Dalam acara YouTube berjudul "Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT) Seri 1 Tahun 2024: Yuk Kenali dan Cegah Baby Blues", Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti menjelaskan mengenai tingginya angka baby blues di Indonesia.
"57% Ibu di Indonesia mengalami baby blues. Angkat tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat tertinggi di Asia dengan risiko baby blues," ungkapnya.
Lebih lanjut, Nopian menjelaskan, baby blues membuat perempuan lebih mudah emosional dan sensitif.
Alhasil, sang mama jadi lebih mudah sedih, cemas, marah, dan menangis karena efek penurunan hormon setelah melahirkan.
"Konflik batin atas kemampuan seseorang yang baru menjadi ibu menyebabkan rasa cemas berlebih atas penerimaan serta penolakan terhadap peran baru, yang mengakibatkan seorang ibu mengalami baby blues syndrome," tuturnya dalam YouTube.
Inilah kenapa pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap kader Bina Keluarga Balita (BKB) mengenai sindrom tersebut.
Diharapkan, program ini bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader BKB sekaligus peserta mengenai kondisi baby blues sehingga bisa mengetahui dan menindaklanjutinya.