi dengan sakit kepala. Hal ini juga kerap dianggap wajar sebagai proses adaptasi Mama.
Pahamilah, Ma. Bayi baru lahir juga masih beradaptasi dengan dunia barunya, sehingga ia belum memiliki rutinitas tetap. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk ‘mencari’ Mama adakah dengan menangis.
Tangisan bayi inilah yang seringkali memicu rasa stres dan kelelahan secara mental bagi ibu baru.
Untuk mengantisipasinya, cobalah untuk terbuka berkomunikasi dengan Papa. Bagi tugas agar Mama tidak merasa terbebani. Mama juga perlu waktu untuk istirahat agar pemulihan pasca persalinan bisa berjalan lebih optimal.
5. Cemas terus-menerus
Pexels/Leah Kelley
Dalam merawat bayi, ibu baru sering merasa gelisah, khawatir, gugup, dan cemas terhadap segala hal. Semua ini seringkali muncul tanpa alasan tertentu.
Salah satu faktor pemicu rasa cemas ini adalah kurangnya waktu Mama untuk tidur dan beristirahat, sehingga otak selalu dalam kondisi waspada.
Pada tingkat kecemasan normal, perasaan ini akan hilang saat Mama menyesuaikan diri dan memahami rutinitas sang buah hati.
Namun apabila kondisi ini tak kunjung mereda, sebaiknya segera mencari bantuan pada ahli terapi agar tak semakin parah ya, Ma.
6. Depresi
Pexels/Ivan Obolensky
Suasana hati yang tak karuan dan tertekan jika tak segera diatasi bisa membuat Mama depresi. Hal ini tentu tidak baik bagi tubuh Mama dan juga terhadap keseharian bayi.
Langkah awal yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi depresi pasca persalinan adalah berbicara dengan Papa. Temukan solusi bersama tentang depresi yang Mama alami.
Solusi lainnya, Mama bisa meluangkan waktu sejenak untuk melakukan aktivitas yang Mama sukai. Misalnya dengan melakukan latihan ringan seperti yoga, atau sekadar pergi ke restoran untuk makan makanan kesukaan.
Jika depresi berlanjut untuk sementara waktu, segera konseling atau temui ahli terapi untuk mengatasinya ya, Ma.
7. Kurang tidur
Freepik/Yanalya
Rutinitas bayi yang belum teratur membuatnya belum bisa membedakan waktu siang dan malam, sehingga pola tidurnya pun masih berantakan.
Hal ini tentu saja turut memengaruhi pola tidur Mama dan Papa. Seringkali, efeknya Mama justru menjadi kurang tidur atau tidak bisa tidur sama sekali di malam hari.
Mama justru jadi gelisah, takut tak bisa mendengar saat bayi terbangun dan tidak bisa rileks.
Jika Mama juga mengalaminya, cobalah kurangi kebiasaan minum minuman berkafein dan rutinitas tidur yang membuat rileks seperti mandi air hangat. Membentuk rutinitas membantu memberikan sinyal pada otak bahwa waktu tidur sudah dekat.
Semua hal ini sebenarnya wajar kok, Ma, dialami pasca persalinan. Namun apabila kondisinya kian memburuk dan tak kunjung sembuh, jangan tunda untuk segera berkonsultasi ke dokter atau ahli terapi, ya.