Jangan Disepelekan, Ini Cara Menurunkan Darah Tinggi Pasca Melahirkan

Jika tak ditangani, berisiko komplikasi

20 Agustus 2022

Jangan Disepelekan, Ini Cara Menurunkan Darah Tinggi Pasca Melahirkan
Unsplash/Mockup Graphics

Di tengah kemeriahan pesta kemerdekaan Indonesia pada (17/08/2022), ada salah satu peristiwa yang cukup mengejutkan.

Beredar sebuah rekaman video yang menunjukkan seorang ibu muda meninggal dunia usai mengikuti lomba balap karung. 

Menurut informasi yang dikutip dari Kompas.com, sang ibu bernama Rini yang merupakan ibu rumah tangga asal Kampung Gunung Bubut, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Ketika berkompetisi dengan peserta lainnya, perempuan berusia 29 tahun tersebut nampak antusias. Namun usai memutar balik untuk menyelesaikan lomba balap karung, ia kemudian tersungkur di jalan aspal dengan bagian kepala terlebih dahulu. 

Usai tak sadarkan diri, ia pun dinyatakan meninggal dunia ketika dalam perjalanan menuju klinik. Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, korban diketahui baru saja melahirkan 2 bulan yang lalu dan memiliki riwayat hipertensi. 

Korban kemudian dimakamkan dan keluarga menyatakan tidak akan menuntut siapa pun karena menganggap kejadian ini sebagai musibah. 

Mama yang mungkin mengalami hal serupa, yakni tekanan darah tinggi usai melahirkan si Kecil, mungkin bisa menyimak beberapa tips dari Popmama.com untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. 
 

1. Postpartum preeclampsia, tekanan darah tinggi usai melahirkan

1. Postpartum preeclampsia, tekanan darah tinggi usai melahirkan
Pexels/Kristina Paukshtite

Sebelum mencari tahu lebih lanjut bagaimana cara menurunkan darah tinggi pasca melahirkan, Mama perlu mengetahui penyakit hipertensi pada ibu baru. 

Tekanan darah tinggi usai melahirkan disebut juga sebaga postpartum preeclampsia. Kondisi ini sebenarnya merupakan suatu hal yang jarang terjadi, akan tetapi perlu dikelola dengan baik karena merupakan masalah kesehatan serius yang memiliki berbagai komplikasi.

Biasanya, postpartum preeclampsia terjadi pada 48 jam setelah melahirkan. Namun, bisa juga terjadi hingga 6 minggu usai si Kecil dilahirkan. 

Mama mungkin dapat dicurigai mengalami tekanan darah tinggi pasca melahirkan apabila memiliki salah satu gejala berikut ini:

  • tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kisaran 140/90 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih besar,
  • kelebihan protein dalam urin (proteinuria),
  • sakit kepala parah
  • perubahan penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur atau sensitivitas terhadap cahaya,
  • nyeri di perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk di sisi kanan,
  • mual dan muntah,
  • sesak napas,
  • buang air kecil berkurang, 
  • pertambahan berat badan yang cepat, 
  • sesak napas.

Ketika Mama mengalami gejala di atas usai melahirkan, dokter biasanya akan meminta pasien untuk dirawat selama beberapa waktu di rumah sakit.

Dokter dapat memperkuat diagnosis postpartum preeclampsia melalui tes darah dan pengujian sampel urin (urinalisis) di laboratorium. 

Editors' Pick

2. Penyebab dan faktor risiko hipertensi pasca melahirkan

2. Penyebab faktor risiko hipertensi pasca melahirkan
Pexels/SHVETS production

Setiap masalah kesehatan biasanya memiliki penyebab yang mendasari. Sayangnya, tekanan darah tinggi usai melahirkan ini belum diketahui secara pasti. 

Meskipun demikian, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko Mama untuk mengalami postpartum preeclampsia. Apa saja? berikut di antaranya:

  • kegemukan,
  • tekanan darah tinggi selama kehamilan,
  • adanya riwayat dari keluarga yang juga mengalami preeklamsia atau preeklamsia postpartum,
  • hamil dan melahirkan di bawah usia 20 tahun,
  • hamil dan melahirkan di usia yang tua lebih dari 40 tahun,
  • melahirkan anak kembar atau lebih, 
  • memiliki kondisi autoimun,
  • mengidap penyakit diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Ketika Mama memiliki salah satu faktor risiko tersebut, sebaiknya harus lebih waspada terhadap tekanan darah tinggi pasca melahirkan. 

Apabila gejalanya tidak terdeteksi, sebaiknya pantau terus tekanan darah tinggi Mama usai melahirkan mengingat gejala bisa saja muncul hingga 6 bulan setelah persalinan. 

Jangan sampai hipertensi pada ibu melahirkan dianggap sebagai hal yang sepele karena konsekuensinya sangat besar sehingga perlu penanganan tepat segera mungkin. 

3. Jenis obat untuk menurunkan darah tinggi usai melahirkan

3. Jenis obat menurunkan darah tinggi usai melahirkan
Pixabay

Lantas, bagaimana cara menurunkan tekanan darah tinggi pasca melahirkan? Tentu saja dengan konsumsi obat-obatan secara rutin sehingga tekanan darah kembali normal. 

Setidaknya ada beberapa jenis obat yang dapat Mama konsumsi sebagai cara menurunkan tekanan darah tinggi pasca melahirkan. Berikut di antaranya:

  • obat penurun tekanan darah tinggi atau disebut juga sebagai obat antihipertensi yang diresepkan oleh dokter apabila tekanan darah Mama berada pada angka di atas normal, 
  • obat pengencer darah (antiglukolan) untuk meminimalisir risiko pembekuan darah, dan 
  • obat anti kejang dengan kandungan magnesium sulfat sehingga dapat membantu Mama terhindar dari risiko kejang ketika gejala hipertensinya parah. Saat mengonsumsi obat dengan bahan aktif tersebut, tekanan darah, buang air kecil, dan gejala lainnya akan dipantau dokter secara cermat.

Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum Mama mengonsumsi jenis obat apapun. Apalagi jika Mama baru saja melahirkan dan masih dalam masa menyusui buah hati. 

4. Jalani pola hidup sehat untuk mendukung perawatan

4. Jalani pola hidup sehat mendukung perawatan
Unsplash/Jason Briscoe

Selain mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter secara rutin, cara menurunkan tekanan darah tinggi pasca melahirkan adalah dengan menjalani pola hidup sehat. 

Dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang yang mencakup buah-buahan dan sayur bernutrisi. Hindari untuk mengonsumsi makanan yang memicu tekanan darah tinggi, seperti makanan tinggi garam.

Usahakan untuk berolahraga secara rutin sehingga kesehatan tubuh Mama tetap baik dan berat badan terjaga. Sebab, kegemukan bisa meningkatkan risiko terjadinya hipertensi usai melahirkan. 

Hindari juga konsumsi rokok dan alkohol yang berlebihan karena kedua hal ini bisa memperburuk kondisi hipertensi yang Mama alami.

Selain itu, jagalah kondisi psikologis Mama usai melahirkan. Jangan sampai mengalami stres yang bisa membuat hipertensi kian parah. Mintalah dukungan dari pasangan dan orang terdekat agar Mama bisa menjalani pengobatan dengan optimal. 

5. Jangan mengabaikan gejala, waspadi komplikasinya

5. Jangan mengabaikan gejala, waspadi komplikasinya
Pexels/RODNAE Productions

Jangan sampai tekanan darah tinggi usai melahirkan dianggap sebagai masalah yang enteng ya, Ma. Meskipun Mama tidak mengalami gejalanya, sebaiknya tetap pantau tekanan darah tinggi secara rutin di rumah setelah melahirkan si Kecil. 

Hal ini karena terkadang, gejala postpartum preeclampsia bisa cukup sulit dideteksi. Apalagi sebagai ibu baru, Mama mungkin mengabaikan kesehatan diri sendiri karena terlalu fokus untuk mengasuh si Kecil. 

Ketika mengalami tanda-tanda hipertensi setelah melahirkan, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat. 

Pasalnya, kondisi ini merupakan masalah serius yang perlu ditangani dengan baik. Bila tidak, ada beberapa risiko komplikasi yang mengintai. 

Beberapa kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh tekanan darah tinggi pasca melahirkan, yaitu:

  • eklamsia pascapersalinan, yakni hipertensi dengan kejang yang bisa merusak organ vital secara permanen, 
  • edema paru-paru atau adanya kelebihan cairan di bagian paru-paru, 
  • stroke dan sindrom HELLP yang bisa mengancam keselamatan jiwa,
  • tromboemboli karena adanya sumbatan pembuluh darah akibat pembekuan darah.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai postpartum preeclampsia beserta cara menurunkan tekanan darah pasca melahirkan. Semoga informasinya berguna untuk Mama, ya!

Baca juga:

The Latest