10 Kejadian yang Bisa Terjadi saat Melahirkan, BAB Salah Satunya!

Dari buang air besar, muntah hingga persalinan lebih cepat

4 Juli 2022

10 Kejadian Bisa Terjadi saat Melahirkan, BAB Salah Satunya
Pexels/vidalbalielojrfotografia

Kelahiran menjadi salah satu peristiwa yang tidak dapat diprediksi. Misalnya, buang air besar saat melahirkan dan sebagainya.

"Melahirkan adalah hal paling alami yang dapat dilakukan oleh tubuh, dan apa pun yang dilakukan tubuh selama prosesnya tidak ada yang perlu merasa malu," ujar Jane Martin, dokter Obgyn yang dikutip dari The Bump.

Lantas apa saja hal yang bisa terjadi selama melahirkan? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. Buang air besar saat melahirkan

1. Buang air besar saat melahirkan
Pexels/Pixabay

Hal yang bisa terjadi saat melahirkan adalah buang air besar. Ketika hampir melahirkan, biasanya bidan dan tenaga kesehatan akan mengecek seberapa besar pembukaan yang terjadi. 

Salah satu hal yang bisa terjadi selama melahirkan adalah buang air besar. Namun, sayangnya ini menjadi salah satu ketakutan terbesar ibu hamil saat melahirkan.
 
"Ketika melahirkan dan buang air besar ketika itu berarti kita mendorong menggunakan otot yang tepat. Sebab banyak ibu hamil yang melahirkan dan mendorong dengan otot dan tenaga yang tidak efektif," tutur Jane Martin.

2. Mual dan muntah

2. Mual muntah
Pexels/Jonathan Borba

Mual dan muntah juga bisa terjadi selama persalinan. Hal ini bisa dialami ibu melahirkan terutama saat akan mendorong bayi keluar.

"Ketika perempuan mendapat epidural, mereka bisa mengalami penurunan tekanan darah yang menyebabkan muntah," kata Sherry Ross, MD, seorang ahli kesehatan Obgyn di Pusat Kesehatan Saint John di Santa Monica, California.

3. Kencing tanpa disadari

3. Kencing tanpa disadari
Freepik/wavebreakmedia-micro

Hal ini bisa terjadi dan wajar jika kehilangan kontrol kandung kemih pasca melahirkan. Hal ini bisa terjadi karena selama persalinan, vagina dan otot-otot dasar panggul bisa terentang.

Ketika mereka mulai mengencang lagi, kemungkinan kencing tanpa disadari ini bisa terjadi. Selain itu, jika ibu melahirkan mendapatkan epidural, untuk sementara bisa tidak dapat merasakan bahwa kandung kemih penuh.

4. Pecahnya kantung ketuban selama persalinan

4. Pecah kantung ketuban selama persalinan
Freepik/DCStudio

Sekitar 10 persen ibu melahirkan mengalami pecahnya kantung ketuban sebelum persalinan. Untuk orang lain hal itu terjadi selama persalinan, baik secara alami atau dengan bantuan dari dokter.

Jika air ketuban pecah dengan sendirinya, bisa hanya sekedar tetesan atau rembesan yang banyak. 

Editors' Pick

5. Kentut tidak disadari

5. Kentut tidak disadari
Freepik/DCStudio

Beberapa ibu hamil memroduksi lebih banyak gas perut ketika hamil. Hal itu bisa bertambah parah ketika mereka mendekati hari persalinan.

Jane Martin mengatakan ini adalah bagian dari persalinan yang wajar. Sehingga jangan merasa malu jika memang kentut saat akan melahirkan. 

Apalagi ibu hamil yang mendapatkan suntik epidural yang tidak merasakan perut kentut sama sekali.

6. Pendarahan Postbirth

6. Pendarahan Postbirth
Pixabay/Nicci Coertze-Kruger

Pendarahan adalah peristiwa alami yang bisa terjadi selama persalinan. Ini mungkin bisa menjadi momen yang sangat berat, karena bisa tidak dapat diprediksi.

Dikutip dari The Bump hal ini normal terjadi jika berlangsung kurang dari 6 minggu. Sementara periode ini, hindari menggunakan tampon dan persediaan pada bantalan yang sangat tebal dan penyerap.

7. Persalinan lebih cepat

7. Persalinan lebih cepat
Freepik/DCStudio

Persalinan dini atau lebih cepat merupakan proses kelahiran kurang dari tiga jam setelah kontraksi datang. Banyak ibu yang mengira persalinan dini sebagai hal yang positif, tapi ternyata tetap punya risiko lho, Ma.

Salah satu permasalahan yang akan dihadapi oleh ibu hamil adalah adanya risiko robeknya serviks dan vagina, pendarahan dari rahim atau vagina, hingga risiko infeksi pada bayi karena persalinan yang tak steril. 

8. Robeknya vagina

8. Robek vagina
Pexels/Jonathan Borba

Robeknya Perineum atau daerah antara vagina dan anus yang saat persalinan merupakan hal yang normal. Sebab lubang vagina ini tidak cukup untuk mengeluarkan bayi. 

Ternyata sekitar 90 persen perempuan mengalami robekan vagina selama persalinan, tapi kadang robekan tersebut tak cukup untuk mengeluarkan bayi. 

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin harus melakukan episiotomi yang merupakan sayatan bedah untuk memperbesar lubang vagin. Sebab dalam beberapa kasus bahu bayi terjebak di belakang tulang panggul ibunya sehingga sulit untuk keluar.

9. Robeknya rektum

9. Robek rektum
Pexels/Jonathan Borba
Ilustrasi persalinan caesar

Robeknya rektrum terjadi saat pembukaan keempat yakni ketika kita sudah siap mendorong bayi keluar. Namun, kondisi ini akan sangat menyakitkan bagi para ibu. 

Oleh karenanya untuk mengurangi robekan yang berlebihan, kita bisa mengompres perineum dengan air hangat selama persalinan dan juga melakukan pijatan.

Pijatan perineum umumnya dilakukan untuk membantu mencegah robeknya saat persalinan normal. Sering memijat pangkat vagina dengan minyak atau pelumas berbahan dasar air bisa melembutkan jaringan sehingga lebih kenyal dan meningkatkan fleksibilitasnya.

10. Retensi plasenta

10. Retensi plasenta
Pexels/Jonathan Borba
joker with card

Setelah melahirkan, kita mungkin berpikir prosesnya sudah selesai. Tapi ternyata belum, lho. Biasanya setelah melahirkan ibu akan mengalami kontraksi, karena tubuh perlu mengeluarkan plasenta dari rahim.

Kontraksi ini juga diperlukan untuk mengurangi jumlah pendarahan pasca melahirkan. Keluarnya plasenta sering terjadi dengan sendirinya dalam 30 menit pasca melahirkan.

Karena plasenta ini biasanya terpisah dari dinding rahim dan didorong keluar dengan kontraksi. Proses ini dinamakan retensi plasenta.

Itulah tadi hal yang bisa terjadi selama melahirkan dan kadang tidak terduga. Proses ini terbilang sakral dan segala kemungkinan bisa terjadi. 

Baca juga:

The Latest