Hiperlaktasi atau hipergalaktia adalah suatu kondisi dimana bisa membuat ASI menyembur keluar dengan kekuatan besar. Sering kali menjadi masalah bagi sang ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana efeknya.
Dilansir dari Momjunction, hiperlaktasi menimbulkan masalah penambahan berat badan yang bervariasi. Bahkan bayi mungkin tidak dapat mengosongkan payudara yang menghambat produksi ASI. Susu yang dihasilkan adalah susu dengan kadar lemak rendah dan gula tinggi, ini menyebabkan pengosongan lambung yang cepat dan sering diare.
Selain itu, kelebihan pasokan ASI dapat berdampak pada Mama dan bayi. Berikut mungkin beberapa masalah yang sering terjadi:
Setiap kali bayi menyusui, mereka mulai dengan mendapatkan susu rendah lemak, tinggi gula dan encer yang disebut foremilk. Saat proses menyusui berlangsung, foremilk bertransisi ke susu yang lebih tinggi lemak dan berkrim (hindmilk). Sementara hindmilk lebih mengenyangkan dan membantu memuaskan rasa lapar bayi.
Ketika Mama memiliki ASI yang jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan bayi, maka akan membuat bayi mungkin kenyang dengan foremilk dan berhenti menyusu sebelum mendapatkan terlalu banyak hindmilk.
Bahkan menyebabkan bayi menelan banyak susu sekaligus dan bayi pun menelan udara bersamanya hingga terengah-engah. Apabila itu dialami si Kecil, biasanya dapat menyebabkan bayi muntah, cegukan, gas dan tampak seperti kolik.
Ketika Mmaa memiliki kelebihan pasokan, mungkin tidak dapat mengeringkan payudara sepenuhnya yang membuatnya lebih mungkin untuk mengalami infeksi payudara berulang.
Mastitis terkadang bisa menjadi kronis. Bahkan candida pertumbuhan berlebih ragi di payudara, ini bisa terjadi. Pada perempuan dengan kelebihan pasokan ASI.