Awas, Ini Bahaya Shisha untuk Ibu Menyusui
Merokok shisha cukup terkenal di Indonesia
6 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Shisha adalah metode merokok asal Timur Tengah. Merokok shisha berbeda dengan rokok tembakau atau rokok elektrik.
Merokok shisha membutuhkan tabung berisi air, mangkuk, pipa, dan selang. Tabung tersebut digunakan sebagai pemanas tembakau, bahkan bisa ditambah perasa atau aroma buah-buahan.
Merokok shisha cukup terkenal di Indonesia, walaupun metode tersebut tidak jauh berbeda dengan rokok tembakau biasa. Perbedaan mendasar dari rokok shisha dan rokok tembakau adalah asap dari tembakau didapat dari dalam tabung, lalu dihirup melalui selang.
Lantas, bolehkah ibu menyusui merokok shisha? Pasalnya, selama ini beredar mitos bahwa merokok shisha tidak berbahaya karena semua racun dalam tembakau sudah diserap oleh air.
Berikut penjelasan dari Popmama.com mengenai tingkat keamanan merokok shisha untuk ibu menyusui.
Kandungan Rokok Shisha
Pada dasarnya, rokok shisha juga mengandung tembakau seperti rokok biasa. Tembakau pada rokok shisha juga mengandung berbagai macam zat beracun seperti nikotin, karbon monoksida, tar, arsenik, dan timah.
Itulah sebabnya, merokok shisha tidak jauh berbeda dengan merokok tembakau biasa.
Editors' Pick
Merokok Shisha Lebih Berbahaya
Penelitian bahkan menyebut bahwa asap yang dihasilkan rokok shisha lebih beracun daripada asap rokok tembakau. Apabila Mama merokok shisha itu sama dengan merokok 40 sampai 400 batang rokok biasa. Itu semua tergantung berapa lama Mama menghirup shisha tersebut.
Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa tar dalam shisha setara dengan 25 batang rokok tembakau. Sementara, karbon monoksida yang dihasilkan rokok shisha setara dengan 11 batang rokok tembakau.