KB suntik adalah jenis kontrasepsi yang paling banyak dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.
Namun, penting juga bagi Mama dan Papa untuk mengetahui beberapa efek samping yang dapat timbul dari penggunaan kontrasepsi ini. Beberapa di antaranya adalah:
Sebelum memilih KB suntik, penting untuk mengetahui bahwa metode ini dapat mempengaruhi siklus menstruasi, seperti:
- Perubahan siklus menstruasi menjadi lebih panjang atau lebih pendek, mirip dengan efek penggunaan obat analgesik.
- Selama menstruasi, jumlah darah yang keluar bisa sangat banyak atau sangat sedikit, dan kadang hanya berupa bercak-bercak saja (spotting).
- Tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Para Mama yang menggunakan KB suntik harus rutin kembali ke pusat pelayanan kesehatan untuk suntikan ulang setelah masa perlindungan hormon progesteron habis.
Misalnya, pengguna KB suntik 3 bulan maka harus mendapatkan suntikan lagi setiap 3 bulan, sedangkan pengguna KB suntik 1 bulan harus melakukannya setiap bulan. Selain itu, kontrasepsi ini tidak bisa dihentikan sewaktu-waktu, melainkan harus menunggu hingga masa efektif hormon berakhir.
Perempuan yang memiliki badan gemuk harus berhati-hati dengan KB suntik karena dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hormon progesteron yang disuntikkan dapat meningkatkan nafsu makan dengan mempengaruhi pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus, sehingga pengguna KB suntik akan makan lebih banyak dari biasanya.
KB suntik tidak memberikan perlindungan terhadap penularan penyakit menular berbahaya seperti HIV/AIDS, Hepatitis B, atau Infeksi Menular Seksual (IMS).
Setelah berhenti menggunakan KB suntik, Mama yang menggunakannya kemungkinan mengalami keterlambatan dalam memulihkan kesuburan.
Ini sering dianggap sebagai kelainan pada organ genital, namun sebenarnya disebabkan oleh efek pelepasan hormon yang belum sepenuhnya hilang dari tubuh.