Ini Dampak Distosia Bahu saat Persalinan dan Cara Mengatasinya

Bahu bayi tersangkut pada proses persalinan, langkah apa yang harus dilakukan?

9 November 2022

Ini Dampak Distosia Bahu saat Persalinan Cara Mengatasinya
Freepik/DC Studio

Persalinan adalah momen yang ditunggu-tunggu setiap ibu hamil. Sekaligus menjadi momen yang mendebarkan. Di momen tersebut, Mama akhirnya bisa bertemu dengan si Kecil yang selama sembilan bulan berada di dalam kandungan.

Namun, ada beberapa komplikasi saat bersalin yang juga perlu Mama waspadai. Salah satunya adalah distosia bahu. Komplikasi ini bukan hanya membahayakan Mama tetapi juga bisa membahayakan keselamatan janin.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya mengenai distosia bahu saat persalinan:

1. Apa itu distosia bahu?

1. Apa itu distosia bahu
Freepik/freepic.diller

Sebelum menjelaskan tentang distosia bahu, penting bagi Mama untuk memahami proses persalinan terlebih dahulu.

Ada 4 tahap persalinan:

  • Pertama: Pembukaan serviks (peningkatan tingkat kontraksi)
  • Kedua: Bersiap-siap mengejan untuk melahirkan bayi
  • Ketiga: Mengejan terakhir untuk mengeluarkan plasenta
  • Keempat: Perubahan pasca persalinan

Keadaan darurat medis dapat terjadi selama tahap kedua, yaitu saat Mama sedang mempersiapkan diri untuk mengejan dan melahirkan bayi. Biasanya, ada jeda setelah kepala bayi keluar dan sesaat sebelum seluruh tubuhnya keluar.

Jika distosia bahu terjadi, jeda ini akan lebih lama karena bahu tersangkut di belakang tulang panggul mama, sehingga berisiko bayi tidak bisa bernapas dan tali pusat bisa terjepit. Kondisi inilah yang disebut dengan distosia bahu.

Kondisi ini terjadi pada sekitar satu dari setiap 200 kelahiran, dan lebih sering terjadi selama persalinan alami atau normal. Namun, masih ada juga kemungkinan terjadi selama operasi caesar.

2. Faktor risiko untuk distosia bahu

2. Faktor risiko distosia bahu
Freepik/pressfoto

Beberapa calon mama memang bisa berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi darurat medis ini. Namun, dengan mengetahui risiko ini sebelumnya, dapat membantu meminimalkan kemungkinan mama untuk mengalami distosia bahu saat persalinan.

Jika Mama memiliki diabetes gestasional, risiko akan naik dua hingga empat kali lipat. Karena itu, Mama bisa sebaiknya mencegah diabetes saat hamil.

Jika berat janin lebih dari 4,5 kg, hal ini juga dapat meningkatkan risiko bahu bayi tersangkut pada saat proses persalinan.

3. Apa yang harus Mama lakukan?

3. Apa harus Mama lakukan
Pexels/Rene Asmussen

Jika hal ini terjadi pada Mama, jangan panik! Tim dokter akan menuntun Mama dan memberitahu apa yang harus Mama lakukan.

Dokter dan bidan biasanya akan meminta Mama berhenti mengejan. Mama dianjurkan untuk tidak memaksakan mengejan karena akan membahayakan kondisi bayi.

Dokter kemungkinan akan menyarankan Mama untuk mencoba Manuver McRoberts. Teknik ini adalah mengangkat lutut lebih dekat ke dada. Bidan atau dokter akan menekan perut mama dengan lembut untuk membantu mengeluarkan bahu bayi dari tulang panggul. Hal ini akan meningkatkan keberhasilan persalinan hingga 90 persen.

Selain itu, dokter mungkin juga akan meminta Mama untuk mengambil posisi merangkak dengan kedua lengan di depan menopang tubuh mama. Dokter akan memasukkan tangan ke bagian dalam vagina Mama untuk menarik bayi yang tersangkut. Namun, Mama juga harus menjalani episiotomi saat proses ini dilakukan.

Umumnya, si Kecil akan membaik setelah mengalami distosia bahu. Tetapi karena kekurangan oksigen, bayi akan diobservasi lebih lanjut di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Mungkin, Mama juga akan mengalami syok berat karena mengalami persalinan yang sulit. Namun, jangan khawatir ya, Ma. Mama bisa minta saran bidan dan dokter yang menangani Mama untuk membantu mengatasi masalah emosi ini.

Distosia bahu memang tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini juga termasuk kondisi yang jarang terjadi.

Itulah informasi mengenai distosia bahu saat persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca juga:

The Latest