Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Apa Itu Hiperlaktasi: 5 Hal yang Perlu Diketahui Ibu Menyusui
Freepik/rawpixel.com

Intinya sih...

  • Hiperlaktasi adalah produksi ASI berlebihan yang membuat ibu dan bayi tidak nyaman

  • Gejala hiperlaktasi bisa dirasakan oleh ibu seperti payudara penuh, sedangkan bayi bisa tersedak saat menyusu

  • Kondisi ini bisa disebabkan oleh kebiasaan memompa ASI terlalu sering atau faktor medis lainnya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hiperlaktasi adalah kondisi saat tubuh memproduksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan bayi.

Kondisi ini bisa membuat proses menyusui terasa kurang nyaman, baik bagi ibu menyusui maupun bayi, sehingga penting bagi Mama untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Dilansir dari medicalnewstoday.com, berikut Popmama.com telah merangkum lima hal penting seputar apa itu hiperlaktasi agar Mama bisa lebih memahami kondisi ini dengan tenang dan tepat.

1. Pengertian apa itu hiperlaktasi

Freepik

Hiperlaktasi terjadi saat tubuh ibu memproduksi ASI dalam jumlah yang melebihi kebutuhan bayi. Biasanya, produksi ASI menyesuaikan dengan frekuensi menyusui, tapi pada kondisi ini, penyesuaian itu tidak terjadi.

Produksi tetap tinggi meskipun bayi sudah cukup menyusu. Akibatnya, Mama bisa merasa tidak nyaman karena payudara terasa penuh atau bengkak.

Selain rasa sakit, kondisi ini juga bisa menyebabkan ASI merembes dan saluran ASI tersumbat.

Hiperlaktasi memang bukan sebuah kondisi langka, namun tetap perlu penanganan khusus agar tidak mengganggu proses Mama menyusui si Kecil.

2. Hiperlaktasi juga berdampak pada bayi

Freepik/shurkin_son

Gejala hiperlaktasi bisa dirasakan Mama seperti payudara terasa penuh terus-menerus, nyeri, hingga refleks pengeluaran ASI yang terlalu cepat, hingga puting yang lecet atau berdarah.

Pada kondisi ini, bayi pun bisa terkena dampaknya. Bayi bisa tersedak saat menyusu, rewel, sering muntah, perut kembung, atau pup berwarna hijau dan berbusa.

Bahkan ada kemungkinan bayi mengalami kenaikan berat badan yang sangat cepat atau justru sulit mempertahankan berat badan ideal.

Maka, jika gejala-gejala ini muncul, sebaiknya Mama segera konsultasi dengan tenaga medis atau konselor laktasi.

3. Penyebabnya bisa karena kebiasaan memompa ASI

Freepik

Beberapa orang memang secara alami memiliki produksi ASI berlimpah. Namun, ada faktor lain yang bisa memicu hiperlaktasi.

Salah satunya adalah kebiasaan memompa ASI terlalu sering atau terlalu lama, yang justru memberi sinyal pada tubuh untuk memproduksi lebih banyak.

Selain itu, menyusui dengan jadwal tetap, bukan mengikuti kebutuhan bayi juga bisa menjadi salah satu penyebab.

Kesulitan bayi dalam melekat dengan baik saat menyusu atau disebut latch on, juga bisa membuat bayi menyusu lebih sering, yang pada akhirnya merangsang tubuh Mama untuk memproduksi ASI lebih banyak dari kebutuhan sebenarnya.

Dalam kasus yang jarang, hiperlaktasi juga bisa disebabkan oleh kondisi medis seperti hiperprolaktinemia, yaitu adanya hormon prolaktin yang berlebih dalam darah.

4. Dapat ditangani di rumah secara bertahap

Freepik

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola hiperlaktasi di rumah. Mama bisa mencoba menyusui dalam posisi bersandar untuk memperlambat aliran ASI.

Mengurangi atau menghentikan pumping secara bertahap juga penting agar tubuh menyesuaikan produksi.

Teknik block feeding, yaitu menyusui hanya dari satu sisi selama 2–3 jam sebelum berganti sisi, bisa membantu mengatur produksi.

Mengompres dan memijat payudara sebelum menyusui juga bisa meredakan ketidaknyamanan.

Jika semua cara ini tidak berhasil, sebaiknya minta Mama segera mencari bantuan pada konselor laktasi untuk evaluasi lebih lanjut.

5. Bisa terjadi tanpa kehamilan atau menyusui

Freepik

Walau umumnya terjadi pada ibu menyusui, hiperlaktasi juga bisa terjadi pada perempuan yang tidak sedang hamil atau menyusui, bahkan pada pria.

Kondisi ini dikenal sebagai galaktore. Penyebabnya bisa berasal dari gangguan hormon di otak seperti tumor prolaktinoma, hipotiroidisme, atau gangguan pada ginjal.

Obat-obatan tertentu seperti antipsikotik, antidepresan, dan obat mual juga bisa memicu kondisi ini.

Jika seseorang mengalami keluarnya ASI tanpa alasan jelas, penting untuk melakukan pemeriksaan medis menyeluruh untuk mengetahui penyebab pastinya.

Itulah beberapa hal penting seputar apa itu hiperlaktasi yang dimana merupakan kondisi produksi ASI berlebihan yang bisa memengaruhi kenyamanan ibu dan bayi.

Meski tidak selalu berbahaya, kondisi ini bisa menimbulkan gejala seperti nyeri payudara, saluran ASI tersumbat, hingga masalah pencernaan pada bayi.

Penanganan bisa dilakukan melalui pengaturan teknik menyusui dan konsultasi dengan ahli laktasi. Jika terus berlanjut, sebaiknya Mama melakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab yang lebih dalam.

Editorial Team