Seberapa Penting Dilakukan Periksa Dalam Selama Proses Persalinan?

Pahami dulu tentang apa tujuan dilakukan periksa dalam

8 Mei 2022

Seberapa Penting Dilakukan Periksa Dalam Selama Proses Persalinan
Freepik/Aircoolsa

Bagi Mama yang sedang hamil di trimester ketiga jelang waktunya persalinan, mungkin sudah akrab dengan tindakan yang disebut dengan internal examination atau periksa dalam.

Tindakan ini biasa dilakukan saat waktu persalinan sudah dekat atau bahkan pada saat persalinan itu sendiri.

Sebagian ibu hamil sudah terbiasa dengan tindakan ini, namun ada juga yang tetap merasa tidak nyaman. Semua respons yang terjadi bisa dianggap normal, kok.

Tapi tetap pahami bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh bidan maupun dokter, termasuk periksa dalam, adalah demi kelancaran proses persalinan Mama juga.

Dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber, berikut informasi lengkap tentang periksa dalam yang perlu Mama ketahui:

1. Apa itu periksa dalam?

1. Apa itu periksa dalam
Freepik

Internal examination atau periksa dalam adalah tindakan yang biasanya dilakukan dokter atau bidan untuk memastikan perkembangan proses persalinan, dengan cara memasukkan jari tangan ke dalam vagina dan leher rahim.

Menurut pakar kebidanan dan kandungan Royal College of Midwives, Jane Munroe, sebagian ibu hamil merasa tidak nyaman dengan tindakan periksa dalam. Tetapi, pada dasarnya tindakan ini tetap penting untuk dilakukan untuk mengetahui sudah seberapa besar pembukaan yang terjadi.

Jangan khawatir, Ma, periksa dalam umumnya tidak akan memengaruhi kondisi bayi. Terutama jika periksa dalam dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman.

Perlu diketahui juga bahwa tindakan periksa dalam yang dilakukan sembarangan atau berlebihan, dapat memicu pecahnya ketuban dan mengarah pada infeksi pada bayi. Demikian dikutip dari Mother and Baby UK.

Editors' Pick

2. Tujuan dilakukan periksa dalam

2. Tujuan dilakukan periksa dalam
Freepik/Noxos

Saat dilakukan tindakan periksa dalam, beberapa informasi sekaligus akan didapat oleh dokter atau bidan. Termasuk seberapa terbuka serviks Mama (yang sering disebut dengan ‘pembukaan’), dengan mengukur dari 1 hingga 10 cm. Saat sudah mendekati 10 cm, berarti waktunya Mama untuk mengejan sudah semakin dekat.

Selama proses persalinan, posisi serviks Mama juga akan dipantau. Saat proses persalinan semakin berlanjut, serviks akan bergerak maju dan membuat kepala bayi lebih mudah teraba oleh dokter atau bidan.

Nah, periksa dalam kadang-kadang juga akan dilakukan untuk memeriksa sudah di mana posisi bayi. Dari situ, jika ketuban belum pecah, akan diketahui juga kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pemecahan secara manual.

Bidan atau dokter akan merasakan seberapa jauh kepala bayi sudah turun dan mengukur perkembangan posisi ini mulai dari hitungan minus 3 sampai plus 3. Minus 3 adalah ketika posisi kepala bayi masih jauh dan belum terpantau, sementara plus 3 adalah ketika kepala bayi sudah mulai terlihat di jalan lahir.

3. Seberapa sering tindakan periksa dalam akan dilakukan?

3. Seberapa sering tindakan periksa dalam akan dilakukan
Freepik/noxos

Kemungkinan besar, periksa dalam umumnya akan dilakukan oleh dokter atau bidan dalam 4 jam sekali. Tetapi jumlah ini bisa berbeda-beda pada tiap perempuan, bergantung pada kondisi masing-masing.

Namun menurut Jane, biasanya periksa dalam dilakukan lebih dari 7 kali selama persalinan. Mama tetap bisa bertanya tentang apa hasil yang didapat setiap kali dilakukan periksa dalam, kok.

Ya, jumlah tindakan periksa dalam dilakukan biasanya bergantung pada berapa lama Mama berada dalam fase persalinan aktif. Rata-rata jika Mama menjalani persalinan dengan induksi, periksa dalam mungkin akan lebih sering dilakukan.

4. Kapan tindakan dalam perlu diminta dilakukan?

4. Kapan tindakan dalam perlu diminta dilakukan
Freepik/Noxos

Biasanya selain dari kebutuhan dari dokter atau bidan, Mama juga bisa berinisiatif meminta dilakukan periksa dalam. Terutama untuk mendapatkan informasi seberapa jauh kemajuan Mama dalam proses persalinan.

Jawaban dari dokter atau bidan mungkin dapat membantu Mama mengambil keputusan, misalnya jika Mama merasa sangat sakit tetapi masih memiliki jalan panjang, Mama bisa memilih metode penghilang rasa sakit untuk membantu menjalani sisa proses persalinan.

5. Risiko tindakan periksa dalam yang mungkin terjadi

5. Risiko tindakan periksa dalam mungkin terjadi
Freepik/baby_ink

Menurut Association for Improvements in the Maternity Services (AIMS), risiko paling umum dari periksa dalam yang dirasakan oleh Mama adalah rasa nyeri, tidak nyaman dan malu.

Selain itu, tindakan periksa dalam juga bisa berisiko menimbulkan infeksi, terutama jika dilakukan tidak sesuai dengan aturan medis. Misalnya saat ketuban sudah pecah, biasanya periksa dalam tidak lagi dilakukan terus-menerus untuk mencegah terjadinya infeksi.

Rasa nyeri dan tidak nyaman akibat periksa dalam kadang-kadang juga memengaruhi persalinan akibat adanya proses pelepasan hormon adrenalin, yang menghambat hormon oksitosin. Pada sebagian perempuan, kondisi ini dapat memperlambat persalinan.

Tetapi pahamilah bahwa tindakan periksa dalam dilakukan untuk tujuan mengetahui kemajuan proses persalinan Mama. Jangan ragu selalu aktif bertanya tentang seberapa perlu dilakukan dan apa hasilnya. Dengan demikian, Mama pun bisa merasa lebih nyaman saat memang perlu dilakukan periksa dalam.

Demikian beberapa informasi penting tentang periksa dalam yang perlu Mama ketahui. Pada intinya, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter atau bidan guna memahami seberapa banyak tindakan ini perlu dilakukan ya, Ma.

Baca juga:

The Latest