Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
ilustrasi jarum suntik
freepik/jcomp

Intinya sih...

  • Epidural adalah obat pereda nyeri yang disuntikkan di sekitar sumsum tulang belakang

  • Beberapa efek samping epidural termasuk gatal-gatal, mual, penurunan tekanan darah, dan sakit kepala

  • Perbedaan antara epidural dan spinal block serta prosedur epidural tidak terasa menyakitkan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Epidural merupakan salah satu metode pereda nyeri yang cukup umum digunakan saat proses persalinan. Meski begitu, prosedur ini masih sering disalahpahami. 

Karena keputusan menggunakan epidural sebaiknya dipertimbangkan jauh-jauh hari sebelum persalinan dimulai, penting bagi para Mama untuk memahami manfaat, risiko, serta efek sampingnya secara menyeluruh. 

Berikut Popmama.com telah merangkum sembilan fakta penting tentang epidural dan efek sampingnya melansir dari laman Parents

Fakta tentang Epidural dan Efek Sampingnya

1. Apa itu epidural?

freepik/wirestock

Epidural adalah obat yang disuntikkan ke area di sekitar sumsum tulang belakang di bagian punggung bawah.

Obat ini bekerja dengan cara mengurangi rasa nyeri selama persalinan melalui sebuah kateter yang dipasang dan dibiarkan tetap berada di tempatnya.

Kateter tersebut memungkinkan obat pereda nyeri diberikan secara terus-menerus hingga proses persalinan selesai. Efeknya membuat area tubuh dari pinggang hingga paha bagian atas menjadi kebas, sehingga Mama tetap sadar namun tidak merasakan nyeri kontraksi secara intens.

2. Efek samping epidural

pexels/Hannah Barata

Menurut American Society of Anesthesiologists (ASA), epidural termasuk prosedur yang sangat aman dan jarang menimbulkan komplikasi serius.

Meski demikian, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mencatat beberapa efek samping epidural yang bisa terjadi antara lai:

  • Gatal-gatal

  • Mual dan muntah

  • Penurunan tekanan darah

  • Demam

  • Sakit kepala

  • Nyeri punggung

  • Menggigil

  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.

Dalam kasus yang sangat jarang, epidural juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, mati rasa atau kesemutan, detak jantung cepat, hingga cedera pada saraf dan sumsum tulang belakang. Meski terdengar mengkhawatirkan, risiko ini tergolong sangat kecil.

3. Perbedaan epidural dan spinal block

pexels/Jozemara Friorili Lemes

Epidural merupakan metode pereda nyeri yang paling umum digunakan saat persalinan. Berdasarkan World Population Review, sekitar 67% orang yang melahirkan di Amerika Serikat menggunakan epidural.

Pada epidural, obat disuntikkan ke ruang di antara tulang belakang dan biasanya membuat area dari pusar hingga paha menjadi kebas. 

Efeknya muncul dalam waktu sekitar 15 menit dan dapat bertahan selama dibutuhkan karena obat diberikan secara berkelanjutan melalui kateter.

Sementara itu, spinal block dilakukan dengan menyuntikkan obat langsung ke cairan tulang belakang tanpa meninggalkan kateter.

Menurut American Society of Anesthesiologists, efek spinal block bekerja dengan bertahan selama 90 menit hingga tiga jam.

4. Prosedur epidural tidak terasa menyakitkan

pexels/Jonathan Borba

Banyak orang merasa takut dengan jarum epidural. Padahal, proses penyuntikannya relatif sederhana dan tidak menyakitkan seperti yang dibayangkan.

Jarum yang digunakan sangat kecil, bahkan lebarnya setara dengan sehelai rambut tebal. Jarum tersebut hanya dimasukkan sebentar untuk membantu pemasangan kateter yang tipis dan fleksibel.

Sebelum prosedur dilakukan, area suntikan akan dibius terlebih dahulu dengan anestesi lokal. Mama kemungkinan akan merasakan sensasi dicubit dan perih selama sekitar 10 detik.

5. Epidural tidak memengaruhi kemampuan Mama saat mengejan

pexels/Duda Oliveira

Sebagian Mama mungkin khawatir epidural akan membuat sulit mengejan saat persalinan. Dalam banyak kasus, justru epidural dikombinasikan dengan spinal. 

Kombinasi ini memungkinkan penggunaan dosis obat yang lebih rendah dibandingkan epidural saja. Hal tersebut dapat membantu proses mengejan menjadi lebih efektif dan menurunkan kemungkinan persalinan dengan bantuan alat seperti vakum.

6. Sebagian obat epidural bisa memberikan efek sementara pada bayi

unsplash/sam moghadam khamseh

Meski relatif aman, epidural tetap memiliki risiko. Setiap obat pereda nyeri yang dikonsumsi Mama berpotensi mencapai bayi, meskipun jumlahnya sangat kecil.

Opioid dalam epidural dapat menimbulkan efek sementara pada bayi, seperti perubahan detak jantung, gangguan pernapasan, rasa mengantuk, penurunan tonus otot, hingga berkurangnya kemampuan menyusu.

Sebuah studi tahun 2021 terhadap lebih dari 435 ribu pasangan Mama dan anak menemukan kaitan antara epidural dengan resusitasi neonatal dan perawatan di unit neonatal. 

Namun, tidak ditemukan hubungannya dengan gangguan perkembangan anak hingga usia dua tahun.

7. Ada kalanya epidural tidak bekerja

pexels/Kaboompics.com

Beberapa studi menunjukkan tingkat kegagalan epidural berkisar antara 8–23%. Salah satu penelitian menemukan bahwa tingkat kegagalan berkaitan dengan pengalaman dokter anestesi. 

Dokter dengan pengalaman lima tahun atau lebih memiliki tingkat kegagalan yang jauh lebih rendah.

Beberapa alasan epidural tidak bekerja optimal antara lain posisi pemasangan yang kurang tepat, kateter yang bergeser atau terlepas, pergerakan Mama saat pemasangan, atau dosis obat yang kurang memadai.

Dalam beberapa kasus, rasa nyeri hanya berkurang di satu sisi tubuh. Kondisi ini biasanya dapat diperbaiki dengan penyesuaian posisi atau pemasangan ulang kateter.

8. Epidural membutuhkan waktu untuk bekerja

pexels/thirdman

Epidural tidak bekerja secara instan. Dari saat seseorang meminta epidural hingga benar-benar merasakan efeknya, waktu tunggu bisa berkisar antara 30 menit hingga satu jam, atau bahkan lebih lama.

Itu sebabnya, epidural bisa menjadi kurang efektif jika persalinan sudah terlalu dekat dengan waktu kelahiran.

Meski semua upaya akan dilakukan agar epidural diberikan secepat mungkin, Mama tetap perlu memahami bahwa prosedur ini memerlukan waktu dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru demi keamanan bersama.

Nah, itu dia beberapa fakta penting tentang epidural dan efek sampingnya. Bagaimana menurut pendapat Mama?

Editorial Team