Jangan Salah, Ma! Ini Cara Menyimpan ASI di Kulkas yang Benar

Agar tidak terbuang sia-sia, ini cara menyimpan ASI perah yang perlu Mama perhatikan

14 Juni 2021

Jangan Salah, Ma Ini Cara Menyimpan ASI Kulkas Benar
Freepik/shurkin_son

Setelah melahirkan, tugas mama selanjutnya adalah memberikan ASI eksklusif kepada si Kecil hingga memasuki usia yang sudah cukup untuk diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

Sebab, ASI merupakan satu-satunya sumber asupan gizi anak sejak lahir hingga beberapa waktu ke depan, Ma.

Kenyatannya, saat ini semakin banyak orangtua yang bekerja dan harus meninggalkan buah hati mereka. Bagi ibu menyusui yang harus bekerja, memerah ASI menjadi pilihan terbaik agar asupan gizi si Kecil tetap terpenuhi.

Itulah mengapa diperlukan penyimpanan ASI perah yang benar, Ma. Salah satunya dengan memasukan ASI perah ke dalam lemari pendingin atau kulkas agar lebih tahan lama.

Lantas, bagaimana cara menyimpan ASI di kulkas yang benar? Dilansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya.

Kita simak bersama yuk, Ma!

1. Perhatikan kemasan penyimpanan ASI

1. Perhatikan kemasan penyimpanan ASI
Freepik/jcomp

Sebelum menyimpan ASI perah ke dalam kulkas, langkah pertama yang perlu Mama perhatikan adalah tempat atau wadahh penyimpanan ASI.

Ada ragam pilihan yang bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan ASI perah, seperti botol kaca, botol plastik dengan label bebas bahan berbahaya, serta plastik yang memang dikhususkan untuk ASI.

Meski saat ini banyak penggunaan botol berbahan plastik untuk ASI, Mama perlu menghindari penggunaan botol kemasan plastik yang digunakan untuk keperluan umum ya, Ma. Sebab, ini akan memengaruhi kualitas ASI yang Mama simpan nanti.

Sebelum memerah ASI, pastikan kondisi tangan mama sudah steril dengan mencucinya terlebih dahulu. Setelah itu, pastikan juga botol dan bagian pompa ASI yang akan digunakan untuk memerah ASI sudah disterilisasi dengan merebusnya ke dalam air mendidih sekitar 5-10 menit.

Editors' Pick

2. Cara menyimpan ASI di dalam kulkas

2. Cara menyimpan ASI dalam kulkas
Pexels/cottonbro

Setelah proses pemerahan ASI sudah selesai, segera masukkan botol ke dalam kulkas. Sebelum memasukkan, jangan lupa untuk mencantumkan tanggal ASI yang diperah pada botol ASI sebagai pengingat, Ma.

Selanjutnya Mama bisa menyimpan ASI ke bagian paling dingin kulkas, atau ke dalam freezer. Hindari penyimpanan ASI di dalam pintu kulkas yang memiliki suhu kurang konsisten atau tidak cukup dingin untuk ASI perah bertahan lama.

Untuk mendapatkan ASI perah yang bertahan cukup lama, setidaknya lima hari, diperlukan suhu udara setidaknya 4 derajat Celcius. Sehingga, peletakan ASI perah disarankan di bagian atas kulkas atau di dalam freezer agar lebih tahan lama.

3. Ketahui waktu penyimpanan ASI

3. Ketahui waktu penyimpanan ASI
Freepik/comzeal

Pada umumnya, ASI perah dapat bertahan mulai beberapa jam, hingga beberapa bulan. Ini tergantung dari suhu penempatan botol ASI, Ma.

Adapun waktu penyimpanan ASI yang perlu Mama ketahui adalah sebagai berikut:

  • Tahan hingga 6 jam jika diletakan di dalam suhu ruangan, yakni sekitar 25 derajat Celcius.
  • Tahan hingga 24 jam ketika disimpan ke dalam kotak pendingin yang ditambahkan ice pack. 
  • Tahan hingga 5 hari ketika diletakan pada kulkas dengan suhu minimal 4 derajat Celcius.
  • Tahan hingga 6 bulan ketika disimpan di dalam freezer dengan suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah lagi.

Jika akan diberikan dalam jangka waktu sebentar, Mama bisa meletakan ASI perah dibagian kulkas yang tidak mudah membuatnya beku dan lebih mudah untuk dicairkan.

4. Cara mencairkan ASI dari kulkas

4. Cara mencairkan ASI dari kulkas
Blibli.com

Ketika ASI perah yang disimpan dalam kulkas akan diberikan pada si Kecil, ketahui juga cara mencairkan yang baik dan benar, Ma.

Perlu diketahui sebelumnya, ASI perah beku saat dicarikan kemungkinan akan mengalami perubahan warna, bau, serta konsistensi dibanding ASI segar. Ini normal terjadi pada ASI perah yang dibekukan. 

Sebelum memberikan pada si Kecil, berikut cara mencairkan ASI dari kulkas yang bisa Mama lakukan. Di antaranya sebagai berikut:

  • Gunakan penghangat ASI elektrik. Saat ini, penggunaan pompa ASI dan penghangat ASI elektrik menjadi cara efektif yang banyak digunakan untuk mempersingkat waktu saat memerah dan menyiapkan ASI perah.
  • Rendam di atas air hangat. Meski sudah banyak digunakan, tidak semua ibu menyusui memiliki penghangat ASI elektrik. Mama bisa menggunakan metode manual dengan memasukkan botol penyimpan ASI perah ke dalam panci berisi air hangat. Cukup direndam ya, Ma, hindari meletakan panci di atas api kompor yang menyala.
  • ASI perah yang beku, jangan langsung dikeluarkan. Saat akan mencairkan ASI perah yang beku, Mama bisa memindahkannya ke dalam kulkas bawah yang suhunya tidak lebih dingin dari freezer. Beberapa penelitian mengungkapkan, perubahan suhu yang cepat dapat memengaruhi kandungan antibodi dalam ASI yang bermanfaat bagi bayi. Jadi, setelah diturunkan atau dipindahkan ke suhu yang tidak terlalu dingin dan mulai sedikit mencari, barulah Mama bisa hangatkan seperti cara sebelumnya.
  • Letakkan di bawah air mengalir. Cara ini bisa Mama gunakan ketika ASI perah ingin segera diberikan kepada si Kecil. Caranya cukup tempatkan botol ASI pada air mengalir yang bersuhu biasa, setelah beberapa saat barulah bisa diletakan pada air hangat hingga suhu ASI dapat diberikan untuk si Kecil.
  • Hindari penggunaan microwave. Meski lebih mudah dan menghemat waktu, sebaiknya hindari alat ini untuk mencairkan ASI ya, Ma. Sebab penggunaan microwave dapat menimbulkan bintik-bintik pada botol ASI perah yang memungkinkan hilangnya beberapa kandungan nutrisi pada ASI. Bintik tersebut muncul karena suhu panas, dan perubahan suhu yang cepat ini juga tidak baik karena dapat menghilangkan kandungan antibodi pada ASI yang dibutuhkan oleh bayi.

Itulah serba-serbi seputar cara menyimpan ASI di kulkas yang baik dan benar . Semoga informasinya bermanfaat dan bisa dipraktikkan langsung di rumah ya, Ma.

Tetap semangat untuk semua Mama yang sedang berjuang mengASIhi.

Baca juga:

The Latest