Minum Rumput Fatimah, Ibu Muda Kehilangan Bayinya saat Melahirkan

Tak hanya kehilangan bayi, Ibu ini juga harus jalani prosedur pengangkatan rahim

11 Oktober 2023

Minum Rumput Fatimah, Ibu Muda Kehilangan Bayi saat Melahirkan
Freepik
Ilustrasi

Kisah pilu dialami seorang Ibu muda berusia 23 tahun. Ia mengalami perdarahan atau ruptur uteri dan kehilangan bayinya, akibat minum air rendaman rumput fatimah saat kandungannya memasuki usia 41 bulan.

Cerita ini diungkap langsung oleh dokter Intan Rachmita, dokter jaga yang saat itu menangani kasus tersebut. Melalui video TikTok berdurasi kurang lebih empat menit, dokter Intan @dr.intanrachmita pada Jumat (13/10/2023) menyebut bahwa Ibu tersebut mengalami ruptur uteri akibat mengonsumsi air rendaman rumput fatimah.

Rumput fatimah merupakan tanaman herbal yang sejak dahulu dipercaya bisa melancarkan persalinan. Namun faktanya, menurut dokter Intan, rumput fatimah mengandung sejumlah hormon yang justru bisa memicu terjadinya kontraksi rahim. Di mana dalam kadar tertentu, rumput fatimah justru bisa membahayakan kondisi Ibu dan janin dalam kandungan.

Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya mengenai Ibu muda yang kehilangan bayinya saat melahirkan, karena minum rumput Fatimah.

Editors' Pick

1. Ibu muda mengalami perdarahan saat hendak melahirkan

1. Ibu muda mengalami perdarahan saat hendak melahirkan
Freepik.com

Cerita ini bermula ketika dokter Intan sedang bertugas sebagai dokter jaga di salah satu rumah sakit di daerah.

Ia mendapati seorang pasien perempuan berusia 23 tahun dengan kondisi kehamilan usia 41 minggu, mengalami perdarahan yang cukup parah. Saat itu, Ibu muda tersebut dalam kondisi tidak sadarkan diri. Sementara hasil pemeriksaan DJJ (Detak Jantung Janin) dari Puskesmas menyatakan bahwa tidak ditemukan detak jantung pada janin.

“Hamil pertama dengan dugaan robek rahim. Jadi saat kita lakukan pemeriksaan luar gitu ya, ada darah yang keluar secara aktif. Ketika bidan melakukan pemeriksaan dalam, itu tidak ditemukan dan tidak teraba permukaan serviksnya itu udah berapa jari,” ungkap dokter Intan.

Saat dicek tekanan darah, hasil menunjukkan 90/60. Di mana ini berarti Ibu tersebut mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah. Di saat yang bersamaan, darah keluar dengan ukuran yang besar. Bahkan dokter Intan mengibaratkan ukuran gumpalan darah yang keluar sebesar bola tenis.

2. Sempat minum air rendaman rumput fatimah

2. Sempat minum air rendaman rumput fatimah
Freepik/drobotdean

Awalnya dokter dan tim medis menduga Ibu tersebut mengalami ruptur uteri atau robek rahim. Namun setelah dicari tahu, pihak keluarga mengungkapkan bahwa Ibu yang tidak sadarkan diri tersebut sempat minum air rendaman rumput fatimah.

“Saat itu, si Ibu itu ditemani oleh Ibu kandungnya dan suaminya. Kita curiga Ibunya mengalami ruptur uteri atau rahimnya itu robek. Kita mencari tahu, menggali lebih dalam ke keluarganya. Apakah ada trauma sebelumnya atau kecelakaan atau tindakan yang dilakukan sehingga muncul perdarahan. Kemudian si Ibu (orangtua kandunganya) bercerita kalau suatu hari sebelumnya, si Ibu hamil yang tidak sadarkan diri itu dia diberikan air rendaman rumput fatimah,” kata dokter Intan.

Saat dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter kandungan, dinyatakan bahwa janin dalam kandunganya sudah meninggal dunia. Sementara Ibu muda tersebut harus menjalani perawatan di ruangan ICU selama 7 hari dan terpaksa dilakukan prosedur pengangkatan rahim. Ini terjadi karena kondisi rahimnya sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

3. Rumput fatimah bisa sebabkan kontraksi hebat yang memicu perdarahan

3. Rumput fatimah bisa sebabkan kontraksi hebat memicu perdarahan
Freepik

Dokter Intan menjelaskan bahwa rumput fatimah merupakan suatu tanaman herbal yang sudah sejak lama dipercaya bisa melancarkan proses persalinan. Di dalam rumput fatimah terkandung hormon oksitosin dan hormon prolaktin.

Faktanya, kedua hormon tersebut bisa berisiko meningkatkan kontraksi rahim. Kontraksi rahim yang berlebihan bisa memicu terjadinya robek rahim. Serta meningkatkan risiko hipoksia pada janin, hingga janin tidak mendapat suplai oksigen yang cukup.

“Pemberian oksitosin yang tidak bisa diukur kadarnya atau tidak terukur kadarnya atau lebih besar dari kadar yang seharusnya diberikan, itu bisa meningkatkan hiperkontraksi rahim. Kontraksi yang berlebihan dari rahim itu meningkatkan risiko robeknya rahim. Selain itu kontraksi yang berlebihan pada rahim juga dapat meningkatkan hipoksia. Jadi janin tidak dapat suplai oksigen yang cukup. Nah inilah yang terjadi pada pasien tersebut,” tambahnya.

Dari kejadian ini, dokter Intan mengingatkan bahwa pemberian rumput fatimah berapapun jumlahnya akan sangat berbahaya untuk Ibu hamil yang hendak melahirkan.

Tentu akan lebih bijak jika Mama menunggu hingga waktu persalinan tiba. Jika sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir) namun belum ada tanda persalinan, sebaiknya segera konsultasikan diri ke dokter.

Baca juga:

The Latest