Sistem Hormonal Utama yang Aktif saat Melahirkan

Apakah pasca persalinan Mama merasa sedih atau tertekan?

7 April 2022

Sistem Hormonal Utama Aktif saat Melahirkan
Pexels/Vatsal Bhatt

Ma, kehamilan dan persalinan pada umumnya mengubah tubuh. Terkadang kondisi tersebut membuat sebagian perempuan mengalami baby blues, terutama selama minggu pertama usai kelahiran bayinya. Hal itu disebabkan oleh perubahan hormonal dan kimia yang terjadi mendadak.

Ann Dunnewold, psikolog Dallas dan penulis buku Life Will Never Be the Same: The Real Mom's Postpartum Survival Guide menyampaikan kepada Todaysparent.com bahwa hidup telah berubah secara drastis dan begitu pula hormon. Setidaknya untuk sementara waktu. Beberapa hormon berubah dari yang tertinggi menjadi yang terendah, tepat sebelum melahirkan hingga setelahnya.

Sebenarnya Mama memiliki sistem hormonal utama yang aktif saat melahirkan. Agar lebih jelas, Mama perlu terus membaca artikel yang sudah dirangkum oleh Popmama.com:

1. Beta-endorfin mempersiapkan payudara untuk menyusui

1. Beta-endorfin mempersiapkan payudara menyusui
Pexels/Wendy Wei

Secara khusus, hormon beta-endorfin, ini adalah salah satu hormon yang disekresikan di dalam otak dan sistem saraf dalam situasi stres atau nyeri. Bahwa beta-endorfin termasuk internal (endogen) yang setara dengan obat penghilang rasa sakit. Namun hormon tersebut tanpa banyak efek yang tidak diinginkan dari obat-obatan eksternal.

Kadar endorphin meningkat menjelang akhir kehamilan, selama setiap Mama alami kontraksi. Terutama ketika menjelang persalinan. Dimana tingkat endorphin tertinggi setelah lahir. Namun terjadi lebih rendah pada perempuan yang menjalani operasi caesar setelah melahirkan.

Sementara hormon beta-endorfin mengurangi rasa sakit dan menekan sistem kekebalan. Tapi apabila Mama alami stres selama persalinan, itu bisa melepaskan beta-endorfin yang berlebihan. Bahkan dapat menghambat oksitosin dan memperlambat segalanya. Di sisi lain, beta-endorfin juga membantu pelepasan prolaktin selama persalinan dan mempersiapkan payudara untuk menyusui.

  

Editors' Pick

2. Epinefrin dan norepinefrin berada di tahap akhir persalinan

2. Epinefrin norepinefrin berada tahap akhir persalinan
Pexels/Helena Lopes

Bahwa sejumlah peningkatan hormon epinefrin saat Mama berada di tahap akhir persalinan. Biasanya meningkatkan kadar prostaglandin dan kortisol untuk sebuah kontraksi. Ini akan membuat Mama merasakan aliran energi yang tiba-tiba, yakni membantu melahirkan jadi lebih cepat.

Kedua hormon tersebut juga melindungi bayi dari kekurangan oksigen. Bayi akan memiliki hormon epinefrin dan norepinefrin dalam kadar tinggi selama kelahiran. Tetapi hormon-hormon itu akan turun dengan cepat.

Bahwa persalinan dan periode postpartum membuat pengeluaran epinefrin dan norepinefrin urine selama kehamilan tetap dalam batas normal, umumnya sampai permulaan persalinan. Namun setelah melahirkan ada juga peningkatan bertahap pada kedua hormon tersebut, yakni bisa mencapai tingkat tertinggi pada 6 hingga 18 jam.

3. Oksitosin bertindak untuk mengurangi tingkat stres

3. Oksitosin bertindak mengurangi tingkat stres
Pexels/RODNAE Productions

Ma, bahwa hormon oksitosin yang dilepaskan selama persalinan biasanya mendorong interaksi dan mengurangi tingkat ketakutan maupun stres. Setelah bayi lahir, hormon oksitosin bertindak untuk menjalin ikatan dengan bayinya. Efek tersebut diperkuat ketika adanya kontak kulit ke kulit.

Dilansir dari Frontiersin.org, oksitosin mempengaruhi banyak perilaku sosial. Termasuk reproduksi seperti selama persalinan dan masa nifas. Ini memainkan peran kunci dalam mengatur dan mengendalikan proses yang memastikan kelahiran yang aman dan kesehatan ibu maupun anaknya. 

Artinya, oksitosin akan membuat Mama merasa lebih penuh kasih sayang dan menenangkan. Bahkan mendapat lonjakan oksitosin pada tahap akhir jika Mama melahirkan secara normal, terutama membantu saat mengejan. Dimana oksitosin akan aktif dalam mengatasi rasa sakit selama persalinan dan membuat Mama merasa rileks.

4. Prolaktin meningkat selama kehamilan dan saat bayi lahir

4. Prolaktin meningkat selama kehamilan saat bayi lahir
Pexels/Marcin Jozwiak

Selain oksitosin, hormon prolaktin juga aktif saat persalinan. Bahwa prolaktin adalah hormon utama yang mulai mencapai puncaknya selama kehamilan dan ketika bayi lahir. Prolaktin pun meningkat tajam karena puncak beta-endorfin dan oksitosin, yang keduanya merangsang pelepasan prolaktin.

Selain itu, prolaktin merangsang pelepasan oksitosin yang berkontribusi pada pada hormon oksitosin pada persalinan. Sementara tingkat oksitosin dan prolaktin dalam darah sangat tinggi. Fungsinya mendukung ikatan antara ibu dan bayi. Terutama kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi.

Dikutip dari Verywellfamily.com, tingkat prolaktin pada tubuh dilepaskan sebagai respons terhadap rangsangan di payudara. Jika tidak menyusui atau memompa ASI, maka kadar prolaktin akan mulai turun. Beberapa minggu pertama pasca persalinan, kamu masih akan memproduksi ASI. Tapi tanpa menyusui atau memompa, produksi ASI jadi melambat dan akhirnya berhenti. 

Itulah hormon yang aktif saat melahirkan. Jika Mama merasa menderita sesuatu yang lebih ekstrem, sebaiknya bicarakan dengan dokter agar mendapatkan bantuan segera.

Baca juga:

The Latest