Salah satu perhatian para ahli kesehatan terhadap penggunaan botol ASI plastik adalah botol-botol ini dibuat dari bahan plastik kimiawi. Meskipun dilabeli sebagai botol plastik bebas BPA, botol plastik ini tetap mengandung bahan kimia yang sifatnya estrogenik. Oleh karena itu, Mama perlu berhati-hati saat membeli botol ASI dari plastik, apalagi jika merknya tidak kredibel.
Permasalahan lain yang cukup meresahkan dari penggunaan botol ASI plastik adalah meninggalkan bau dan noda yang cukup sulit dibersihkan. Apalagi jika terdapat goresan-goresan yang menghasilkan ruang-ruang bagi bakteri untuk berkembang. Botol ASI plastik pun tidak benar-benar bisa disterilisasi karena suhu tinggi dapat membuatnya leleh.
Dilihat dari sisi ketahanan, botol ASI plastik termasuk yang paling mudah rusak alias tidak bisa digunakan dalam jangka waktu panjang sehingga boros.
Untuk menentukan mana botol ASI yang lebih baik, apakah yang berbahan dasar kaca atau plastik, sebetulnya tergantung dari kebutuhan. Botol ASI kaca memang relatif lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Tetapi dalam pemakaiannya Mama harus lebih hati-hati, apalagi jika diberikan pada bayi yang sudah mulai aktif karena dapat menimbulkan bahaya.
Untuk pemakaian yang lebih praktis ketika bepergian, botol ASI plastik bisa menjadi pilihan. Tetapi Mama perlu memerhatikan kapan saatnya botol ASI plastik harus diganti saat kualitasnya menurun.
Pertimbangkan sesuai dengan biaya, kemudahan perawatan, dan penggunaan praktisnya.
Jadi, mana yang lebih Mama sukai, botol ASI kaca atau plastik?