Ini 7 Hal Aneh dan Tidak Terduga Saat Persalinan, Apa Saja?

Tetap jaga kesehatan selama masa kehamilan ya, Ma!

23 September 2021

Ini 7 Hal Aneh Tidak Terduga Saat Persalinan, Apa Saja
Unsplash/Jimmy Conover

Kelahiran buah hati merupakan momen yang dinanti-nantikan setiap orangtua. Segala hal harus diperhatikan dan disiapkan dari masa kehamilan demi lancarnya proses persalinan. Dimulai dari mengonsumsi vitamin, membeli pakaian bayi, hingga mencari informasi seputar persalinan. 

Ketika mendekati waktu-waktu persalinan, perasaan akan menjadi campur aduk. Perasaan bahagia, antusias, hingga cemas menanti kelahiran si Kecil. Ibu hamil tentunya mengharapkan kelahiran bayi berjalan lancar tanpa adanya kendala. Namun, penting bagi ibu hamil mengetahui hal-hal apa saja yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. 

Kali ini Popmama.com akan mengulas beberapa hal tak terduga yang dapat terjadi saat persalinan, dilansir dari Parents.  

1. Rasa mual hingga ingin muntah

1. Rasa mual hingga ingin muntah
Freepik/berharga

Perasaan mual umumnya dirasakan ibu hamil di awal kehamilan karena sedang mengidam. Namun, ternyata rasa mual juga dirasakan saat proses persalinan, lho. 

Ketika proses persalinan, ibu yang sedang aktif mendorong bayi keluar dapat merasakan mual. Menurut Sherry Rossi, MD, seorang ahli kesehatan wanita di Santa Monica, California, ini terjadi karena pada saat ibu diberikan suntik epidural (bius lokal untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan), tekanan darah akan menurun sehingga menimbulkan rasa mual hingga muntah. 

2. Gerakan usus yang tak terduga

2. Gerakan usus tak terduga
Freepik/wavebreakmedia-micro

Otot yang digunakan saat persalinan untuk mendorong bayi keluar dari jalur lahir adalah otot perut, diafragma, dan otot interkostal. Otot ini sama persis dengan otot yang digunakan saat buang air besar. Hal ini menjadi alasan mengapa terkadang tinja tidak sengaja ikut keluar pada saat proses persalinan. Namun, Mama tak perlu malu karena tinja akan tersamarkan dengan darah yang keluar selama persalinan.

Selain itu, epidural yang disuntikan pada ibu dapat menyebabkan kebas pada bagian bawah tubuh. Hal ini menyebabkan pergerakan usus yang tak terkendali.

Editors' Pick

3. Persalinan berlangsung lama

3. Persalinan berlangsung lama
Freepik/DCStudio

Proses persalinan akan melalui beberapa fase (kala). Yang pertama adalah kala 1 atau disebut juga kala pembukaan. Fase selanjutnya adalah kala 2, yaitu saat janin sudah mulai keluar. Lalu dilanjutkan dengan kala 3 saat plasenta ikut keluar dari rahim. Yang terakhir adalah kala 4 yaitu proses observasi setelah 1 jam setelah persalinan.

Pada kala 1 persalinan, terdapat tiga fase yang dilalui yaitu fase laten (persalinan dini), fase aktif, dan fase transisi. Fase-fase ini terkadang membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang seharusnya.

Bagi Mama yang pertama kali melahirkan, akan mengalami fase laten yang terlalu lama jika waktunya lebih dari 20 jam. Sedangkan yang sudah pernah melahirkan mengalami fase laten yang lama jika lebih dari 14 jam.

Hal ini dapat menyebabkan Mama menjadi frustasi dan kelelahan. Tipsnya adalah tetap rileks, istirahat, jalan-jalan, atau mandi dengan air hangat.

4. Proses persalinan lebih cepat

4. Proses persalinan lebih cepat
Freepik/wavebreakmedia-micro

Tak hanya dapat berlangsung lama dari biasanya, persalinan juga dapat berlangsung lebih cepat. Biasanya persalinan yang cepat hanya berlangsung selama tiga jam setelah kontraksi dimulai.

Mungkin beberapa orang menganggap proses persalinan yang singkat merupakan hal yang baik. Namun, ada beberapa hal yang dikhawatirkan jika proses persalinan berlangsung terlalu singkat. 

Jika waktu melahirkan terlalu singkat, waktu untuk ke rumah sakit untuk mendapat obat dan penanganan dokter akan berkurang. Selain itu, melahirkan juga harus dilakukan di tempat yang steril. Jadi, waktu yang bisa digunakan untuk persiapan persalinan lebih sedikit.

5. Robekan pada jalan lahir

5. Robekan jalan lahir
Freepik/wavebreakmedia-micro

Pada proses persalinan, ada potensi terjadinya robekan pada jalan lahir yaitu sekitar vagina dan anus. Hal ini disebut juga dengan ruptur perineum. Kondisi ini terjadi karena adanya peregangan dan tekanan yang kuat di jalan lahir saat ibu mengejan untuk mendorong bayinya keluar.

Nita Landry, MD, seorang dokter obgyn (obstetri dan ginekologi), menyebutkan bahwa 90% wanita akan mengalami robekan pada vagina saat proses persalinan. Setelah persalinan, robekan pada vagina akan dijahit untuk memperbaiki perineum.

6. Robekan pada rektum

6. Robekan rektum
Freepik/DCStudio

Rektum adalah bagian dari usus besar yang letaknya pada bagian akhir mengarah ke anus. Walaupun jarang, kasus ini mungkin saja terjadi pada saat proses persalinan. 

Untuk mengurangi robekan pada rektum, perineum dapat dikompres dengan air hangat selama fase mendorong janin keluar. Selain itu, pijatan dengan minyak pada pangkal vagina juga dapat dilakukan untuk melembutkan jaringan sehingga meningkatkan fleksibilitas dan memudahkan peregangan otot vagina.

7. Retensio plasenta

7. Retensio plasenta
Pixabay/Parentingupstream

Plasenta pada umumnya keluar sendirinya dari rahim dalam 30 menit pertama setelah melahirkan. Namun, terkadang plasenta atau ari-ari tidak keluar dengan sendirinya. Hal ini disebut dengan retensio plasenta. Gejala retensio plasenta bisa berupa demam, cairan berbau, pendarahan, hingga nyeri yang berlangsung lama. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan retensio plasenta, seperti kontraksi yang lemah. Selain itu, retensio plasenta juga dapat disebabkan oleh plasenta yang menempel di dinding otot rahim dan serviks menutup sebelum dikeluarkannya plasenta. 

Biasanya dokter akan memberikan obat untuk membuat rahim berkontraksi dan mengeluarkan plasenta. Namun, terkadang perlu dilakukan operasi untuk mengatasi retensio plasenta.

Jika tidak ditangani dengan tepat, retensio plasenta dapat menyebabkan infeksi, bahkan dapat mengancam nyawa.

Itu dia 7 hal tak terduga yang dapat terjadi saat melahirkan. Dokter kandungan tentunya akan menangani jika hal-hal tersebut terjadi pada saat proses persalinan. Tetap jaga kesehatan selama masa kehamilan untuk mengurangi risiko-risiko yang tidak diinginkan ya, Ma!

Baca juga:

The Latest