Pada 1 Juli hingga 8 Juli adalah Australian Birth Trauma Awareness Week. Menurut Asosiasi Australian Birth Trauma Awareness, "Satu dari tiga perempuan mengidentifikasi kelahiran mereka sebagai trauma" dan "satu dari empat ibu pertama kali menderita kerusakan fisik luar biasa."
Trauma dan kerusakan fisik dapat terjadi terlepas dari jenis kelahiran yang kamu jalani, entah itu metode persalinan melalui vagina atau operasi caesar dan dengan atau tanpa intervensi terencana.
Sebagai bagian dari Australian Birth Trauma Awareness Week, ABTA meminta perempuan dan para orangtua untuk berbagi cerita mereka baik dalam rekaman video atau narasi tertulis. Korban trauma pasca persalinan ini juga diajak untuk menggunakan hashtag "#ABTA2018" dan "#yourstorymatters".
Kedua hashtag ini sangat kuat karena ini adalah kisah trauma saat persalinan yang dialami banyak perempuan. Bukan sekedar rengakan dan keluhan, ini adalah kisah nyata. Bukan untuk mencari pehatian, tapi ini cara para perempuan untuk saling menguatkan dan berbagi pengalaman.
Setiap hari selalu ada orang yang melahirkan.
Terlepas dari peningkatan risiko inkontinensia pascapersalinan, kira-kira setengah dari mereka yang lahir melalui persalinan normal akan mengalami sejenis prolaps organ panggul.
Penggunaan forceps menyajikan risiko khusus untuk avulsi lantai panggul (ketika otot panggul jauh dari tulang, menyebabkan kerusakan permanen), namun kurangnya pendidikan di sekitar pilihan kelahiran dan "apa yang terbaik" berarti masih sering dianggap lebih baik untuk keadaan darurat. intervensi caesar.
Sementara forceps merupakan alat bantu persalinan atau sebuah alat bantu melahirkan, yang berbentuk sepasang sendok besar dengan cara kerja mirip seperti tang. Alat ini berfungsi menjepit kepala bayi dan menariknya keluar dari jalan lahir.
Kurangnya ruang yang tersedia bagi kita yang telah melahirkan untuk menceritakan kisah kita secara jujur dan tanpa permintaan maaf adalah penting. Hal ini bisa jadi menyisakan trauma saat persalinan dan efeknya sangat besar pada hari-hari selanjutnya.
Berikut beberapa kisah yang diunggah melalu instagram beberapa orang Mama yang memiliki trauma dan perjuangannya masing-masing.
