Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Age Verification

This content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

Kesha Ratuliu .png
Instagram.com/kesharatuliu05

Dalam sesi tanya jawab yang dilakukan Kesha Ratuliu dalam akun Instagramnya, ia mengatakan bahwa ia memutuskan untuk melakukan KB steril usai melahirkan anak ketiganya, Danish Danendra Putra Permana, pada 15 April 2025.

Keputusan itu diambil setelah pertimbangan medis dan diskusi mendalam bersama suaminya, Adhi Permana.

Kesha mengatakan, awalnya ia pernah menggunakan KB IUD. Namun, ia tetap kebobolan dan hamil anak ketiganya meski sudah menggunakan KB IUD. Setelah ia melahirkan anak ketiga, Kesha memilih KB steril karena merasa lebih aman.

Lantas, apa itu KB steril yang dilakukan Kesha Ratuliu? Berikut Popmama.com akan membahasnya untuk Mama. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Ma!

Apa Perbedaan antara Sterilisasi Bedah dan Non-bedah?

freepik/freepik

Dilansir dari Healthline, sterilisasi bedah biasanya dilakukan melalui prosedur yang disebut ligasi tuba, yaitu pemotongan atau penyegelan tuba falopi.

Prosedur ini kerap dikenal sebagai pengikatan tuba. Umumnya, operasi dilakukan secara minimal invasif menggunakan metode laparoskopi, yaitu dengan membuat sayatan kecil di perut. Prosedur ini juga bisa dilakukan segera setelah persalinan normal atau melalui operasi caesar.

Sementara itu, sterilisasi non-bedah dilakukan tanpa sayatan. Prosedur ini menggunakan alat kecil yang dimasukkan ke dalam tuba falopi melalui vagina dan rahim.

Setelah alat terpasang, jaringan parut akan terbentuk dan menyegel saluran tuba, mencegah pembuahan. Karena tidak melibatkan operasi terbuka, waktu pemulihannya pun relatif lebih singkat.

Seberapa Efektif KB Steril Ini?

freepik/freepik

Dilansir dari Healthline, KB steril pada perempuan dikenal sebagai salah satu metode kontrasepsi paling efektif. Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan mendekati 100 persen dalam mencegah kehamilan. Namun, seperti semua metode kontrasepsi, tetap ada kemungkinan kecil untuk terjadi kegagalan.

Menurut Perhimpunan Dokter Kandungan dan Ginekolog Kanada, hanya sekitar 2 hingga 10 dari 1.000 perempuan yang masih bisa hamil setelah menjalani ligasi tuba.

Sementara itu, sebuah studi dalam Contraception Journal menyebutkan angka kegagalan sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 24 hingga 30 dari 1.000 perempuan.

Risiko KB Steril yang Perlu Diketahui

freepik/freepik

Dilansir dari Healthline, untuk ligasi tuba (sterilisasi bedah), efek samping yang mungkin terjadi termasuk infeksi dan pendarahan, meski keduanya tergolong jarang.

Tuba falopi bisa sembuh sendiri dan menyambung kembali, sehingga memungkinkan terjadinya kehamilan.

Jika hal ini terjadi, kehamilan yang terjadi bisa berisiko ektopik, yaitu ketika janin menempel di tuba falopi alih-alih rahim. Kehamilan ektopik merupakan kondisi serius yang bisa mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

Sementara itu, pada metode sterilisasi non-bedah seperti pemasangan alat Essure, risikonya justru lebih besar.

Alat ini telah dikaitkan dengan berbagai efek samping serius, seperti nyeri panggul kronis, reaksi alergi, hingga gangguan organ. Karena itu, Essure telah ditarik dari pasaran pada akhir 2018, dan saat ini tidak lagi direkomendasikan sebagai metode sterilisasi.

Sterilisasi Perempuan versus Vasektomi

freepik/freepik

Dilansir dari Healthline, sterilisasi perempuan dan vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen. Sterilisasi perempuan dilakukan dengan mengikat atau memotong tuba falopi, sementara vasektomi dilakukan dengan menyegel atau memotong vas deferens pada pria.

Sterilisasi perempuan efektif segera setelah prosedur, sedangkan vasektomi memerlukan waktu sekitar dua hingga empat bulan untuk sepenuhnya efektif.

Vasektomi lebih terjangkau, lebih aman, dan kurang invasif dibandingkan sterilisasi perempuan, serta tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Namun, beberapa pasangan memilih sterilisasi perempuan karena hasilnya langsung efektif. Keduanya tidak melindungi dari infeksi menular seksual, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih metode yang tepat.

Itu dia, pembahasan tentang apa itu KB steril yang dilakukan Kesha Ratuliu? Memilih KB steril adalah keputusan besar yang memerlukan pertimbangan matang dan konsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan dan kondisi.

Editorial Team