Kasus Unik, Perempuan Ini Melahirkan 10 Minggu Setelah Pecah Ketuban!

Biasanya persalinan terjadi beberapa saat setelah pecah ketuban ya, Ma

4 November 2019

Kasus Unik, Perempuan Ini Melahirkan 10 Minggu Setelah Pecah Ketuban
SWNS.com

Pecah ketuban biasanya menjadi salah satu tanda bahwa waktunya persalinan sudah dekat. Jadi, ketika ibu hamil mengalami pecah ketuban, sebaiknya segera temui bidan atau dokter.

Namun yang terjadi pada seorang perempuan di Leeds, West Yorks, justru tidak demikian. Ia baru melahirkan 10 minggu setelah pecah ketuban.

Dikutip Popmama.com dari laman Metro, perempuan bernama Lauren Middleton ini mengaku sempat panik saat ketubannya pecah di usia kehamilan 26 minggu, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang.

Berikut rangkuman informasinya, Ma.

1. Ketuban pecah saat sedang berada di kamar mandi

1. Ketuban pecah saat sedang berada kamar mandi
yorkshireeveningpost.co.uk

Pecah ketuban yang dialami oleh Lauren terjadi saat dirinya sedang berada di kamar mandi. Saat itu, ia sempat panik karena merasa tidak melakukan hal-hal berbahaya yang bisa memengaruhi kehamilannya.

“Saya benar-benar takut saat itu, yang saya tahu persalinan biasanya terjadi beberapa waktu setelah pecah ketuban. Saya khawatir bayi saya belum siap untuk lahir. Saya takut hal buruk terjadi padanya,” tutur Lauren.

Karena usia kehamilan Lauren juga masih 26 minggu, Lauren juga mengaku takut harus melahirkan prematur.

Tanpa pikir panjang, Lauren segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri sekaligus memastikan apakah bayinya baik-baik saja.

2. Dokter memutuskan untuk tidak langsung melakukan tindakan persalinan

2. Dokter memutuskan tidak langsung melakukan tindakan persalinan
SWNS.com

Lauren sempat dirawat di rumah sakit selama tiga hari, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang. Dokter di rumah sakit segera melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Akhirnya diputuskan supaya Lauren tidak melahirkan saat itu dan kehamilan tetap dijaga sampai kondisi bayinya benar-benar siap lahir.

Lauren diberikan pesan untuk menjaga kesehatan dan rutin kontrol sebanyak dua kali dalam sebulan, guna memastikan ia dan bayinya baik-baik saja.

Dokter berupaya memantau Lauren dengan harapan kehamilannya bisa dijaga paling tidak sampai usia kehamilan 37 minggu. Pada waktu tersebut, si Kecil diharapkan bisa lebih siap untuk dilahirkan.

3. Jalani sisa waktu kehamilan dengan penuh cemas

3. Jalani sisa waktu kehamilan penuh cemas
SWNS.com

Bagi Lauren, tetap menjalani kehamilan dengan kondisi ketuban yang sudah pecah tidaklah mudah, Ma. Ia kerap dilanda rasa cemas, karena khawatir akan memengaruhi kesehatan buah hatinya.

Saat usia kehamilan Lauren memasuki 34 minggu, hasil pemeriksaan menyatakan semua baik-baik saja. Dokter pun memutuskan untuk meminta Lauren bertahan setidaknya sampai minggu ke-37, namun pada usia kehamilan 35 minggu Lauren akhirnya mengalami kontraksi.

“Kontraksi saat itu terasa benar-benar menyakitkan, karena saya sudah cemas terus-menerus sebelumnya,” imbuh ibu daru Ruby (3 tahun) tersebut.

Setelah sekitar 21 jam sejak kontraksi dimulai, Lauren akhirnya melahirkan bayinya yang kemudian diberi nama Archie. Sesaat setelah dilahirkan, Archie sempat dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) karena mengalami sesak napas, tetapi kini kondisinya sudah dinyatakan sehat dan ia bisa berkumpul kembali dengan keluarga di rumah.

Archie sempat diduga mengalami pneumonia dan sepsis, beruntung setelah diberikan antibiotik dan perawatan intensif, kondisinya terus membaik.

Apa yang perlu diketahu tentang ketuban pecah dini?

Umumnya ketuban akan pecah jelang persalinan. Sekitar 24 jam kemudian, biasanya

bayi akan lahir. Apabila yang terjadi justru ketuban pecah sebelum Mama kontraksi atau bahkan sebelum waktunya persalinan, maka itu tandanya terjadi ketuban pecah dini.

Ya, ketuban bisa saja pecah saat usia kandungan Mama belum siap untuk persalinan. Misalnya apabila masih di bawah 36 minggu.

Kondisi tersebut bisa membahayakan nyawa janin karena mengakibatkan menipisnya cairan ketuban. Padahal cairan ketuban merupakan komponen penting bagi kehidupan janin dalam kandungan.

Penyebab pasti dari pecahnya ketuban sebelum waktu persalinan belum diketahui, tapi ada beberapa faktor risiko yang diyakini memicu ketuban pecah dini. Beberapa di antaranya yakni cedera fisik pada Mama, misalnya karena kecelakaan atau terjatuh.

Selain itu, faktor risiko lainnya yakni merokok, perdarahan vagina selama masa kehamilan, kelainan plasenta, adanya kelainan pada posisi janin, serta tekanan darah tinggi.

Komplikasi yang paling sering terjadi saat terjadi ketuban pecah dini adalah persalinan prematur. Jika dibiarkan, infeksi bisa menyerang janin dan menyebabkan sepsis. Sepsis merupakan kondisi serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi.

Mengingat banyaknya komplikasi serius dari ketuban pecah dini, Mama sebaiknya jangan tunda untuk segera cek ke dokter jika curiga mengalaminya, ya.

The Latest