Reka Adegan Persalinannya Viral, Video TikTok dr. Kevin Samuel Dikecam

dr. Kevin dianggap melanggar Kode Etik Kedokteran

19 April 2021

Reka Adegan Persalinan Viral, Video TikTok dr. Kevin Samuel Dikecam
Pexels/Negative Space

Akhir pekan kemarin, sejak Jumat (16/4/2021), akun TikTok milik dr. Kevin Samuel ramai dibicarakan masyarakat. Bukan hanya dikomentari, konten video TikTok nya bahkan menuai kontroversi dan kecaman.

Akibat video reka adegan proses persalinan berdurasi 15 detik yang kini sudah dihapus tersebut, dr. Kevin menjadi viral dan menjadi bahan perbincangan dengan beragam kecaman. Pasalnya, ia menampilkan konten video berisi pengalamannya dalam menangani persalinan dengan ekspresi yang terkesan melecehkan.

Lalu apa saja kecaman yang diterima akibat video TikTok dr. Kevin Samuel tersebut?

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. Menuntut IDI untuk mencabut SIP dr. Kevin

1. Menuntut IDI mencabut SIP dr. Kevin
Unsplash/Online Marketing

Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (KOMPAKS) dalam pernyataan sikapnya yang disampaikan melalui akun Instagram @poppydihardjo menuntut IDI untuk mencabut SIP dan keanggotaan IDI dr. Kevin. Menurut mereka konten video tersebut sama saja menjadi bagian dari kekerasan berbasis gender siber (KGBS) yang menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan meningkat 375% selama masa pandemi di Tahun 2020.

Editors' Pick

2. Melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia

2. Melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia
Pexels/Pixabay account

Masih dilansir dari penyataan sikap KOMPAKS, video dr. Kevin yang menunjukkan pengalaman pemeriksaan pembukaan saat proses persalinan yang bernada candaan bernuansa seksual, dianggap telah melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia, di antaranya:

Pasal 1: Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.

Pasal 2:  Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.

Pasal 8: Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Selain ketiga pasal tersebut, KOMPAKS juga menganggap dr. Kevin melanggar sumpah dokter dan hak pasien yang dilindungi dalam UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32 (ayat c, d, dan e).

3. Video tersebut bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat

3. Video tersebut bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat
Unsplash/National Cancer Institute

Dalam keterangan selanjutnya, KOMPAKS menyayangkan aksi dr. Kevin dalam video tersebut karena tayangan videonya dianggap tidak sensitif terhadap situasi dan pengalaman pasien perempuan saat menghadapi persalinan dan melalukan pemeriksaan transvaginal, dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan reproduksi, dan bisa berdampak pada kesehatan ibu melahirkan.

Perlu diketahui bahwa saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2015, ada 305 kematian ibu dari 100.000 kelahiran. Jumlah tersebut tentu saja masih menjadi tantangan tersendiri.

4. Majelis Kode Etik Kedokteran akan memanggil dr. Kevin

4. Majelis Kode Etik Kedokteran akan memanggil dr. Kevin
Pexels/Negative Space

Dalam akun twitternya, dr. Tirta menyampaikan bahwa MKEK akan memanggil dr. Kevin untuk dimintai keterangan. MKEK juga diketahui akan mengeluarkan fatwa etik kedokteran yang mengatur aktivitas bermedia sosial bagi para dokter di Indonesia.

Dokter Tirta juga ikut berkomentar, menurutnya aksi yang dilakukan dokter yang masih berstatus magang tersebut bisa menurunkan kepercayaan para perempuan terhadap dokter obgyn, terutama dokter laki-laki.

“Dokter itu melekat. Jika melakukan atau membuat konten, berpikirlah impactnya. Apakah ini merendahkan pasien atau tidak? Merugikan teman sejawat atau tidak?

Nah, itulah informasi terkait kecaman video TikTok dr. Kevin Samuel. Redaksi Popmama.com telah mencoba menghubungi IDI namun hingga berita ini ditayangkan, pihak IDI belum memberikan tanggapannya. Semoga tidak ada lagi kejadian tersebut ya, Ma. Semoga kejadian ini juga tidak mengurangi kepercayaan mama untuk memeriksakan diri ke dokter karena tidak semua dokter memiliki sikap seperti tersebut kok, Ma.

Baca juga:

The Latest