Lantas, apa saja jenis KB yang aman bagi ibu menyusui? Berikut beberapa pilihan kontrasepsi yang dapat Mama pilih:
Salah satu pilihan KB untuk ibu menyusui, yaitu IUD. Bagi Mama yang belum tahu, IUD adalah plastik berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah pembuahan.
Ada dua pilihan KB IUD yang bisa ibu menyusui pilih. Pertama, IUD hormonal yang mengandung progestin. Kedua, IUD non-hormonal.
IUD hormonal biasanya dapat memengaruhi produksi ASI sehingga IUD non-hormonal dinilai lebih aman untuk ibu menyusui.
Mini pil juga bisa menjadi pilihan KB untuk ibu menyusui. Jenis kontrasepsi yang satu ini dinilai sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Namun, Mama perlu mengonsumsinya setiap hari di jam yang sama agar kerjanya optimal.
Biasanya, setiap kemasan mini pil terdiri dari 28 kapsul yang wajib dikonsumsi per hari dan dihabiskan. Dalam setiap kemasannya, terdiri dari 21 pil berisi hormon dan 7 pil lainnya tanpa hormon.
Pilihan kontrasepsi lainnya untuk ibu menyusui adalah implan yang dipasang di bawah kulit pada lengan bagian atas.
Jenis KB yang satu ini mengandung hormon progesteron dan efektif untuk mencegah kehamilan hingga tiga tahun lamanya.
KB implan akan sangat cocok bagi Mama yang merasa tidak nyaman ketika menggunakan KB IUD, yang perlu dimasukkan ke bagian rahim.
Sesuai dengan namanya, jenis KB ini yang diberikan melalui suntikan. Umumnya, disuntikan pada bagian bokong atau lengan setiap tiga bulan sekali.
Jenis KB suntik ini tidak akan mengganggu produksi ASI selama proses menyusui karena hanya mengandung hormon progresteron.
Meski begitu, ibu menyusui yang menggunakan KB suntik akan sulit mengembalikan masa suburnya. Diperkirakan, Mama baru bisa mengembalikan masa subur setelah satu tahun pemakaian KB suntik.
Tidak hanya digunakan oleh laki-laki, kondom juga ada yang diperuntukkan bagi perempuan, lho.
Kondom tersebut digunakan sebagai pemakaian internal. Jadi, dimasukkan ke dalam bagian vagina. Kondom untuk perempuan ini berbentuk seperti cincin yang harus dipasang di dalam vagina selama tiga minggu.
Cincin atau kondom vagina biasanya mengandung hormon estrogen dan progesteron sehingga bisa memengaruhi produksi ASI.